NovelToon NovelToon
Cinta Satu Malam CEO

Cinta Satu Malam CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Beda Usia / Kehidupan di Kantor
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aina syifa

Seorang gadis bernama Arumi terjebak satu malam di kamar hotel bersama pria asing. Tak di sangka pria itu adalah seorang CEO. Orang terkaya di kotanya. Apa yang akan Arya lakukan pada Arumi? apakah Arya akan bertanggung jawab dengan kejadian malam itu, lalu bagaimana dengan calon istri Arya setelah tahu hubungan satu malam Arya dengan Arumi. Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dengan Arya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peduli

"Kamu sudah yakin dengan keputusan kamu untuk menikah dengan Arya?" tanya Stefan di sela-sela kunyahannya.

"Yakin dong. Aku dan Arya sudah lama menjalin hubungan. Kami juga sudah dua tahun saling mengenal. Dan usiaku juga sudah dua puluh lima tahu. Aku sudah menjadi dokter, lalu apa lagi yang harus aku tunggu. Kalau aku sudah menemukan lelaki yang cocok, kenapa tidak untuk seriusan."

"Tapi apa kamu yakin, kalau Arya itu lelaki yang baik?" 

"Maksud  kamu?"

"Oliv, pernikahan itu bukan untuk main-main. Pernikahan itu, hanya sekali seumur hidup. Apa kamu yakin, pilihan kamu sudah tepat."

"Aku yakin banget kok, kalau Arya itu orang yang tepat untuk aku. Kami saling mencintai . Aku mencintai Arya. Arya juga sangat mencintai aku."

"Aku sudah lama menjadi sahabat kamu Liv.  Aku juga ingin yang terbaik untuk kamu. Aku fikir, Arya itu bukan orang yang tepat buat kamu. Apalagi yang aku dengar, dia itu mantan play boy.  Bagaimana kalau suatu hari dia mengkhianati kamu. Atau dia mencari wanita lain. Fikirkan lagi Liv tentang menikah dengan Arya. Aku tidak mau kamu menyesal dan kecewa setelah menikah dengan dia."

Olivia diam. Olivia memang pernah mendengar kalau Arya itu mantan play' boy. Tapi semenjak Arya pacaran dengan Olivia, Olivia tidak pernah merasa curiga pada Arya. Arya selalu memperlakukan Olivia dengan lembut. Bahkan, Arya pun tidak pernah berani mencium Olivia. Dan Olivia juga tidak pernah melihat tanda-tanda perselingkuhan pada Arya. 

Haruskah aku mempercayai ucapan Stef. Aku yakin banget, kalau Arya itu tulus dan setia sama aku. Nggak mungkin dia berani mengkhianatiku. Walau dia mantan play boy, tapi itu kan dulu waktu dia masih sekolah, batin Olivia. 

"Aku percaya sama Arya Stef. Dia itu sudah insyaf. Aku tidak pernah merasa curiga pada Arya. Kami sudah berkomitmen untuk saling percaya dan saling terbuka. Jadi untuk apa aku meragukannya."

Stefan diam. Stefan sebenarnya dari dulu suka sama Olivia. Namun Stefan tidak berani untuk mengungkapkannya. Demi persahabatannya dengan Olivia, Stefan memendam cinta itu sendiri. Stefan takut, Olivia akan menolaknya dan akan menghancurkan persahabatan mereka. 

Aku memang pengecut. Aku tidak pernah berani untuk mengatakan cinta pada Olivia. Tapi aku nggak rela Olivia dimiliki lelaki lain. 

"Apa kamu tulus mencintai Arya?" 

"Aku tulus Stef sama Arya.  Apa kamu fikir aku mencintai Arya karena hartanya, nggak Stef. Aku mencintai Arya, karena perhatiannya, kasih sayangnya, semua yang Arya berikan ke aku  itu tulus dari hatinya. Walau dulu dia seorang playboy. Tapi sekarang dia setia sama aku. Walau pun Arya nggak kaya, aku juga akan tetap menerima dia." 

