seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Dylan Hopkins, adalah seorang dokter magang yang rajin, berwajah tampan dan berkharisma. ditengah kesibukannya, dia tiba-tiba mendapat telpon dari orang yang tak dikenal untuk menginformasikan bahwa
wanita yang dia pacari selama tiga tahun tiba-tiba melangsungkan pertunangan dengan pria lain.
wanita itu mengkhianatinya hanya karena dia miskin dan bukan dari keluarga kaya.
Yang lebih menyakitkan lagi, ditengah rasa sakit hati karena dikhianati sang kekasih,
Dia malah dipecat dari pekerjaannya.
namun suatu ketika, dia tiba-tiba mendapat kekuatan misterius dari cincin yang pernah dia berikan pada mantan pacarnya sebagai hadiah.
cincin tersebut merupakan cincin peninggalan yang ditinggal oleh orang tua kandungnya.
sejak saat itu kehidupan Dylan mengalami peningkatan baik ekonomi, ilmu medis, bela diri dan kekuatan super lainnya. bagaimana kisah selanjutnya nongkrong terus ya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Musuh Lama
Wanita itu adalah lulusan terbaik dari universitas luar negri, dia tidak hanya berbakat, tapi juga memiliki wajah yang sangat cantik yang hanya bisa dibandingkan dengan selebritis.
Sekarang Dylan bertemu dengannya secara langsung, dia benar-benar sesuai dengan reputasinya.
Saat Dylan sedang menatapnya, jenny juga sedang menoleh kebelakang. Mereka saling bertemu pandang.
Jenny mengernyit saat melihat Dylan hendak memasuki vila bersama guru Brian, "Permisi, tuan Brian, anda harusnya tahu aturan disini, kan? orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk kedalam."
perkataan jenny, membuat guru Brian tertegun sejenak, dia khawatir Dylan akan tersinggung, jadi dia buru-buru menjelaskan, "Tuan Hopkins Adalah dokter yang aku undang untuk Martin kali ini, dia bukan orang yang tidak berkepentingan. Jenny, jangan kasar!"
Guru Brian mungkin tidak sekaya Martin Scott, tapi dalam hal posisi di distrik baru berkembang, guru Brian tidak jauh lebih rendah dari Martin Scott, guru Brian malah lebih unggul. Lagi pula semua orang mengidap penyakit, jadi dokter sangatlah diperlukan disaat-saat seperti ini.
Guru Brian juga seorang dokter terkenal, dia mengenal cukup banyak mengenal pejabat dan tokoh terkenal yang merupakan teman-temannya.
Tuan Hopkins?
Jenny tertegun sejenak, Dylan Masih terlalu muda, tapi guru Brian memanggilnya t
Tuan Hopkins, apakah dia benar-benar orang hebat?
Meski bingung, Jenny mencoba tenang dan tersenyum, "Maafkan saya Tuan Hopkins, saya agak ceroboh. Mari! Silahkan masuk."
Jenny memimpin jalan didepan, kakinya yang jenjang membuat pria yang melihatnya akan menelan silvanya, dia memakai sepatu hak tinggi, kalau dilihat dari belakang tubuhnya sangat sempurna dan seksi. Dia bahkan bisa dibandingkan dengan Cindy sebelum dia cacat. Cindy adalah tipe wanita oriental, seperti peri yang hidup di taman surga.
Jenny pun memiliki kesamaan dengan Cindy.
Vila ini dipenuhi dengan gaya klasik, dengan halaman yang luas serta beberapa paviliun yang berdiri tegak, pohon-pohon pinus yang berjejer rapi sepanjang jalan
Sebuah kolam ikan dan dialiri sungai buatan terdengar gemercik dan mengaliri kolam ikan, ada beberapa ikan emas sedang berenang. pemandangan ini seolah-olah datang kerumah bangsawan, bukan kediaman orang lain.
Ketika melewati jembatan lengkung marmer di sungai, mereka bisa melihat tampilan asli dari vila utama, dengan lebih dari dua puluhan orang pengawal berbaju hitam berdiri di kedua sisi gerbang masuk vila utama.
Ketika mereka memasuki gerbang vila, ada suasana antik, karena semua dekorasinya penuh dengan suasana artistik kuno. Martin sedang duduk diaula vila.
Dia berusia sekitar empat puluhan, mengenakan pakaian kasual bermerek terkenal dirancang secara khusus dan jam tangan rolex menghiasi pergelangan tangannya dan dia tampak seperti orang sukses.
Selain Martin, ada beberapa orang yang Tengah duduk diaula itu, salah satunya adalah kenalan Dylan, Yaitu 'Robert'!
Kenapa dia ada disini?
Orang tua ini, ketika Dylan Magang, dia sering diganggu, dia sudah terbiasa meladeni Robert saat itu, terkadang Robert menyuruh Dylan pergi kerumahnya untuk membantu mengepel lantai dan mencuci pakaiannya, dan dia memerintahkan agar pakaiannya dicuci dengan tangan.
