Yasmin, janda muda dan cantik harus menerima jadi istri simpanan seorang pria kaya dan sudah beristri. Berawal dari pertemuan tak sengaja Reynald dengan Yasmin yang tak lain adalah karyawannya sendiri di dalam lift perusahaannya. Reynald tertarik pada pandangan pertama dan setelah ditelusuri Yasmin ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai wanita panggilan.
Reynald merupakan seorang pengusaha di bidang properti dan real estate. Ia memiliki seorang istri cantik dengan segala kegiatannya sebagai sosialita. Hidup bergelimang harta membuat Aurel lupa diri hingga terlibat perselingkuhan dengan pria lain, hal itulah yang membuat Reynald perlahan mencari pelarian untuk melayani hasrat sexnya. Sedangkan Yasmin menerima jadi istri simpanan untuk memenuhi semua kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.
Apakah pernikahan Yasmin dengan sang BOS bisa terendus? Dan apakah pernikahan mereka berdua murni karena *** semata?
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Jayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Yasmin berangkat ke kantor bersama Reynald, seperti biasa dia turun di persimpangan jalan setelah melewati debat kusir dengan suaminya dan setelah membujuk Reynald habis-habisan untuk masuk kantor. Beruntung Reynald memiliki stock sabar yang tak terbatas untuk Yasmin, pada akhirnya Reynald mengalah dan membiarkan Yasmin kembali masuk.
Baru tiba di kantor, Yasmin sudah jadi objek tatapan sinis para karyawan di sana. Mereka semua sudah tahu apa yang telah terjadi padanya kemarin dan gosip mudah menyebar bagaikan angin berembus kencang.
"Yasmin." Sani dan Dina bergegas menghampiri Yasmin yang berjalan santai tidak peduli dengan tatapan orang-orang padanya. Walaupun hatinya ketar-ketir tak karuan.
Pemandangan pagi ini sungguh bejubel seperti kerumunan orang-orang yang sedang menanti selebritis favoritnya berjalan di red karpet. Bedanya, mereka tidak berteriak histeris. Mereka hanya memandang dengan mimik wajah jijik dan seperti merendahkan.
"Aku kira kamu gak masuk," ucap Sani yang ikut menghela Yasmin melewati kerumunan orang-orang yang hanya tahu masalahnya tanpa tahu kejadian sebenarnya seperti apa.
"Yas, padahal kamu istirahat saja di rumah. Lihat deh orang-orang itu bikin malu Hartawan Grup saja. Mereka cuma men judge tanpa tahu masalahnya apa." Dina ikutan geram, dia meninjukan tangannya ke udara. Ketiganya masuk lift dan mengembuskan napas lega bisa keluar dari kerumunan orang-orang bedebah yang bisa terprovokasi.
"Maaf ya, kalian harus ikutan kena masalah. Padahal kalian gak usah belain aku loh." Yasmin jadi ikutan tidak enak hati telah melibatkan kedua teman dekatnya, bila ditelisik kedua raut wajah Sani dan Dina berbeda dari biasanya.
"Kalian sedang menyembunyikan sesuatu dariku?" Yasmin menatap Sani dan Dina bergantian.
"Yas, sorry sebenarnya,-"
TIIINNGG..
Lift berdenting.
Ucapan Sani terhenti tak kala pintu lift terbuka, ketiganya harus menjeda dulu pembicaraan mereka setelah sampai di divisi marketing dan kembali Yasmin jadi bulan-bulanan tatapan anggota tim lain. Ketiganya berpencar menuju kubikel masing-masing, di sini Anandita tidak mau mencampur adukan masalah pribadi dengan pekerjaan makanya dia hari ini tetap memaksa masuk meski harus mempertaruhkan wajahnya sendiri.
Sani bimbang, dia bingung harus bilang jujur pada Yasmin atau tidak mengenai sesuatu yang didengarnya dari anak-anak karyawan lain.
"Aduh bilang gak ya?" Sani semakin cemas, dia tidak mau Yasmin kembali mendapatkan masalah dan di depak dari perusahaan. Untuk bilang sekarang rasanya tidak tepat, karena anandita terlihat sibuk mengetik di komputernya. Jabatannya sebagai sekretaris divisi marketing barang tentu sibuk membantu Farah.
Skandal mengenai kehidupan Yasmin sebagai wanita panggilan mulai berembus tak mengenakan. Dibicarakan dari mulut ke mulut cukup pedas membuat yang mendengarnya terbakar emosi. Sani dan Dina tadi sempat terlibat adu mulut dengan Helen, sekretaris Reynald. Hampir saja Dina menjambak rambut Helen yang mirip rambut jagung. Beruntung Yasmin tiba tepat waktu membuat Sani dan Dina urung terlibat adu jotos dengan Helen.