Jago banget Arya merayu wanita. Dua tahun saling mengenal, sekarang mereka sudah akan menikah. Sementara aku, bertahun-tahun harus memendam perasaanku pada Olivia. Dan sampai sekarang, Olivia nggak pernah tahu, apa yang aku rasakan. Sakit banget, seandainya aku melihat Olivia menikah dengan lelaki lain."

Setelah hujan mereda, Olivia dan Stefan memutuskan untuk pulang. Mereka keluar dari cafe dan meluncur pergi meninggalkan cafe. 

Sesampainya di depan rumah Olivia, Stefan menghentikan laju mobilnya. 

"Stef, makasih banyak ya, kamu sudah mau nganterin aku pulang," ucap Olivia sebelum turun dari mobilnya. 

Stefan tersenyum dan mengangguk. 

"Kamu mau masuk dulu ke dalam?"

"Aku mau langsung pulang aja Liv."

"Ya sudah, aku turun dulu ya."

"Iya Liv."

Setelah mengantar Olivia, Stefan kemudian pergi meninggalkan rumah Olivia. 

***

Sudah satu minggu Arumi bekerja di perusahaan milik Arya. Namun sampai saat ini, Arumi belum tahu kalau perusahaan itu milik Arya. 

"Eh, Arumi. Tahu nggak kalau sore ini CEO kita akan menghadiri rapat di kantor ini,"ucap Ajeng rekan kerja Arumi. 

"Oh ya. Aku penasaran seperti apa sih wajah CEO kita. Dia pasti sangat cantik ya "

"Hehehe..."

"Kenapa kamu ketawa Jeng?"

"Kamu fikir, bos kita cewek. Bos kita itu cowok. Dan dia ganteng banget tahu. Tapi sayang,  sekarang dia sudah bertunangan. Katanya dua bulan lagi dia juga akan menikahi tunangannya itu. Beruntung banget ya yang jadi tunangan CEO. Dia bisa mendapatkan lelaki yang sempurna."

Di sela-sela  Arumi dan Ajeng ngobrol, Bu Azizah menghampiri Arumi. 

"Arumi. Sebentar lagi bos akan datang. Tolong ya, kamu bersihin meja bos dan juga bersihin tempat meeting kita." 

"Baik Bu." 

"Makasih ya. Ajeng, kamu bantu Arumi juga ya. Kantor ini harus terlihat sudah rapi, kalau bos datang. Karena hari ini, akan ada tamu dari luar negeri yang akan berkunjung ke sini," ucap Bu Azizah.

"Siap Bu Azizah," ucap Ajeng. 

Bu Azizah kemudian pergi meninggalkan Ajeng dan Arumi. 

"Arumi ayo kita siap-siap!" ajak Ajeng.

Arumi mengangguk. Setelah itu Arumi dan Ajeng pergi untuk membersihkan ruangan CEO dan tempat meetingnya. 

Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Arumi dan Ajeng keluar dari ruangan CEO. Mereka kemudian kembali ke belakang. 

"Hei, kalian. Tolong siapkan minuman untuk CEO di ruangannya," ucap salah seorang karyawan pada Arumi dan Ajeng. 

Arumi dan Ajeng saling menatap. 

"Arumi, biar aku aja yang buatin minuman untuk bos. Atau kamu mau aku ajarin cara membuat kopi?"

"Boleh."

Ajeng kemudian mengajari Arumi cara membuat kopi untuk bosnya. 

"Bos itu suka kopi yang rasanya pas. Nggak terlalu manis, dan nggak terlalu pahit. Dia datang ke sini, paling cuma satu kali seminggu. Terkadang, dia mendadak datang untuk mengadakan rapat. Dan kita harus siap untuk melayaninya," ucap Ajeng sembari mengaduk-aduk kopi buatannya. 

Setelah kopi jadi, Ajeng menyuruh Arumi untuk mengantar kopi itu ke ruangan CEO.

"Sekarang kamu bawa kopi ini ke ruangan bos."

"Apa! kok aku sih."

"Katanya kamu penasaran sama Bos."

