NovelToon NovelToon
Kekasih Virtual

Kekasih Virtual

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:679
Nilai: 5
Nama Author: wanudya dahayu

~♡Cinta ini bukan terlalu cepat bersemayam di dada
Tidak juga terlalu cepat mematri namamu di sana
Hanya saja semesta terlambat mempertemukan kita
Sayang, rindu ini bukannya ******
yang tak tahu diri meski terlarang.
Maka ...
Jangan paksa aku melupakan
sungguh aku belum lapang~♡


"Aku tahu dan menyadari ini salah, tapi Aku tidak bisa menghentikannya, jika ini adalah takdir, bukankah hal yang sia-sia jika Aku menghindarinya, sekuat apapun Aku menghindar tetap saja Aku tidak akan pernah bisa lari dari perasaan ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wanudya dahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bersamamu

"Kamu ingin aku membawamu kemana?" tanya Rangga masih dengan menggenggam erat tangan Kirana.

"Ke rumahmu," jawabnya singkat.

"Yakin mau ke rumahku?" tanyanya meyakinkan.

"Iya, kalau Mas Rangga mengijinkan,"

"Tentu saja aku tidak masalah, tapi mengapa Kamu ingin aku membawamu ke sana?" tanya Rangga.

"Nggak tau, cuma pengen aja, rasanya aku ingin lebih mengenalmu Mas, aku begitu ingin tahu seperti apa kamu dan kehidupanmu, apa Mas Rangga keberatan?" tanyanya lagi.

"Tentu saja tidak, aku bahkan malah merasa senang sekali, tapi itu berarti kita harus ke Jogja, kamu tidak apa-apa kan kalau misal pergi ke Jogja denganku, itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bagaimana?" tanya Rangga mencoba memastikan kembali.

"Aku akan bilang ke ibu kalau aku akan menginap ke rumah teman karena ada acara, Ibu pasti ngijinin, dan untuk Mas Satya aku juga akan mengatakan kalau aku pergi dengan Sisil temanku, Mas Satya pasti akan percaya, nanti aku akan bicara dengan Sisil," jelas Kirana, sebenarnya ia merasa bersalah, apalagi meminta temannya juga untuk membantunya dalam kebohongan yang terencana ini, tapi Kirana tidak punya cara lain lagi, nanti ia akan menjelaskannya pada Sisil, semoga saja sahabat dekatnya ini mau mengerti, meskipun ia yakin Sisil akan menceramahinya habis-habisan nanti misal ia tahu tindakan gilanya ini.

Kirana akan pikirkan itu nanti, yang terpenting saat ini ia punya alasan untuk menghabiskan waktu bersama Rangga.

"Baiklah ... seperti yang kamu inginkan, aku akan mengajakmu ke Jogja, aku akan menjagamu tenang saja," ucap Rangga tanpa melepaskan menggenggam tangannya.

Sekitar pukul 10 siang akhirnya Mereka berangkat menuju Jogja dengan mobil milik Rangga.

Di perjalanan mereka banyak sekali bercerita dan tertawa dan sesekali mereka saling beradu pandangan, saling menatap, menatap dengan tatapan penuh cinta, sungguh rasa itu tidak bisa disembunyikan oleh keduanya saat ini, ada getar-getar yang tak biasa ketika kedua mata itu saling menatap satu sama lain.

Rangga pun semakin yakin dengan perasaannya saat ini kepada Kirana, rasa yang bukan sekedar kekaguman melainkan rasa yang lebih dari itu, dan itu adalah rasa cinta, mungkin terdengar aneh, mengingat perkenalan mereka yang begitu singkat yang berawal hanya dari dunia maya, tapi itu nyata adanya.

Rangga begitu menyukai segala hal yang ada pada diri Kirana, matanya yang teduh dan senyumnya yang manis, pun pribadi Kirana yang begitu hangat dan menyenangkan.

Rangga meraih tangan Kirana di sela-sela dia mengemudikan mobilnya, digenggamnya jemari itu seolah dia tidak ingin melepaskannya lagi. Dan sungguh untuk sesaat Rangga melupakan bahwa kirana saat ini telah berstatus milik laki-laki lain, seolah dia tidak peduli dan benar-benar tidak ingin peduli pada kenyataan apa pun di hadapannya, yang dia inginkan saat ini hanyalah bisa bersama dengan Kirana, seorang gadis sederhana yang sudah berhasil mencuri hatinya, itu saja, terdengar egois memang tapi dia tidak peduli.

Begitu juga dengan Kirana sendiri, sebenarnya ia juga menyadari bahwa tindakannya ini salah, tapi lagi-lagi ia seolah tidak peduli juga, ia begitu menikmati perasaan yang dimilikinya sekarang ini dengan Rangga, dan ia ingin merasakan perasaan itu lebih lama lagi, sebelum akhirnya ia kembali ke kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang di dalamnya telah ada Satya, lelaki yang mungkin sebentar lagi akan menikahinya dan mengikatnya seumur hidup.

"Maafkan aku, Mas Satya, ijinkan aku merasakan perasaan yang indah ini meskipun hanya sesaat," ucapnya dalam hati sembari menatap Rangga dengan senyum yang tersungging di bibirnya yang mungil.

Perjalanan menuju Jogja terbilang lancar meski lumayan ramai kendaraan yang berlalu lalang, dan sekitar pukul 1 siang akhirnya mereka tiba di rumah Rangga.