"Yas, kamu ke ruangan saya sekarang." Farah baru saja kembali dari ruangan Reynald setelah atasannya itu meminta untuk menghadap 30 menit yang lalu.
Yasmin menghentikan pekerjaannya lebih dulu lalu menuruti perintah Farah untuk menghadapnya di ruangan kerja yang dikelilingi oleh kaca.
"Duduk." Farah menunjuk kursi di depan mejanya.
"Iya Bu, apa ada sesuatu yang ingin Ibu Farah bicarakan dengan saya?" Yasmin sama sekali tidak curiga, dia tidak mengaitkan masalah kemarin dengan sesuatu yang akan dibahas sekarang.
"Ada, masalah Reynald. Saya harap kamu tidak terpengaruh dengan semua pemberitaan di kantor ini dan saya juga berharap kamu bisa mengatasi masalah ini, kamu tahu rumor tentang kamu sangat panas dan saya tidak mau kamu termakan sedikitpun."
Yasmin memilih untuk diam setelah perkataan Farah selesai dulu.
"Dan kalau kamu ingin hubunganmu dengan Reynald tidak diketahui orang banyak, maka kamu harus bermain cantik. Kecuali kamu ingin memperkenalkan sebagai istri dari CEO Hartawan Grup." Farah bersedekap sambil menatap Yasmin yang tertunduk lemah.
"Saya hanya bingung, Bu. Saya hanya bingung kenapa tiba-tiba ada yang datang dan menuduh saya selingkuh dengan suaminya sedangkan anda sendiri tahu kan siapa suami saya?"
Memang Farah tahu bahwa sesuatu kesalahpahaman telah terjadi kemarin tapi Farah menyayangkan Reynald belum mengambil sikap atas masalah ini.
Farah mengembuskan napas beratnya, dia tahu Yasmin tidak seburuk yang orang lain kira. Sebagai sepupunya Reynald, Farah tahu betul kalau Reynald tidak mungkin gegabah mengambil keputusan dengan menikahi perempuan yang tengah dilanda rasa cemas di hadapannya.
Anehnya perempuan yang menampar Yasmin kemarin tidak memiliki bukti bahwa suaminya bekerja di tempat yang sama dengan Yasmin, semuanya serba cepat dan tahu-tahu tamparan bertubi-tubi mengenai pipi mulus Yasmin tanpa ampun.
Farah mengingat pembicaraannya dengan Reynald tadi, dia sempat mengancam sepupunya itu untuk menyelesaikan kasus ini kalau ingin Hartawan Grup kembali damai, jika tidak maka Farah yang akan mengatakan pada publik kalau orang yang sedang naik daun sekarang adalah istri simpanan sepupunya itu.
"Bu, apa saya harus mengundurkan diri?"
Farah tersenyum smirk seakan mengejek pertanyaan yang dilontarkan padanya.
"Kalau kamu mengundurkan diri sama dengan kamu membenarkan tuduhan mereka, saya hanya bilang kalau kamu tetap stay cool. Anggap ini hanya bagian dari masalah yang akan mendewasakanmu kelak. Saya juga sudah bicara dengan suamimu, lebih baik kamu tanyakan sendiri siapa dalang di balik kejadian kemarin."
"Saya tidak yakin, Bu."
"Ck." Farah berdecak, "Then why did you choose to marry Reynald? You know he has a wife, right?"
Yasmin jadi malu sendiri dengan pertanyaan Farah tapi bukan itu yang Farah inginkan.
"If you've made a decision, then you've thought through the consequences."
"Iya Bu, saya hanya kaget masalah ini di luar kendali saya."
"Saya tahu latar belakang kenapa Reynald menikahimu, kalau bukan karena Silvia yang tidak waras mana mau saya mendukung kalian. Jadilah perempuan yang kuat, dunia ini tidak selembut yang kamu kira."
Yasmin seakan dibawa kembali untuk berputar ke ruang waktu di mana dia berada di titik terendah dalam hidupnya, jadi wanita panggilan demi uang dan Farah mengatakan padanya bahwa dunia tidak selembut yang dia kira.. Farah salah besar!
Dia sudah merasakan asam manis garam secara bersamaan dan membuktikan bahwa dunia tempatnya berpijak sangat keras bahkan kejam. Orang lain hanya tahu setelah masalah kemarin terjadi, mereka hanya tahu sekilas tanpa tahu apa yang sebenarnya sudah dia lewati sampai berada di titik sekarang.
Yasmin tidak sedang membela diri, setiap orang punya caranya masing-masing untuk menjalani hidup seperti apa yang mereka mau. Dan cara yang ditempuh Yasmin juga pernah orang lain rasakan, dia juga bukan sok suci namun dia juga sama seperti yang lainnya ingin merasakan hidup normal dan bahagia.
***
Bersambung...
Ayooo berikan komentar kalian..