Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pertama kerja
Setelah sarapan bersama Insha, Hanafi pun berangkat bekerja untuk pertama kalinya setelah menikah.
Insha mengantarkan Hanafi sampai di depan pintu rumah utama, ia melambaikan tangan di sertai senyuman manisnya kepada Hanafi sampai mobilnya tak terlihat lagi.
Di dalam mobil bersama pak Tono Hanafi terlihat beberapa kali menengok ke belakang seakan tak rela meninggalkan Insha di rumah.
Pak Tono yang memperhatikan tingkah Hanafi pun tersenyum karna melihat tingkah tuannya yang tak biasa itu.
untuk pertama kalinya aku melihat tuan muda gelisah saat meninggalkan rumah..
"Tuan ..."
"Iya pak.."
Hanafi kini tampak sibuk dengan ponselnya.
"Apa tuan baik-baik saja.."
"Aku baik-baik saja pak..memang kenapa..."
kini sudah melihat pak Tono yang ada di belakang kemudi.
"Tak apa tuan, hanya saja tuan nampak gelisah sedari tadi.."
"Hehe..tidak pak..aku hanya menghawatirkan Insha..apa dia akan baik-baik saja di rumah.."
Pak Tono berbicara sambil sesekali melihat ke kursi belakang dengan melirik spion dalam mobil.
"Tentu saja nona Insha akan baik-baik saja tuan..apa yang akan terjadi padanya..di rumah juga ada mbak Fatimah, mbak Risna dan bude yang akan menemaninya tuan muda.."
"Iya pak Tono benar...tapi seperti aneh saja saat meninggalkannya di rumah.."
"Tuan muda lama-lama juga akan terbiasa.."
"Hehe iya pak...apa waktu pak Tono menikah dulu juga seperti ini.."
kini Hanafi yang balik bertanya pada sopirnya itu, ya itulah Hanafi ia juga sering menanyakan sekedar kabar tentang keluarga para karyawannya.
Karna semua ia anggap sebagai keluarga untuknya dan tak membedakan statusnya satu sama lain.
Perjalanan menuju ke kantor pun di isi dengan cerita pak Tono tentang istri dan anak-anaknya. Sampai tak terasa mobil pun memasuki area gedung Wijaya group. Pak Tono menghentikan mobil tepat di pintu masuk utama gedung tersebut.
Dua satpam penjaga pintu dengan sigap membukakan pintu mobil dan keluarlah Hanafi dari sana, sementara satu satpam lagi membawakan tas kerja yang dibawa Hanafi.
Dua orang tersebut sudah hafal betul dengan kegiatannya saat Hanafi datang ke kantor.
Pak Tono pun menganggukkan kepala pada Hanafi lalu pergi meninggalkan gedung megah itu dan kembali menuju rumah utama.
Pintu kaca besar sudah terbuka secara otomatis saat Hanafi beranjak memasuki gedung, di dalam sana sudah ada Lina sekretaris Hanafi. Lina memakai dress warna merah yang menutupi sampai bagian lututnya, sehingga kaki jenjangnya masih terlihat jelas disana. Rambutnya yang hitam berkilau di ikat dengan manis di bagian belakang kepalanya, riasan wajahnya juga terlihat natural menambah kecantikan alami yang di milikinya.
**
Lina adalah beberapa wanita yang di anggap paling cantik di kantor utama wijaya group itu, banyak sekali lelaki yang ingin mendapatkannya tapi tak satupun di lirik oleh Lina. Bagi Lina lelaki yang dapat memikat hatinya adalah atasannya sendiri yaitu Hanafi.
Tak heran ia rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk berdandan dan memilih pakaian terbaiknya saat akan pergi ke kantor, itu semua ia lakukan untuk memikat hati Hanafi yang bahkan sampai sekarang pun sama sekali tak tertarik kepadanya.
Sang resepsionis wanita yang sudah mengetahui perasaan Lina terhadap Hanafi menyapa dengan senyuman nakalnya.
"e'hmm...masih saja dandan cantik niih..kan yang di sebrang sana udah punya orang tuh.."
melihat ke arah Lina dan sekilas melirik Hanafi yang baru saja tiba di gedung wijaya group.
"Apa sih..memang meski gak dandan kan aku juga cantik.."
"Masakk..."
"Memang kenapa kamu iri..aku yang slalu dekat sama tuan Hanafi.."
