NovelToon NovelToon
The Doctors Time Travel Story

The Doctors Time Travel Story

Status: tamat
Genre:Fantasi / TimeTravel / Reinkarnasi / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yulianti Azis

Tahap Revisi

Karya pertama

Clara berprofesi sebagai seorang dokter yang sangat jenius di usianya yang masih 22 tahun sekaligus seorang ilmuan yang meracik obat dan racun, dia merupakan anak dari seorang mafia yang terkenal kejam no.1 di dunia.

Maka dari itu Clara di latih oleh orang tuanya untuk bisa beladiri. Tak hanya itu, Clara sosok gadis yang bermultitalenta nan juga cantik. Hingga pada suatu hari, Clara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga membuatnya kecelakaan dan terjun ke Jurang.

Dan saat itulah rohnya berpindah ke dimensi zaman dunia kuno menjadi seorang putri yang terbuang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memulai Hidup Baru

"Begini Putri, Putri adalah Putri Mahkota pertama dari Kaisar Lian dan putri dari mendiang Permaisuri Jun Xi. Nama lengkap Putri adalah Lian Wei Yu. Putri telah diasingkan selama tiga tahun karena dituduh ingin meracuni Selir Fu," jelas Nuan sambil menunduk dengan hati-hati, takut jika perkataannya menyinggung perasaan Putri.

Lian Wei Yu mengepalkan tangan dalam diam, geram dengan tuduhan yang tidak masuk akal itu. "Dasar bodoh! Bisa-bisanya kesalahan dilimpahkan pada bayi yang bahkan baru lahir," pikirnya dengan perasaan yang membara.

Nuan yang menyadari Putri sedang melamun segera menggoyangkan tangannya di depan wajah Lian Wei. "Putri? Putri?"

"Hah? Ya?" Lian Wei tersentak sadar dari lamunannya.

"Jadi, hukuman saya tinggal berapa tahun lagi?" tanyanya dengan nada yang lebih tenang.

"Hukuman Putri tinggal dua tahun lagi," jawab Nuan sopan.

"Oh, baiklah," sahut Lian Wei dengan santai, membuat Nuan terkejut.

"Hah? Ada apa dengan Putri? Dulu beliau selalu menangis karena tidak sabar menunggu masa hukumannya selesai. Sekarang Putri terlihat begitu santai," batin Nuan dengan bingung.

Dalam hati, Lian Wei telah mengambil keputusan besar. "Sambil menunggu hukumanku selesai, aku akan berlatih kultivasi dan merawat wajah serta tubuhku yang hitam ini. Aku akan mengumpulkan tanaman obat. Di zaman ini, orang dihormati karena kekuatannya. Semakin tinggi level kultivasinya, semakin berkuasa orang tersebut. Benar-benar sama seperti di zaman modern. Huff..." pikirnya sambil menatap kulit tubuhnya yang hitam serta wajahnya yang dipenuhi jerawat.

"Oh iya, satu lagi. Jangan panggil aku Putri, aku tidak suka. Panggil saja namaku, Lian Wei," ucapnya dengan nada tegas.

"Ampun, Putri. Tapi hamba tidak bisa. Itu sangat tidak sopan. Hamba hanyalah seorang pelayan," jawab Nuan sambil bersujud di depan Lian Wei.

Lian Wei yang melihat Nuan bersujud segera melangkah mundur dengan tidak suka. Bagaimanapun, dia merasa semua manusia memiliki derajat yang sama.

"Nuan, jangan bersujud seperti itu. Aku tidak suka! Walaupun aku seorang Putri, di mataku semua manusia memiliki derajat yang sama. Dan satu hal lagi, kamu bukan pelayanku. Kamu sahabatku. Kalau tidak bisa memanggilku dengan namaku, panggil saja aku Nona," perintah Lian Wei lembut namun tetap tegas.

Mendengar itu, Nuan merasa terharu. Baginya, dia adalah pelayan paling beruntung karena memiliki junjungan yang begitu baik hati.

"Baik, eh... Nona," jawab Nuan kikuk.

