NovelToon NovelToon
PAMANKU SUGAR DADYKU

PAMANKU SUGAR DADYKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa Fantasi / Anak Yatim Piatu / Dokter Genius / Beda Usia
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: AMIRA ARSHYLA

"paman jelas-jelas kamu juga mencintai aku akan tetapi kenapa kamu tidak mau mengakuinya"
Alena jatuh cinta kepada paman angkatnya sejak dia masih kecil, akan tetapi paman selalu menganggap dia seorang gadis kecil yang sangat imut, apakah si dokter jenius itu akan tergerak hatinya untuk menerima Alena, ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMIRA ARSHYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 30

setelah narendra masuk ke dalam apartemen Alena, Narendra kemudian langsung memeriksa hasil rontgen kepala Alena.

terlihat raut wajah Alena yang menyembunyikan sesuatu.

Narendra kemudian menoleh ke arah Alena.

"mana hasil rekam medis mu...?"ujar narendra sambil terus melihat ke arah hasil rontgen tersebut.

seketika itu juga wajah Alena menjadi sangat

gugup.

"gak ketemu."ujar Alena gugup.

"masa baru pulang tapi rekam medisnya gak ketemu...?"ujar Narendra.

Alena kemudian langsung menggaruk kepalanya.

"ummhhh...! benar paman, aku sudah mencarinya sampai pusing, tapi tetap saja gak ketemu, aku lupa menaruhnya di mana."ujar Alena sambil nyengir.

"uhhhh....dasar kamu ya "ujar narendra sambil menghela nafas panjang.

"ya sudah kalau begitu, lagian di lihat dari foto Rontgennya,tidak ada Maslah besar yang perlu di khawatirkan."ujar Narendra.

"huh...! Syukurlah."ujar Alena sambil menghembuskan nafas lega.

"akan tetapi untuk sementara waktu ini aku tidak akan pulang."ujar Narendra.

"ehhh...! kenapa...?"ujar Alena sambil menatap wajah narendra.

"Alena, paman akan kembali pulang setelah lukamu itu sembuh."ujar narendra.

"sepertinya itu tidak perlu paman, aku kan bukan anak kecil lagi, sekarang aku sudah bisa menjaga diriku sendiri, paman kamu pergilah kerjakan pekerjaanmu sendiri...!"ujar Alena sambil tersenyum.

Narendra kemudian menatap wajah Alena.

"sekarang ini kamu sedang tidak baik-baik saja, kamu sekarang sedang terluka, kalau aku tidak tahu maka Tidak apa-apa, akan tetapi sekarang aku sudah tahu dan aku juga tidak boleh tinggal diam."ujar narendra.

"atau kamu berpikir jika paman di dekatmu dan paman menjagamu, bagimu itu bagaikan sebuah r*cun...?"ujar Narendra sambil tersenyum masam.

Tiba-tiba saja jantung Alena berdetak kencang ketika melihat ekspresi wajah Narendra yang terlihat kecewa.

Deg...!

deg...!

Deg...!

"aduh jantungku, ekspresi wajah paman ini bikin aku deg-degan, tau gak sih...!"ujar Alena dalam hatinya sambil mengusap-usap dadanya.

"paman kamu licik ya, kenapa paman harus bilang seperti itu."ujar Alena sambil memanyunkan bibirnya.

Narendra tersenyum kecil melihat ekspresi wajah Alena tersebut.

"kamu juga bersikap seperti itu kan..? Kamu memblokir nomor paman selama ini, kamu juga ketika Anna datang kamu tidak mau mengangkat telpon dari paman."ujar narendra.

"ah..! iya maaf soal itu, maaf jika aku sudah menggangu kencan kalian berdua."ujar Alena sambil menundukkan kepalanya.

"aku dan Anna tidak punya hubungan seperti yang kamu pikirkan."ujar narendra sambil menatap wajah Alena.

"hah...! apa....?"ujar Alena dalam hatinya.

"Alena kamu Jagan berpikir yang macam-macam ya, aku dan Anna tidak punya hubungan apa-apa kok."ujar narendra sambil menatap wajah Alena.

"paman aku tidak pernah berpikir yang tidak-tidak kok."ujar Alena sambil tersenyum.

"yes....! Yes....! Yes...!"ujar Alena dalam hatinya.

"paman, aku sudah mulai ngantuk, aku masuk ke dalam kamar dulu ya."ujar Alena sambil berjalan masuk ke dalam kamarnya.

"oke...!"ujar narendra.

Sesampainya di dalam kamar.

Alena kemudian langsung naik ke atas tempat tidurnya.

Alena duduk sambil menggigit kukunya.

