Warning : Tolong jangan Boom Like ya
Kimberly adalah seorang gadis berusia 25 thn, dia adalah seorang juara bela diri tingkat dunia, Kimberly berhasil menjadi juara bela diri tingkat dunia selama 5 tahun berturut turut, selain hebat dalam bela diri Kimberly juga seorang hacker yang sangat handal.Dimasa kekayaannya Kimberly tiba-tiba dinyatakan mati tanpa alasan, tapi hal aneh terjadi saat dia membuka mata Kimberly dia terbangun di sebuah kelas dan terlihat seorang guru perempuan memarahinya tanpa alasan jelas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkelahian
Vanessa keluar dari kelasnya dengan kondisi berantakan, tercium aroma busuk dari badannya, beberapa siswa dan siswi yang berpapasan dengannya menutup hidung mereka menatap aneh kearah vanessa.
Vanessa mengabaikan tatapan yang tertuju ke arahnya, langkahnya berhenti didepan lokernya, tangannya membuka loker tersebut dan mengambil seragam olahraganya.
Brakk
Vanessa menutup pintu lokernya dengan sangat kencang, kepalanya menoleh menatap beberapa siswa dan siswi yang berbisik bisik tentangnya, vanessa menatap mereka nyalang seolah memberi mereka peringatan untuk berhenti membicarakannya, benar saja saat mereka melihat tatapan vanessa mereka langsung diam dan perlahan lahan melangkah pergi.
Vanessa kembali melangkahkan kakinya dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
*****
Tes tes tes
Air menetes dari ujung rambut vanessa, Vanessa mengambil handuk kecil lalu mengusap kepalanya yang basah dengan handuk tersebut.
Vanessa merenggangkan beberapa otot otot tubuhnya yang sedikit kaku, setelah melakukan perenggangan dia pun berjalan keluar menuju kelasnya kembali.
****
"lo yakin kan dia nyuruh gue kesini"
"ya"
"lalu dimana dia sekarang, jangan jangan dia kabur ketakutan lagi"
"jangan meremehkan nya Vachel dia bukan cewek biasa"
"memangnya dia cewek seperti apa vin"
"dia cewek yang me"
Gedebuk
Gavin menghentikan ucapannya saat seseorang melompat dan mendarat tepat di depannya, mata gavin melotot begitu juga teman temannya yang melihat hal itu.
"va-vanessa"
Gavin dibuat kaget saat melihat orang yang melompat tadi adalah Vanessa, ternyata sejak tadi vanessa sudah sampai dan menunggu mereka di atas pohon besar dan tinggi.
"me apa"
"apa"
"tadikan lo bilang gue itu cewek yang me, me apa coba dilanjutkan"
" a a a itu maksud gue lo itu cewek"
"minggir lo vin, lo vanessa"
"ya, lo siapa"
"gue vachel kapten tim basket sekolah ini sekaligus kekasihnya keyla"
"ohh"
"gue mau lo bertanggung jawab"
"maksudnya"
"lo kan yang udah nyebarin rumor buruk cewek gue"
"nyebarin rumor buruk, lo bercanda ya, gue nggak pernah nyebarin rumor buruk tentang keyla"
"lalu ini apa hah" vachel menunjukkan beberapa lembar foto keyla bersama dengan pria tua, vachel melemparkan foto foto tersebut ke wajah vanessa.
"sepertinya lo udah mengeluarkan banyak uang untuk mengedit foto foto ini, foto fotonya terlihat seperti asli"
"emang itu asli, nggak percaya mau bukti yang lain"
"dasar jal*ng, gue akan biarkan lo pergi dengan selamat jika lo mau bersujud dan mencium kaki gue, jika lo menolaknya lo nggak bisa pergi dari sini dengan mudah"
"gue nggak mau"
Vachel tersenyum sinis lalu mundur beberapa langkah, tangannya sedikit terangkat memberi isyarat pada teman temannya.
"habisi cewek bodoh ini"
"siap boss"
"lo nggak mau menghajar dia vin" Gavin yang ditanya hanya diam dan menggelengkan kepalanya.