Selain Robert, ada juga seorang pria tua, Dylan tidak mengenalnya, sisanya ada enam orang pengawal berdiri disekitar.
Guru Brian!
Guru Brian baru saja masuk, Martin langsung berdiri menyambutnya, namun ketika dia berdiri, dia tiba-tiba saja terbatuk-batuk dengan parah, wajahnya menjadi pucat dan tubuhnya sempoyongan.
"Martin, jangan berdiri, duduk saja dengan tenang!" Kata guru Brian tiba-tiba.
"Oke ..."
"Tubuhku lebih lemah dari yang kamu tahu!" Martin tampak mencela dirinya sendiri.
Guru! Saat ini Robert juga berdiri menyambut guru Brian.
Guru?
Bibir Dylan sedikit terangkat, apakah Brian adalah gurunya Robert?
Menarik sekali! Kalau begitu, Dylan jadi guru besarnya Robert.
Pada saat yang sama, dia melihat Dylan yang berada dibelakang guru Brian, Robert sangat terkejut, "Kenapa kamu ada disini?"
"Kenapa saya tidak boleh disini?" Dylan balik bertanya.
"Tuan Hopkins, Robert apakah kalian saling kenal?" Tanya guru Brian
"Tentu saja, hahaha ... Dia adalah Dokter magang yang saya pecat! Tuan, mengapa anda membawanya kesini?" Robert bertanya dengan ekspresi penuh dengan penghinaan.
"Diam kamu!" guru Brian menyela dengan geram.
Guru Brian menatap Robert dengan tajam lalu berkata, "Aku mengundang Tuan Hopkins kesini untuk menyembuhkan Martin, jangan bicara omong kosong!"
"Dia?" Robert mencibir "Tuan apakah anda tidak membuat keputusan yang salah dengan mengundangnya kemari?"
Guru Brian menelpon Robert kemarin, karena ada dokter hebat yang akan mengunjungi Martin dan mungkin bisa menyembuhkan penyakit anehnya. Guru Brian membiarkan Dylan datang belajar dan mengamati, namun Robert tidak menyangka dokter hebat yang dimaksud guru Brian Ternyata Dylan!
"Ini saya, kenapa? Apa anda kaget?" cibir Dylan. "Anda tidak pantas mengamati keterampilannya medis saya, guru brian usir pria bodoh ini keluar supaya dia sadar, kalau tidak saya benar-benar tidak akan menyembuhkan penyakit ini."
"Kamu memanggil saya apa?" Robert langsung marah besar dia pun berkata, "Memangnya kamu siapa? Kamu kira, kamu bisa memerintah saya?"
Sambil mengambil posisi duduk disebelah Martin, pria tua itu mencibir, "Haha ... Bahkan ikan kecil biasa jadi Dokter hebat?" pria tua itu seumuran dengan guru brian. Dia adalah dokter pribadi Martin namanya Edgar.
"Guru Brian, meskipun anda adalah teman tuan Scott, saya harus mengatakan hal ini kepada anda, apakah anda buta? bocah ini masih remaja dan belum dewasa, bagaimana dia bisa menjadi dokter hebat? Hari ini, tuan Martin berkunjung kesini secara khusus untuk menunggu kalian, tapi anda malah mengundang bocah bodoh ini!"
Dylan bukannya tidak sopan, dia melawan dan berkata, "Ya, saya memang tidak dewasa, tapi saya lebih baik dari anda yang mengencingi obatnya."
Edgar tampak pucat, bagaimana anak ini bisa tahu?
"Dylan berani kamu sekasar itu? Pergi dari hadapanku sekarang juga!" Teriak Robert.
Memangnya anda siapa? Anda tidak bisa memerintah saya, kan? Tuan Scott saja belum mengatakan apa-apa, bahkan guru Brian tidak berani menyuruhku keluar! harusnya anda malu!"
Robert ingin mengatakan sesuatu, namun jenny langsung menyela, "Cukup, tuan Scott masih disini, bagaimana bisa kamu bisa melakukan hal yang tidak pantas."
Robert tersadar dengan tindakan bodohnya, akhirnya dia berhenti dan kembali duduk.
"Saya bukan musuh yang mudah dikalahkan, dasar bodoh!" Dylan mengacungkan jari tengahnya kepada Robert.
"Tenanglah nak, guru Brian, apakah dia benar-benar dokter hebat yang anda undang?" Martin yang sedari tadi diam, akhirnya angkat suara. Jejak kekesalan terpancar dari sorot matanya. Bocah ini membuat keributan begitu dia datang yang membuatnya kesal!
"Benar, walaupun dia masih sangat mudah, dia memiliki ketrampilan medis yang sangat baik, terkadang kita tidak boleh menilai kemampuan seseorang berdasarkan usianya."
Sambil berkata demikian, guru Brian melirik dokter Edgar, dan ucapannya barusan memang ditujukan untuk dirinya.
**********