"Siapa yang bilang aku penasaran. Lagian aku baru di sini. Bagaimana kalau bos nggak ngenalin aku "

"Ya makanya biar kamu kenal sama dia."

"Ya udah deh" 

Arumi kemudian membawa secangkir kopi itu untuk dibawanya ke ruangan CEO. 

Tok tok tok ..

"Masuk...!" seru Arya dari dalam ruangannya.

"Suara itu, sangat familiar untuk aku. Tapi siapa ya CEO ini. Apa aku pernah mengenalnya," ucap Arumi sebelum masuk ke dalam ruangan CEO. 

Arumi kemudian membuka pintu itu perlahan. Arumi terkejut saat melihat Arya ada di ruangan itu. 

Prang...

Arumi menjatuhkan nampannya saat dia melihat Arya. Arya juga sama terkejutnya saat melihat Arumi.

"Arumi, apa yang kamu lakukan? kenapa kamu mecahin cangkirnya?" Arya menatap tajam Arumi.

"Tu...tuan. Jadi kamu bos di kantor ini," ucap Arumi gugup.

"Ya. Emang kenapa?"

"Oh, maaf aku nggak tahu. Biar aku beresin semuanya Tuan "

Arumi buru-buru membereskan pecahan cangkir itu. 

"Auh..."

Arya terkejut saat mendengar pekikan Arumi. Arya buru-buru menghampiri Arumi. 

"Arumi, kamu nggak apa-apa?" tanya Arya sembari berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Arumi.

"Aku nggak apa-apa Tuan. Aku cuma luka sedikit." 

Arya meraih jari Arumi. Dia kemudian mengisap jari itu dengan mulutnya. 

Arumi terkejut dengan apa yang Arya lakukan . Dia kemudian menarik paksa tangannya. 

"Tuan, jangan lakukan ini."

"Kenapa Arumi? tadi kamu berdarah. Aku membantu kamu untuk menghentikan darahnya."

Arumi benar-benar tidak nyaman berada di dekat Arya seperti ini. 

"Kamu tidak perlu membereskannya Arumi. Biar aku perintahkan saja orang lain untuk membereskannya," ucap Arya.

"Tuan, aku akan ganti kopi yang baru."

"Tidak perlu Arumi. Kamu istirahat saja. Biar aku suruh orang lain saja." 

"Tapi ini kan sudah menjadi pekerjaan aku Tuan."

"Arumi, kamu santai saja Arumi. Ini kantor aku. Aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Jadi kalau aku suruh kamu istirahat, ya istirahat saja."

"Baiklah kalau begitu Tuan." 

Arumi kemudian pergi meninggalkan ruangan Arya. 

Gadis itu ternyata cantik juga, seandainya aku lebih dulu mengenalnya. Tapi aku sudah mau menikah. Aku tidak mungkin bertanggung jawab untuk peristiwa malam itu. Tapi aku akan tetap melindunginya. Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakitinya, batin Arya. 

Setelah Arumi pergi, Arya kemudian kembali duduk di tempat kerjanya. Setelah itu dia kembali bekerja. 

1
muna aprilia
lanjutkan
Dinda Putri
karya yang bahus
Nana Susanty
bagus
Adinda
pergi aja arumi kehadiranmu tidak diharapkan mereka terutama Arya, pergi tinggalin arya biar nyesal dia.
Adinda
mungkin Arumi anak orang kaya ayah dan ibunya mungkin cerai karena orang ketiga
millie ❣
Si Arya jadi laki yg tegas disamping itu karma loe jg harus menyadari semua diatur takdir jg semesta kannnn loe bs nikah ama Arumi perlakukan Arumi dgn baiklah jadilah suami yg tegas bisa melindungi arumi kelak dr keluarga loe org lain yg akan membully dia 😏😏
millie ❣
Gw kok kasian ama Arumi siiiiii kalau cinta satu mlm terjadi bukankah itu takdir harusnya bs bersatu apalg nanti kalau Arumi hamidun gmn donk pertanggung jawaban'y g kasian apa ??????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!