Dijual oleh Ibu dan Kakak tirinya pada seorang CEO dingin demi untuk menebus rumah yang digadaikan oleh Ibu tirinya dan juga melunasi hutang judi Kakak tirinya. Diandra terpaksa menikah dengan laki-laki kejam bernama Erlangga.
CEO yang begitu terkenal dengan prestasi dan begitu diidamkan banyak wanita itu, selalu berlaku semena-mena pada Diandra, terutama saat diatas ranjang.
Diandra terpaksa bertahan, tetapi bukan karena mencintai Erlan, melainkan karena keluarga barunya yang begitu menyambut baik kedatangan Diandra sebagai menantu. Ditambah lagi, dia tidak punya tempat berteduh kecuali rumah suami kejamnya itu.
Akankah Erlan luluh dan mencintai istrinya Diandra saat kekasih Erlangga yang sesungguhnya datang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delis Misroroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenangan
Sehari sebelum sebuah pernikahan mewah itu terjadi, Erlan menerima kabar begitu mengejutkan. "Apa? Bagaimana bisa kamu lebih memilih karir mu daripada pernikahan kita, Sayang? Kamu tau undangan sudah tersebar dan … dan aku bahkan menentang keluargaku demi menikah denganmu," Erlan terlihat mengeratkan giginya dan mengepalkan tangan karena terkejut sekaligus kesal.
"Sayang … kamu tahu ini hobiku. Hanya dengan begini aku bisa melupakan kejadian-kejadian buruk yang menimpaku. Kamu yang paling tahu itu,"
"Lantas bagaimana dengan pernikahan kita? Kamu mau buat malu aku? Aku bakal jadi trending topik dengan tema CEO terkenal yang gagal menikah?"
"Sayang … please deh! Itu bukan masalah besar. Kamu tinggal cari cewek yang mau dibayar buat jadi istri kamu selama aku di Paris. Setelah aku selesai pemotretan dan fashion show disini, aku akan segera pulang dan menikah denganmu. Gimana? Mudahkan? Aku rasa itu bukan hal sulit untuk seorang Erlan,"
"Terserah kamu,"
Erlan segera menutup panggilan dengan kekasih yang telah bersamanya selama lebih dari lima tahun. Pertemuan tanpa sengaja mereka menumbuhkan benih cinta bahkan banyak yang memuji Cherin karena berhasil menaklukkan hati seorang CEO yang terkenal gila kerja dan begitu dingin terhadap wanita.
Pernikahan mereka berdua hanya tinggal besok dan tiba-tiba Cherin menunda kepulangannya dari Paris untuk menikah dengan Erlan hanya demi karirnya. Padahal rencana itu sudah disusun rapi sejak beberapa bulan lalu.
"Argh …. Sialann …. Brengsekk!" teriak Erlan seraya melempar semua barang yang ada di meja kerjanya. Teriakan itu mengundang Nenek juga Maminya yang sedang bersantai di depan televisi.
"Kenapa tuh si Erlan, ngamuk-ngamuk?" Mami juga Nenek Erlan segera menghampiri Erlan di ruang kerja.
"Astaga …. Erlangga! What's happen? Mau kawin kok marah-marah?" kata Mami Hasna terkejut dengan ruang kerja Erlan yang berantakan.
"Iya, ganggu orang lagi santai aja," sahut Nenek Harni sedikit ketus.
"Pasti ada masalah sama si model majalah dewasa itu, iya kan?" ucap Mami Hasna.
Erlan tidak menjawab. Tentu dia paham jika Mami juga Neneknya itu bicara seperti itu karena memang tidak ada yang setuju Erlan berhubungan dengan Cherin. Bahkan rencana pernikahan Erlan itu semua yang mengatur sekretaris pribadinya, sang Mami tidak mau campur tangan sama sekali.
"Erlan mau pergi dulu!" Erlan segera keluar dari ruang kerjanya dan meninggalkan Mami serta Neneknya tanpa penjelasan apa-apa.
"Diomongin orang tua nggak denger sih!" sinis Mami Hasna saat Erlan begitu saja melewatinya. "Mami harap kamu bisa menikah dengan wanita baik-baik, Er!" teriak Mami Hasna karena Erlan tidak menghentikan langkahnya saat sang Mami begitu sinis padanya seolah tahu apa yang terjadi.
...***...
"Gila … kenapa kamu bawa mereka kemari? Tinggal kasih duit, semua beres!" teriak Erlan setelah sadar dari mabuknya dan mendapatkan laporan dari Jio. Sebelum tiba ke diskotik, Erlan mengirimkan pesan suara pada Jio untuk menjemputnya karena takut dia mabuk. Erlan juga menanyakan bagaimana persiapan pernikahannya.
Jio tentu saja melakukan pekerjaan dengan sangat baik dan persiapan pernikahannya sudah beres. Namun Erlan meminta Jio untuk membatalkan semuanya karena Cherin tidak akan pulang. Tentu saja Jio terkejut dan segera menyusul Erlan ke diskotik.
"Tenang dulu, Tuan! Saya punya rencana yang bagus."
"Rencana bagus?"
"Iya. Saya sudah menyelidiki latar belakang mereka dan saya punya ide agar Tuan tidak malu karena gagal menikah,"
"Maksudnya?"
