Demi melunasi hutang karena kalah judi, Kanya dijual oleh Haikal pada pria hidung belang hingga akhirnya membuat Kanaya kehilangan mahkota yang selama ini dia jaga. Tak hanya itu saja, kejadian kelam itu ternyata menghadirkan benih di dalam rahimnya.
Tanpa diduga oleh Kanaya, ternyata pria yang sudah merenggut mahkota dan membuatnya hamil adalah ayah dari Dean— pria yang sudah menjalin hubungan cukup lama dengannya bahkan keduanya sudah berniat untuk mengesahkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius.
Bagaimanakah reaksi Dean saat mengetahui jika ayah kandungnya menghamili calon istrinya bahkan berniat untuk menikahi Kanaya sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya atas janin yang dikandung oleh Kanaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Restu Dari Papa
Dengan sekuat tenaga Kanaya melepaskan cengkraman tangan Haikal dari wajahnya hingga akhirnya terlepas. “Aku yang Kakak bilang menjadi beban di keluarga kita? Apa Kakak tidak salah bicara? Selama ini Kakak yang membuat beban di keluarga kita dan aku yang harus menanggung akibatnya!!” Sentak Kanaya. Jika biasanya dia hanya bisa bersabar menghadapi sikap Haikal, kini sebaliknya.
Tatapan mata Haikal nampak tajam menatap wajah Kanaya. “Berani kamu berkata seperti itu pada kakakmu sendiri, Kanaya!!”
“Kenapa tidak? Selama ini aku selalu menurut dengan perkataan Kakak. Aku bahkan hanya bisa pasrah saat uang hasil kerja kerasku diambil sama Kakak. Dan tadi malam, dengan teganya Kakak menjualku pada pria bejat padahal Kakak tahu kalau sebentar lagi aku mau menikah dengan Dean!!” Pekik Kanaya. Suaranya terdengar menggelegar. Kanaya benar-benar melampiaskan sakit di hatinya pada Haikal.
“Cih, apa yang kamu harapkan menikah dengan pria seperti Dean? Pria muda yang belum jelas masa depannya seperti apa. Lebih baik aku menjualmu saja dari pada aku mengizinkan kamu menikah dengan Dean!”
Kanya terperangah kaget mendengar jawaban Haikal. Sungguh tidak punya hati sekali Haikal. Bukannya meminta maaf atas kesalahannya, Haikal justru membuatnya semakin sakit hati dengan perkataannya.
“Kak Haikal benar-benar keterlaluan!!” Kanaya kembali terpekik hingga membuat Haikal semakin kesal mendengarnya.
“Kalau kamu masih banyak bicara dan berani membentak kakakmu, lebih baik kamu pergi dari rumah ini. Toh kehadiranmu di sini sudah gak penting lagi karena aku sudah mendapatkan uang yang sangat banyak dari menjual tubuhmu!!”
Kanaya terperangah kaget. “Kenapa aku yang Kakak usir dari rumah ini? Tega sekali Kakak mengusirku dari sini setelah Kakak mendapatkan apa yang Kakak inginkan. Aku tidak mau pergi dari sini. Ini rumah peninggalan orang tua kita. Kita berdua berhak tinggal di sini. Kalau Kakak tidak suka dengan keberadaanku di sini, lebih baik Kakak saja yang pergi!”
“Baik, kalau itu mau kamu!” Haikal tidak ingin mempermasalahkannya. Dia akan pergi. Toh uang hasil penjualan Kanaya bisa ia pergunakan untuk membeli tempat tinggal baru yang lebih bagus dari rumah peninggalan orang tua mereka.
Setelah kepergian Haikal, Kanaya kembali masuk ke dalam kamar dan meratapi hidupnya di sana. Entah pada siapa lagi ia akan mengadu saat ini. Pada Dean pun tidak mungkin karena Kanaya sudah merasa tidak pantas untuk bersama dengannya lagi.
Sementara itu, Darius nampak baru terjaga dari tidurnya. Malam panjang yang ia lewati dengan Kanaya berhasil membuatnya tidur sangat pulas bahkan sampai lupa waktu. Terbangun dari tidur, Darius langsung memikirkan sosok Kanaya. Wanita muda yang sudah ia renggut keperawanannya.
“Bodoh. Kenapa aku sampai lupa memasang pengaman!!” Darius merutuki diri saat teringat akan sesuatu. Karena sibuk mendengarkan permohonan Kanaya, membuatnya lupa mengambil pengaman lebih dulu dan langsung menggebu untuk menerkam Kanaya.
“Aghh.” Darius mengusap kasar wajah tampannya. Untuk pertama kalinya dia melakukan kesalahan yang fatal saat menyentuh wanita bayaran. Darius tidak pernah seceroboh ini sebelumnya hingga membuatnya jadi kesal.