Vanessa menatap 4 orang cowok yang mengelilingi nya, vanessa terlihat santai dan tidak merasa takut sama sekali wajahnya hanya datar namun tatapan matanya mataj dan dingin.
" jangan berhenti hingga dia memohon ampun"
"baik" 4 orang tersebut menjawab serempak, mereka menatap remeh dan cabul ke arah vanessa, mereka berjalan memutari vanessa salah satu dari mereka maju dan mencoba mendorong vanessa dari belakang.
Namun dengan gesitnya vanessa menghindar dan menarik tangan cowok tersebut lalu memukul perut cowok tersebut beberapa kali kemudian membantingnya ketanah.
Melihat temannya dihajar oleh vanessa 3 orang yang tersisa menyerang vanessa secara bersama, vanessa hanya tersenyum smirk, vanessa mengangkat satu kakinya lalu mengarahkan kakinya diantaranya dua kaki salah satu cowok tersebut kemudian vanessa melayangkan tendang telak tepat di area *kejantan* cowok tersebut
"AAARGGGHHH" cowok tersebut menjerit kesakitan saat *kejantannya" ditendang dengan sangat kencang oleh vanessa, cowok tersebut langsung terduduk lemah dan memegangi kejantan yang berdenyut nyeri, wajah cowok memerah seperti terbakar sinar matahari.
"Cedric are you okey"
Vachel, gavin dan teman-temannya menatap ngeri sekaligus khawatir, tubuh cedric limpung ketanah dengan tangan yang masih memegang kejantannya.
"masih mau dilanjutkan"
"sialan lo dasar jal*ng, akan kuhabisi lo di sini"
Vanessa melihat ke arah name tag yang berada di dada cowok
"Andrea"
Tapa aba aba cowok yang bernama andrea tersebut menyerang vanessa menggunakan batang kayu yang cukup besar, andrea melayangkan batang kayu tersebut dengan sangat kencang.
Greppp
Mata andrea melotot saat serangannya ditahan oleh vanessa, Vanessa menarik batang pohon tersebut dengan sangat kuat hingga andrea ikut terseret mendekat kearahnya, dengan cepat vanessa memukul wajah andrea dengan sangat kuat, andrea mundur beberapa langkah, hidungnya mengeluarkan darah cukup banyak, melihat andrea yang sedang mengusap darah dihidungnya vanessa kembali menyerang dan menendang tubuh andrea hingga terpental kebelakang.
Gedebum
"andrea lo nggak apa-apa kan"
"dion tolong gue perut gue sakit"
Dion yang berada paling dekat dengan andrea berjalan menghampiri andrea untuk memeriksa kondisinya, saat hampir sampai pundak dion dipegang sontak dia pun menoleh dan melihat vanessa yang tersenyum.
Bugh bugh bugh
Vanessa memukul wajah dion beberapa kali, kemudian dia menendang lutut dion dan membuat dion jatuh, vanessa menjambak rambut dion dengan sangat kuat hingga membuat dion menjerit, vanessa menyeret dion menghampiri vachel, vanessa memperkuat jambakannya dan menarik keatas rambut dion dengan sangat kencang hingga membuat dion berdiri untuk mengurangi rasa sakitnya.
"gue bukan orang yang bisa lo provokasi vachel, lo itu cowok bodoh yang mau saja diperdaya sama cewek ular seperti keyla"
Vanessa melepaskan jambakannya, tangannya merogoh saku celana olahraganya, vanessa mengambil sebuah flashdisk dan melemparnya kearah vachel.
"disana ada rekaman cctv, jika lo masih tidak percaya dengan rekaman tersebut lo bisa langsung menghampiri hotel tempat keyla melayani para pria yang sudah memesan jasanya"
Vachel menatap flashdisk yang berada ditanganya cukup lama hingga gavin menepuk pundaknya untuk menyadarkan dari lamunan, dan saat sadar ternyata vanessa sudah pergi meninggalkan dia dan teman-temannya yang terluka tanpa rasa bersalah sedikit pun.