"Tuan akan menikahi adik dari laki-laki yang Tuan pukul itu. Dia sangat cantik bahkan masih virgin, Tuan." Jio berbisik. Sebelumnya terjadi perkelahian antara Erlan dengan pria asing karena emosi Erlan tidak terkontrol.
Tentu saja tidak akan ada yang tidak frustasi andai wanita yang sangat dicintai tiba-tiba memutuskan untuk membatalkan pernikahan. Begitu pun dengan seorang Erlangga Saputra.
"Gila! Kamu tahu aku hanya mencintai Cherin,"
"Tuan, resepsi pernikahan tinggal besok pagi. Demi menjaga nama baik keluarga anda, Tuan harus melakukannya. Saya yakin wanita ini akan disukai oleh Nyonya Hasna dan Nyonya Besar, Tuan," bujuk Jio membuat Erlan mengangkat satu alisnya.
Dia pun terdiam sejenak dan memikirkan rencana brilian yang Jio ajukan.
"Begitukah?" tanya Erlan menatap Jio yang langsung mengangguk kepala untuk meyakinkan sang Tuan.
"Iya, Tuan. Setelah Nona Cherin kembali, Tuan bisa menceraikan wanita ini atau … itu terserah Tuan kedepannya. Saya akan mengatur semuanya, tapi Tuan harus mengeluarkan uang sebanyak satu juta dollar,"
"Terserah. Lakukan jika itu memang baik." Akhirnya kesepakatan itu pun terjadi.
...***...
"Cium … cium … cium …." Teriakan tamu undangan membuat Erlan meragu, tetapi dia memang harus mencium wanita di depannya sebagai tanda bahwa mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
"Menurut lah dan tersenyum setelah aku menciummu," kata Erlan segera meraih tengkuk Diandra dan memberikan ciuman singkat, tetapi lain halnya dengan Diandra yang juga menangkup kedua pipi Erlan dan membalas ciumannya layaknya seorang pasangan kekasih yang saling mencintai.
Erlan terkejut, tetapi wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Bibir yang lembut dan terasa manis membuat Erlan terpaku beberapa detik. Diandra pun kembali menatap para tamu undangan dan melebarkan senyumannya setelah kedua mempelai itu berciuman.
"Sialann … kenapa ciumannya begitu manis. Bibirnya sangat lembut dan tiba-tiba dadaku berdebar tadi. Selama melakukan dengan Cherin, nggak pernah seperti ini," batin Erlan menatap wajah Diandra yang begitu cantik dengan gaun pengantin yang seharusnya dipakai oleh Cherin.
"Kenapa, Tuan? Apakah ciuman saya sangat nikmat?" Diandra sadar sedang diperhatikan oleh suaminya. Dia melirik sekilas Erlan yang tiba-tiba salah tingkah karena ketahuan memperhatikan wajah cantik Diandra.
"Kaku sekali. Kamu kurang mahir dalam berciuman. Mau aku ajari bagaimana cara berciuman yang nikmat?" jawab Erlan seraya menyunggingkan senyum.
"Ck! Benarkah demikian? Harap dimaklumi karena ini ciuman pertama saya, Tuan. Jika bukan karena keluarga Anda menyambut hangat kedatangan saya, pasti saya tidak akan melakukan hal bodoh itu. Lihatlah mereka begitu bahagia melihat kita berdiri disini. Saya merasa punya keluarga baru yang akan menyayangi saya ditengah hancurnya hati saya," ucap Diandra langsung mengubah raut wajahnya yang bahagia menjadi menyedihkan.
Namun dia tahu jika banyak mata sedang melihatnya, jadi Diandra terpaksa kembali melebarkan senyum.
"Sepertinya Jio benar. Wanita ini baru saja datang, tapi Mami juga Nenek langsung menyukainya," batin Erlan yang mengikuti pandangan Diandra.
Tidak bisa dipungkiri jika kedua mata Diandra memancarkan rasa sedih yang mendalam. Namun Erlan memilih masa bodoh karena dia sudah mengeluarkan uang banyak demi menjaga nama baiknya juga keluarga.
"Kalau anda tidak suka, langsung ceraikan saya setelah pesta pernikahan ini, Tuan. Saya rela dan saya berjanji akan membayar satu juta dollar yang anda keluarkan untuk membeli saya," lirih Diandra mengejutkan Erlan.
........
𝐤𝐥𝐨 𝐚𝐪 𝐝𝐥𝐮 𝐡𝐛𝐬 𝐤𝐮𝐫𝐞𝐭 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝟑𝐛𝐥𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚
𝐲𝐠 𝐩𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐞𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐪 𝐠𝐤 𝐧𝐠𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐥𝐨 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐮𝐝𝐚 𝐭𝐮 𝐠𝐤 𝐛𝐥𝐡 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐩𝐞𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐠𝐢 𝐮𝐬𝐢𝐪𝐮 𝐣𝐠 𝐦𝐬𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟐 𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐢𝐨𝐦𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐢𝐬𝐭𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟑 𝐛𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐨𝐯𝐮𝐦 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐧𝐢𝐧 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐝 𝐝𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐪𝐮 𝐡𝐧𝐲 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐧𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐲𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐢𝐫 𝐤𝐞𝐭𝐮𝐛𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