Hari pernikahan harusnya menjadi momen yang sangat di tunggu serta membahagiakan.
Namun hal itu berbanding terbalik dengan apa yang di rasakan Ivana Faderica dan Gevariel Marcio.
Ivana mendapatkan sebuah penghianatan di hari pernikahannya, sedangkan Gevariel pun di tinggal sang kekasih tepat beberapa jam sebelum pernikahannya di langsungkan.
Seolah di pertemukan oleh takdir sehingga Gevariel pun menawarkan sebuah kesepakatan pada Ivana demi menyelamatkan reputasi serta nama baik keluarganya dengan imbalan pemuda itu mau membantu Ivana membalaskan dendamnya.
Apakah nantinya mereka dapat melewati hari-hari sebagaimana pasangan suami istri pada umumnya?
Dapatkan mereka saling jatuh cinta dengan seiring berjalannya waktu?
Ikuti kisah mereka berdua dengan adanya sedikit aksi balas dendam, air mata serta rasa suka cita...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
❤️ Happy Reading ❤️
Malam ini Ivana dan Geva memutuskan untuk berjalan-jalan menikmati indahnya pulau Dewata di malam hari.
Karena ini adalah kali pertama Ivana ke sana...Geva juga mengajak Ivana untuk berburu kuliner khas sana, apalagi ini adalah malam terakhir mereka ada di sana.
Besok sore mereka akan bertolak kembali ke kita asal mereka.
Sudah banyak pekerjaan yang menumpuk menanti Geva di perusahan, begitu pula dengan Ivana.
''Capek?'' tanya Geva saat mereka berdua telah kembali ke resort.
''Sedikit.'' jawab Ivana dengan jujur. ''Tapi semua itu terbayar lunas dengan sajian makanan serta keindahan yang aku nikmati.'' sambungnya lagi.
''Mendingan kamu bersih-bersih gih terus istirahat.''kata Geva.
''He'em.'' jawab Ivana yang tanpa basa basi langsung beranjak dari duduknya.
❤️
''Kamu gak ada kerjaan?'' tanya Ivana yang mendapati Geva yang tiba-tiba ada di sebelahnya.
''Enggak.'' jawab Geva dengan pandangan lurus kedepan menikmati pemandangan indah yang tersaji di depan matanya.
Saat ini mereka berdua sedang berdiri di teras bagian belakang resort yang mereka berdua tempati.
''Mau jalan-jalan lagi gak?'' tanya Geva. ''Mumpung kita masih ada di sini.'' sambungnya.
''Boleh.'' jawab Ivana dengan semangat sambil menolehkan kepalanya ke arah Geva.
''Siap-siap gih...langsung kita berangkat, sekalian nanti kita cari sarapan di luar.'' kata Geva.
Tak membutuhkan waktu lama untuk Ivana bersiap, karena dirinya hanya butuh merapikan rambutnya yang berantakan terkena angin serta mengambil tas yang sudah berisikan ponsel serta dompet miliknya.
''Em mas bisa gak setelah sarapan ini kita ke tempat yang menjual berbagai oleh-oleh khas sini?'' tanya Ivana saat mereka berdua selesai menikmati menu sarapan pagi di sebuah restoran khas Bali.
''Iya.'' jawab Geva.
Ivana tampak bersemangat begitu mereka berdua berada di pusat oleh-oleh, Ivana membeli beberapa souvernir untuk di bawanya pulang nanti.
''Banyak banget?'' tanya Geva saat melihat troli yang Ivana sedih penuh dengan berbagai macam oleh-oleh.
''Ya kan buat pak Rafael, Mela, mama juga para art dan satpam rumah.'' jawab Ivana. ''O iya buat pak Bobi juga.'' sambungannya lagi.
''Kayaknya kita perlu beli satu koper lagi buat bawa semua barang ini.'' kata Geva lagi.
''Ah iya ya...'' kata Ivana terkejut, karena pikirannya sama sekali tak sampai di sana. ''Maaf...atau kalau enggak kita kurangi aja '' ucap Ivana.