Sesampainya di rumah, dia pun segera membukakan pintu mobilnya dan mengajak Kirana turun.

Kirana mengedarkan pandangan ke sekitar, terlihat rumah Rangga cukup besar dengan halaman yang luas, banyak sekali tanaman dan bunga-bunga tumbuh subur di sana.

kirana tersenyum melihatnya kemudian mengiyakan ajakan Rangga masuk ke dalam rumah tersebut.

"Assalamualaikum," ucap Rangga sebelum masuk ke dalam rumah.

terlihat keluar dari satu ruangan seorang perempuan sederhana paruh baya, sepertinya itu adalah Ibunya Rangga, perempuan itu tersenyum melihat putranya yang baru datang.

"Sudah pulang, tumben?" tanya perempuan tersebut sambil menghampiri mereka berdua.

perempuan yang masih ayu di usianya yang sudah tidak muda lagi, dengan tersenyum melihat ke arah Kirana, Beliau pun menyapa Kirana dengan ramah dan lembut.

"Ini siapa, Rangga kok ndak pernah cerita sama Ibu?" ucap wanita itu sambil tersenyum.

"Hmm ... Saya temennya Mas Rangga Bu ... em maksudnya Tante," jawab kirana tersipu, ia tidak bisa menutupi rasa gugupnya.

"Panggil Ibu saja, ndak apa-apa, Ibu kira kamu pacarnya anak Ibu, habisnya Rangga ndak pernah membawa teman perempuan ke rumah," kata perempuan itu lagi dengan senyum ramah yang tak lepas dari bibirnya.

Rangga yang melihat kedua perempuan itu bercengkrama dengan akrabnya hanya tersenyum, dia senang ternyata Ibunya juga menyukai Kirana, seandainya saja dia bisa mengenalkan Kirana sebagai kekasihnya pasti akan lebih membahagiakan lagi, tapi untuk sementara biarlah seperti ini.

menjadi teman hanya sebatas teman, seperti yang Kirana ucapkan tadi.

"Oh iya, Kalian sudah makan apa belum?" tanya Ibu.

Seketika Rangga menepuk keningnya sendiri, dia baru ingat kalo sejak pertemuannya tadi Mereka terlalu asyik bicara hingga lupa kalau mereka belum makan apapun sejak pagi.

"Ya Tuhan aku lupa ... Ki, maafin aku, ya, aku kelupaan tidak mengajakmu makan dari tadi," ucap Rangga dengan perasaan bersalah.

"Tidak apa-apa," jawabnya singkat sambil tersenyum, sebenarnya ia juga ingin menertawakan dirinya sendiri yang juga melupakan segalanya sejak pertemuannya dengan Rangga tadi.

Ibu yang melihat itu lantas menarik tangan Kirana dan bergegas mengajaknya ke ruang makan.

"Ya sudah ... ayo Rangga ajak temennya makan dulu sini, kebetulan Ibu sudah masak macam-macam soalnya nanti sore mau ada arisan di rumah,"

Kirana begitu bahagia ternyata Ibunya Rangga sangat baik dan ramah.

Mereka masuk ke ruang makan, di sana sudah ada banyak makanan yang sudah disiapkan dan sepertinya sangat lezat dan menggugah selera, di sana juga tengah duduk seorang gadis yang sedang menata berbagai makanan di meja, gadis berambut panjang itu sepertinya seumuran dengan Kirana, ia tersenyum melihat kedatangan Kirana dengan kakak laki-lakinya tersebut.

"Hai ... pacarnya, Mas Rangga, ya?" sapa gadis itu sambil mengulurkan tangannya.

"Bukan kok, aku cuma temennya, Mas Rangga," jawab Kirana sambil tersenyum.

"Ini adikku Ki ... namanya Kinar," kata Rangga mengenalkannya pada kirana.

"Oh - hai ... namaku Kirana," sahut Kirana memperkenalkan dirinya seraya mengulaskan senyum manisnya.

Kirana sangat bahagia berada di antara mereka, kehadirannya ternyata sangat diterima di keluarga Rangga.

Mereka benar-benar sangat baik pada Kirana, sehingga mudah sekali baginya untuk akrab dengan keluarga itu.

Dan akhirnya Mereka menikmati makan siang bersama dengan tak habis-habisnya saling bercerita dan bercanda.

Setelah selesai makan Kirana berinisiatif membantu membereskan meja makan, sebenarnya tidak dibolehkan oleh Ibunya Rangga tapi Kirana memaksa ingin membantu sedikit, hingga sore tiba ia dengan rajinnya ikut menyiapkan semua keperluan buat acara arisan di rumah tersebut, ia tidak keberatan tapi malah merasa senang bisa sedikit membantu di sana, sekaligus mengakrabkan diri di tengah keluarga Rangga.

Sementara Rangga, dia hanya memperhatikan saja toh disuruh diam pun Kirana juga tidak mau, jadi dia membiarkan saja Kirana membantu pekerjaan rumah Ibu dan adiknya itu.

Rangga tersenyum sendiri sambil terus memperhatikan setiap gerak-gerik gadisnya ini, dia membayangkan betapa bahagianya dia seandainya dia bisa menikmati kebersamaan ini setiap saat.

1
Alphonse Elric
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Laura Rivera 🇨🇴❤️
Lucu banget! 😂
pelangisenja
sederhana dan ringan untuk dibaca, tapi serius ceritanya bikin salting sendiri 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!