Aurora terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada di dunia asing yang begitu indah, penuh dengan keajaiban dan dikelilingi oleh pria-pria tampan yang bukan manusia biasa. Saat berjalan menelusuri tempat itu, ia menemukan sehelai bulu yang begitu indah dan berkilauan.
Keinginannya untuk menemukan pemilik bulu tersebut membawanya pada seorang siluman burung tampan yang penuh misteri. Namun, pertemuan itu bukan sekadar kebetulan—bulu tersebut ternyata adalah kunci dari takdir yang akan mengubah kehidupan Aurora di dunia siluman, membuatnya terlibat dalam rahasia besar yang menghubungkan dirinya dengan dunia yang baru saja ia masuki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wardha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kekuatan aneh
Cahaya keemasan yang menyelimuti tubuh Aurora semakin terang. Jantungnya berdebar kencang, tetapi entah kenapa, ia tidak merasa takut lagi. Energi hangat dari bulu emas itu mengalir ke seluruh tubuhnya, seperti sesuatu yang selama ini tersembunyi akhirnya terbangun.
Raviel, yang masih bertarung melawan para pemburu, sempat menoleh dan matanya melebar. "Aurora?" gumamnya, seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Para pemburu juga terhenti, menatap Aurora dengan campuran keterkejutan dan ketakutan. Salah satu dari mereka berbisik, "Tidak mungkin, energi itu ... Itu energi Garuda Sejati!"
Aurora sendiri tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi tubuhnya seakan bergerak sendiri. Ia melangkah maju, merasakan bagaimana kekuatan itu mengalir lebih deras. Angin mulai berputar di sekelilingnya, membuat rambut dan pakaiannya berkibar. Tanpa sadar, ia mengangkat tangannya, dan seketika, bulu emas itu bersinar lebih terang, memancarkan cahaya yang menyingkirkan kegelapan di sekitar mereka.
Salah satu pemburu, yang tampaknya pemimpin mereka, menggeram. "Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi!" Dia melompat ke arah Aurora dengan kecepatan luar biasa, tangannya berubah menjadi cakar hitam yang tajam.
Aurora terkejut, tetapi sebelum serangan itu mengenainya, tubuhnya bereaksi sendiri. Sebuah perisai cahaya muncul di depannya, memantulkan serangan itu dan membuat si pemburu terpental jauh.
"Ukh!" pria itu mengerang, matanya membelalak kaget. "Dia bahkan belum sadar akan kekuatannya, tapi sudah bisa melakukan itu?!"
Aurora terengah-engah, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Raviel tiba-tiba muncul di sampingnya, matanya masih dipenuhi keterkejutan, tetapi kali ini ada sesuatu yang lain di dalamnya—pengakuan.
"Kau bukan manusia biasa," katanya pelan. "Kau mungkin ... pewaris kekuatan Garuda yang telah lama hilang."
Aurora menatapnya dengan bingung. "Apa maksudmu? Aku hanya manusia biasa. Aku tidak pernah—"
"Sekarang bukan waktunya untuk penjelasan," Raviel memotongnya. Dia menatap para pemburu yang mulai bangkit kembali dengan ekspresi gelap. "Mereka tidak akan berhenti sampai mendapatkanmu. Kita harus pergi dari sini!"
Aurora menelan ludah, tetapi dia tahu Raviel benar. Apa pun yang terjadi padanya, apa pun kekuatan yang baru saja bangkit dalam dirinya, satu hal yang pasti—hidupnya tidak akan pernah sama lagi.
Dan kini, ia telah menjadi bagian dari dunia siluman, dengan rahasia besar yang harus ia pecahkan.
Raviel menggenggam tangan Aurora dengan erat. "Ikut aku!" serunya. Tanpa menunggu jawaban, dia melompat ke udara, menarik Aurora bersamanya.
Aurora terkejut, tetapi anehnya tubuhnya terasa ringan, seolah angin membantunya melayang. Saat mereka melesat ke atas, sayap emas besar tiba-tiba muncul di punggung Raviel, mengepak kuat dan membawa mereka menembus pepohonan.
Di bawah, para pemburu siluman berteriak marah. Beberapa dari mereka melompat, mencoba mengejar, tetapi Raviel lebih cepat. Dalam sekejap, mereka sudah melewati hutan dan terbang di atas lembah yang luas, dihiasi air terjun dan pegunungan berkilauan.
Aurora masih terengah-engah, tubuhnya dipenuhi adrenalin. "Apa yang sebenarnya terjadi?!" serunya, suaranya hampir tenggelam oleh angin.
"Kau dalam bahaya," jawab Raviel, tatapannya tetap fokus ke depan. "Jika benar kau pewaris kekuatan Garuda, maka mereka tidak akan berhenti mengejarmu."
Aurora mengerutkan kening. "Tapi bagaimana mungkin? Aku hanya manusia biasa!"
Raviel menatapnya sejenak sebelum kembali melihat ke depan. "Kita akan menemukan jawabannya di tempat asal para Garuda."
Aurora terdiam. Sekarang, ia benar-benar sadar—hidupnya telah berubah selamanya.
Dan di depan sana, di balik pegunungan yang menjulang, takdirnya telah menantinya.
Angin berembus kencang saat Raviel terus membawa Aurora melewati langit dunia siluman. Di bawah mereka, hamparan hutan lebat dan lembah berbunga terbentang luas, seperti dunia yang hanya ada dalam dongeng. Namun, meski keindahan itu memukau, Aurora tidak bisa mengabaikan kegelisahan yang terus menghantuinya.
Dia menatap Raviel yang tetap fokus terbang. "Kau bilang kita akan ke tempat asal para Garuda. Di mana itu?"
Raviel tidak segera menjawab. Ia hanya menatap jauh ke depan, ke arah gunung-gunung tinggi yang menjulang di kejauhan. "Kuil Langit," katanya akhirnya. "Tempat para Garuda Agung bersemayam. Jika ada jawaban tentang siapa dirimu, maka itu ada di sana."
Aurora menggigit bibirnya. "Tapi, bagaimana mungkin aku punya hubungan dengan para Garuda? Aku bahkan bukan siluman."
Raviel menatapnya sejenak, lalu kembali melihat ke depan. "Itulah yang harus kita cari tahu."
Mereka terus terbang, meninggalkan hutan dan memasuki wilayah pegunungan. Namun, ketika mereka mulai mendekati puncak yang diselimuti awan keemasan, Aurora merasakan sesuatu yang aneh.
Udara tiba-tiba berubah lebih berat. Angin yang tadinya berembus lembut kini berputar dengan liar, menciptakan pusaran udara yang menghambat perjalanan mereka.
Raviel mengerutkan kening. "Ini tidak benar," gumamnya.
Tiba-tiba, sebuah suara bergema dari balik awan. Suara dalam dan kuat, seolah datang dari makhluk raksasa.
"Pewaris Garuda, kau akhirnya datang."
Aurora menegang. Dari dalam kabut tebal, sosok besar mulai muncul—sesosok burung raksasa dengan bulu berkilauan seperti emas cair. Matanya yang tajam menatap langsung ke arah Aurora, seakan menembus ke dalam jiwanya.
Jantung Aurora berdebar kencang.
Siapa makhluk ini? Dan mengapa dia merasa bahwa kedatangannya telah ditunggu sejak lama?