''Eeiith gak usah.'' kata Geva dengan tangan memegang tangan Ivana yang hendak mengambil barang dari dalam troli dan meletakan kembali ketempat semula.
''Eh gak usah.'' kata Geva.
''Tapi kan kita gak ada banyak tempat untuk menyimpan ini semua.'' lirih Ivana.
''Seperti kataku tadi, kita akan membeli satu koper lagi untuk mengemas semua ini.'' sahut Geva yang tak ingin istrinya semakin merasa bersalah.
''Maaf ya s kalau aku selalu merepotkan.'' ucap Ivana.
''Kamu itu ngomong apa to Vi...Vi...'' sahut Geva. ''Kita itu suami istri jadi kamu gak perlu ngomong seperti itu...aku gak suka.'' kata Geva lagi.
❤️
Pukul setengah sembilan malam mereka berdua sampai di kediaman Marcio dengan selamat.
''Selamat datang anak-anak mama.'' sambut mama Cecil pada anak dan menantunya.
mama Cecil langsung menghampiri Ivana dan memeluknya.
''Mama kangen.'' ucap mama Cecil seusai mengurai pelukannya.
''Cih sebenarnya anak mama itu siapa sih...kok jadi Geva yang di cuekin.'' protes Geva yang membuat mama Cecil dan Ivana juga papa Geri tersenyum.
''Sudah sini son biar papa yang peluk kamu.'' kata papa Geri pada akhirnya.
''Bagaimana sayang liburannya?'' tanya mama Cecil sambil mereka jalan berdampingan untuk masuk ke dalam rumah.
''Menyenangkan ma...sangat-sangat menyenangkan.'' jawab Ivana dengan sangat antusias.
''Terus bagaimana? oleh-oleh pesanan mama di bawa gak?'' tanya mama Cecil.
''Oleh-oleh...pesanan?'' kata Ivana dalam hati dengan pikirannya yang berusaha sangat keras mengingat pesanan yang di maksud oleh mama Cecil.
''Apa ya ma?'' tanya Ivana. ''Maaf Ivi lupa ma...apa pesanan mama.'' ucapnya lagi dengan penuh penyesalan. ''Tapi Ivana banyak bawa oleh-oleh kok ma...sampai satu koper, nanti mama bisa memilih pa yang mama mau.'' sambungnya lagi.
''Ya ampun Ivana.'' kata mama Cecil dengan tangan yang menepuk keningnya. ''Maksud mama itu apa sudah ada tanda-tanda cucu mama akan segera hadir?'' tanya mama Cecil.
''Oh ini toh yang di maksud...cucu.'' batin Ivana. ''Tunggu-tunggu apa tadi...cucu.'' jerit Ivana dalam hati begitu sadar dengan apa yang di katakan oleh mama Cecil.
''Jado gimana?'' tanya mama Cecil lagi.
''Eh itu ma...em...maaf...'' cicit Ivana pada akhirnya.
''Ya sudah gak apa-apa...yang penting sudah berusaha, kita harus sabar menunggu hasilnya.'' kata mama Cecil. ''Dan nampaknya kalian berdua harus lebih keras lagi berusaha.'' sambungnya lagi.
Sebenarnya mama Cecil pernah tak sengaja mendengar tentang kesepakan yang putranya lakukan, tapi dirinya lebih memilih pura-pura tak tau karena dia yakin kalau putranya itu bakal bisa takluk di tangan Ivana.
Mama Cecil lebih setuju Geva dengan Ivana di bandingkan dengan Rosa.
''Maafkan aku ma.'' gumam Ivana dalam hatinya.
''Sekarang kalian berdua istrirahat gih, besok aja bagi-bagi oleh-olehnya.'' kata mama Cecil. ''Mama sama papa juga mau istirahat.'' sambungnya lagi.
''Iya ma...selamat malam.'' ucap Ivana.
''Selamat malam sayang.'' balas mama Cecil.