"tunggu...! Kenapa setiap kali aku yang selalu mundur, bersembunyi dan mengalah...?"ujar Alena dalam hatinya.

"uuuhhh...! Jika di pikir-pikir paman itu orangnya nyebelin juga...! Padahal kan dia tahu jika aku memendam perasaan terhadap dia, tapi kenapa dia masih saja tidak menjaga jarak dariku...!"ujar Alena sambil menyangga dagunya menggunakan tangannya.

Sesaat kemudian, Alena langsung turun dari tempat tidur dan menaruh kedua tangannya di pinggang.

"huh...! Baiklah paman jika kamu benar-benar ingin menggodaku, maka kamu harus bertanggung jawab...!"ujar Alena sambil tersenyum lebar ke arah cermin.

"kamu bilang mau menjagaku kan...? Jika kamu mau terus tinggal di sini, oke maka aku akan menggoda kamu balik...!"ujar Alena di depan cermin.

"tapi kalo dia gak suka, seharusnya dia pergi menjauh kan..?"ujar Alena sambil menyilangkan kedua tangannya.

Setelah itu Alena kemudian kembali naik ke atas tempat tidurnya, setelah itu Alena kemudian langsung meraih laptop yang berada di sebelahnya.

Alena kemudian langsung mengetik sesuatu di dalam laptopnya.

"ahhh...! Ketemu."ujar Alena sambil tersenyum.

"yang ini sepertinya cocok untuk situasi ku sekarang."ujar Alena dalam hatinya sambil melihat ke layar laptop sebuah lingerie seksi.

"aku harus membuat dia sadar jika aku bukan anak kecil lagi, sekarang aku sudah dewasa aku sekarang bukan gadis kecil seperti dulu lagi melainkan sudah menjadi wanita dewasa."ujar Alena dalam hatinya sambil melihat-lihat koleksi foto lingerie yang berada di hadapannya.

"coba aku lihat di online shop ada gak barang bagus."ujar Alena.

"hah... memalukan sekali gaya mereka ini."ujar Alena dalam hatinya sambil menatap para model lingerie yang berada di hadapannya.

Alena kemudian langsung menutup laptopnya, alena kemudian langsung meraih ponselnya.

"hallo, Alena...?"ujar Geri dari sebrang telpon.

"Geri sekarang kamu lagi di mana...? Kamu bisa bantu aku gak...?"ujar Alena lirih.

"aku sekarang sudah di rumah, kenapa bilang aja...?"ujar Geri.

"anu...anu..."ujar Alena.

"anu apa...? Bicara yang jelas dong."ujar Geri.

"Geri, belikan aku beberapa baju tidur yang agak seksi dong di mall."ujar Alena.

"hah...! Kamu mau ngapain...?"ujar Geri dengan raut wajah yang memerah karena malu.

"aduh Geri, kamu tau gak paman datang ke sini."ujar Alena.

"what apa yang barusan kamu bilang...? Pamanmu itu datang ke sini...?"ujar Geri.

"iya benar, dia bilang jika dia akan tinggal di sini untuk menjagaku."ujar Alena.

"aduh Alena, apakah kamu sudah lupa Minggu kemarin kamu menangis karena siapa...?"ujar Geri sambil menjambak rambutnya sendiri.

"Geri tadi paman bilang kepadaku, sebenarnya dia dan Anna Tidak punya hubungan apa-apa."ujar Alena.

"huh...! ternyata kamu masih belum bisa melepaskannya."ujar Geri.

"iya kamu benar, kecuali dia dulu yang meninggalkan aku, dan jika itu benar, maka aku tidak akan pernah sanggup."ujar Alena sambil menundukkan kepalanya.

"jadi kamu menyuruh aku untuk membeli baju tidur seksi untuk menggoda dia...? ampun deh alena, itu sama saja kamu membunuh aku."ujar Geri sambil kembali menjambak rambutnya.

"Geri aku mohon, kepalaku kan sedang sakit, jadi aku gak bisa pergi belanja."ujar Alena.

"iya deh iya...! Aku belikan...! Sungguh-sungguh sangat memalukan...! kenapa aku bisa kenal dan berteman dengan orang seperti kamu ya...!"ujar Geri sambil membenturkan kepalanya ke dinding.

"terima kasih Geri."ujar Alena sambil tersenyum lebar.

"baiklah, baiklah."ujar Geri sambil mematikan sambungan teleponnya.

"ya tuhan, sebenarnya apa salahku sehingga bisa mendapatkan teman seperti Alena."ujar Geri sambil berdiri dari tempat duduknya.

1
Jeonghan svt 🩷
benar itu kata dokternya Alena
ARMILA06: kayaknya Alena sengaja deh minum itu alkohol
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!