Besar harapan Darius jika kejadian semalam tidak menimbulkan masalah untuk ke depannya di kehidupannya dan Kanaya. Darius tidak ingin mengenal sosok Kanaya lagi dan berurusan dengannya. Di tengah kemelut hati Darius, tiba-tiba saja ponselnya terdengar berbunyi. Darius langsung mengangkat panggilan telefon yang ternyata dari putranya.
“Hallo, Pah. Papah dimana. Aku udah di rumah sekarang.” Tanya putra sematawayang Darius.
Darius segera mengubah posisi dari duduk menjadi tegak. Menghela napas sejenak sebelum menjawab pertanyaan Dean. “Papa lagi jalan ke kantor. Kalau kamu ada urusan dengan Papa, tunggu sebentar lagi Papa akan balik ke rumah.” Balas Darius. Dia terpaksa berdusta karena tidak ingin mendapatkan banyak pertanyaan dari Dean.
Setelah panggilan telefon tertutup, Darius gegas membersihkan tubuh dan berangkat kembali menuju rumah utama. Ya, rumah utama. Darius memang memiliki beberapa rumah. Dan rumah yang ia tempati semalam bersama Kanaya adalah rumah yang biasa ia gunakan untuk menyalurkan hasrat dengan wanita bayarannya.
Setibanya di rumah, Darius disambut dengan wajah datar Dean. Anak Darius itu memang sangat minim ekspresi setiap kali bersama Darius semenjak kepergian ibunya.
“Tumben sekali kamu cari Papa pagi-pagi begini?” Darius sudah duduk di atas sofa. Dean mengikuti dan kini keduanya duduk dengan posisi saling berhadapan.
Dean menghela napas. Kebetulan sekali pagi ini dia mendapatkan izin cuti setengah hari masuk ke perusahaan tempat ia bekerja sehingga dia bisa bertemu dengan Darius untuk membahas sesuatu penting.
“Aku ingin memberitahu Papa jika aku berniat untuk menikah dalam waktu dekat ini, Pah.”
Kedua bola mata Darius membulat sempurna. Menatap tak percaya wajah putranya. “Kamu jangan bercanda, Dean. Umur kamu masih muda. Kamu juga masih menjalani study magister sambil bekerja.” Komentar Darius. Bukannya tak setuju. Dia ingin memastikan saja sekaligus mengingatkan Dean.
“Aku serius, Pah. Memangnya apa yang salah dengan umurku? Di kantor urusan agama, umurku sudah masuk ke dalam kategori yang bisa untuk menikah. Aku juga sudah bekerja untuk menghidupi istriku nanti.”
Darius menghela napas. Dia tahu jika Dean adalah pria yang bertanggung jawab walau usianya masih muda. Anaknya itu juga bisa diandalkan. “Papa gak masalah kalau kamu masih tetap bersikeras untuk menikah. Tapi, Papa minta supaya kamu mau memenuhi syarat dari Papa.”
“Syarat apa, Pah?” Dean cepat menyahut.
“Kamu harus menerima permintaan Papa untuk mengelola salah satu usaha bisnis Papa. Karena Papa mau kamu memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kamu nanti.”
Dean menghembuskan napas kasar di udara. Dia tidak berkenan untuk menerimanya. Sudah berapa kali Darius meminta hal tersebut padanya. Darius bahkan meminta Dean melanjutkan study magisternya di Amerika saja. Namun, karena alasan ingin hidup mandiri, Dean menolaknya. Dan kini, Darius kembali meminta salah satu hal yang sama jika ingin tetap menikah di usia muda.
“Apa tidak ada syarat yang lain? Aku masih nyaman bekerja di tempat kerjaku saat ini, Pah.” Dean meminta negosiasi Darius.
Darius cepat menggeleng. Akan lebih terjamin hidup dan masa depan Dean bila mengelola salah satu usaha bisnisnya saja dibandingkan bekerja sebagai bawahan di perusahaan orang lain.
Mau tak mau, Dean akhirnya menerima syarat dari Darius. Membuat Darius senang karena akhirnya putra sematawayangnya mau melanjutkan usaha bisnis keluarga mereka.
Usai berbicara panjang lebar dengan Darius, Dean langsung berpamitan untuk pergi. Dia berniat untuk bertemu dengan wanita yang sangat dicintainya dan menyampaikan kabar bahagia.
“Kanaya, kamu pasti senang banget kalau mendengar aku udah mendapat restu dari Papa untuk menikah.” Gumam Dean dengan wajah tersenyum. Selain ingin memberitahu Kanaya kabar bahagia tersebut, Dean juga berniat memberitahu Kanaya tentang siapakah dirinya sebenarnya.
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗
sampai Kanaya sendiri juga jdi korban,akibat Haikal menjual dirinya sama Darius.
mungkin itu yg membuat Kanaya sedikit terusik dengan kata kata dari Helena.
Tapi kmu jangan percaya ya Nay,,Sekarang Darius udh berubah.
dia tidak lagi mencari wanita diluar sana.
karna sekarang dia udh punya kmu Nay.