"Ya enggak lah..ngapain iri kan aku udah punya pacar..dari pada kamu mengharap yang gak pasti akhirnya jomblo abadi kan...hahaha.."
terkikik pelan sambil menutupi mulut dengan tangannya.
"Ya kan siapa tau aja tuan Hanafi cari istri lagi...aku siap kok meski jadi yang kedua.."
"Hahaha...memang ya orang kalo udah terlanjur jatuh cinta kadang jadi kurang waras otaknya.."
"Sudah diam..lagian ngapain sih ngurusin hidup orang.."
Mereka berdua memang sering kali kedapatan beradu argumen tentang kehidupannya, tak jarang sampai bertengkar satu sama lain, tapi beberapa saat kemudian akur lagi dan begitu seterusnya.
Perdebatan dua manusia tadi terhenti ketika Hanafi memasuki pintu masuk.
Lina pun tersenyum dengan cerahnya sambil membawa berkas-berkas yang perlu di tanda tangani oleh Hanafi, juga beberapa agenda yang akan di lakukan hari ini sudah tertulis rapi oleh sang sekretaris.
Beberapa staff yang kedapatan tengah berada di dekat pintu utama juga menganggukan kepala pelan saat sang tuan muda datang memasuki gedung.
"Selamat pagi tuan.."
"Selamat pagi.."
menjawab sambil berjalan menuju lift khusus untuk sampai ke lantai paling atas gedung.
Seorang satpam yang sedari tadi membawakan tas Hanafi memberikannya kepada seorang lelaki yang selalu menemani Hanafi kemanapun ia pergi saat berada di kantor, Hanafi tak ingin ia terlihat hanya berdua bersama seorang perempuan di sampingnya sehingga dia memutuskan adanya seorang lelaki yang selalu mengekor kemana pun ia pergi.
Namanya adalah Reno sebenarnya dia pegawai yang cukup handal mengurusi banyak klien di wijaya group tapi Hanafi memilihnya untuk menjadi asisten pribadinya saat di kantor. Yang tentu membuat Reno merasa terhormat bisa semakin dekat dengan sang pemilik wijaya group tersebut.
"Lina.."
"Iya tuan.."
"Apa saja kegiatan kita hari ini.."
"Setengah jam lagi anda akan menghadiri rapat di dalam gedung tuan membahas tentang perkembangan semua anak cabang wijaya group..lalu siang nanti anda akan mengadakan pertemuan dengan seorang klien dari luar kota membahas tentang properti pembangunan restoran...lalu sore hari anda akan berangkat menuju kota B untuk peresmian pembukaan anak cabang terbaru wijaya group di lanjutkan dengan jamuan makan malam disana tuan.."
"Makan malam..?"
"Iya tuan makan malam.."
"Sampai jam berapa kira-kira kita sampai lagi disini.."
"Mungkin larut malam tuan sekitar jam 10 malam atau jam 11.."
"Batalkan acara perjamuan makan malam.."
sudah menjawab dengan wajah kesalnya.
"Tapi tuan, makan malam nanti akan di hadiri oleh beberapa petinggi negara yang telah mensuport berdirinya anak cabang di kota tersebut..mereka akan sangat senang jika tuan muda bisa hadir disana.."
"hmmm.."
Hanafi tampak acuh dengan jawaban sekretarisnya tersebut, tapi beberapa menit kemudian setelah masuk kedalam lift khususnya dia menjawab.
"Baiklah aku akan hadiri acara perjamuan makan malam nanti..tapi setelah ini aku tak mau ada agenda setelah sore hari..semua agenda ku akan berakhir di jam 5 sore.."
"Tapi tuan beberapa hari lagi ada acara makan malam untuk klien kita dari luar negeri..yang telah anda setujui tempo hari.."
"Batalkan semua..ganti dengan acara makan siang..."
jawaban Hanafi tegas di sertai dengan nada suara yang sedikit meninggi.
"Maafkan saya tuan..saya akan mengaturnya ulang.."
Lina tersentak dengan jawaban Hanafi yang sedikit di bumbui dengan emosi.
"Aku tak mau istriku menunggu ku sampai larut malam..dan aku akan makan malam di rumah setiap hari untuknya.."
gumam Hanafi yang tentu saja di dengar oleh kedua orang di belakangnya karna mereka berada dalam satu lift yang sama.
Maafkan aku Insha malam ini akan pulang terlambat..
Bersambung...
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.