Tiba-tiba perut Lian Wei berbunyi keras, membuat suasana sedikit canggung.

"Nuan, aku lapar. Bisa tolong siapkan makanan?" pinta Lian Wei dengan cengengesan, sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Baik, Nona. Tunggu sebentar, hamba akan menyiapkannya," jawab Nuan seraya bergegas ke dapur kecil yang ada di dalam gubuk sederhana itu.

Sambil menunggu, Lian Wei mengamati kondisi gubuk yang reyot. "Apa-apaan ini? Gubuk ini sudah tidak layak huni. Huff... malangnya nasibku. Anak seorang pengusaha dan mafia malah terdampar ke dunia yang entah berantah ini. Mama, Papa, apakah kalian baik-baik saja di sana? Semoga kalian bisa ikhlas menerima kepergianku. Jaga kesehatan, aku sangat merindukan kalian. Maafkan Clara belum bisa membahagiakan kalian," gumamnya dalam hati dengan tatapan kosong.

Tak lama kemudian, Nuan muncul membawa nampan berisi nasi dan telur rebus.

"Nona, makanannya sudah jadi. Silakan makan," ucap Nuan sambil meletakkan nampan di hadapan Lian Wei.

"Hanya nasi dan telur rebus?" tanya Lian Wei dengan alis terangkat. Bukan bermaksud tidak bersyukur, tapi dia terbiasa dengan makanan mewah dan sehat.

"Maaf, Nona. Hanya ini yang ada. Berasnya dikirim oleh pelayan istana, sedangkan telur ayamnya hamba temukan di belakang gubuk. Ada banyak ayam hutan di sini," jelas Nuan dengan wajah meringis.

"Baiklah, terima kasih. Oh iya, di sini ada minyak?" tanya Lian Wei penasaran.

"Hah? Minyak? Apa itu, Nona?" Nuan mengerutkan alis bingung.

Lian Wei mengelus dahinya. "Astaga, jadi di zaman ini belum ada minyak? Kasihan sekali diriku ini. Jadi makanan di sini hanya direbus? Rasanya aku ingin melompat ke jurang saja," gerutunya dalam hati.

"Sudahlah. Nanti saya jelaskan. Kita makan dulu, lalu tidur. Besok kita latihan bela diri dan kultivasi. Saya juga akan melatihmu agar bisa menjaga diri. Setelah itu, temani saya mencari tanaman di hutan," ucap Lian Wei sambil mulai makan.

"Baik, Nona," jawab Nuan patuh.

---

Keesokan harinya, setelah sarapan, mereka bersiap untuk latihan kultivasi di depan gubuk. Lian Wei mengajari Nuan dasar-dasar bela diri yang dia pelajari di zaman modern.

Tingkat kultivasi di dunia ini terdiri dari beberapa level:

Tingkat Warrior (1-5)

Tingkat Elit (1-5)

Tingkat Master (1-5)

Tingkat Grand Master (1-5)

Tingkat Surgawi (1-5)

Tingkat Alam Semesta (1-5)

Tingkat Keabadian

Setelah selesai berlatih, mereka menyusuri hutan di dekat tempat tinggal mereka. Lian Wei sangat senang karena banyak tanaman berkhasiat yang masih tumbuh subur, termasuk bunga lily ungu yang sudah langka di zamannya.

Saat sedang asyik mengumpulkan tanaman, terdengar suara seseorang meminta tolong.

Lian Wei segera berlari ke arah suara itu dan terkejut melihat seorang nenek yang hampir diterkam seekor macan. Tanpa berpikir panjang, dia mengambil ranting kayu sebagai senjata dan menghadapi macan tersebut.

"Grrrrrr..." macan itu menggeram ganas.

Saat macan melompat menyerang, Lian Wei dengan sigap menekuk tubuhnya dalam posisi kayang, membuat macan melompati dirinya. Dengan cepat, dia menusukkan ranting kayu ke titik lemah di tubuh macan tersebut.

Jleb!

Satu serangan langsung membuat macan itu tumbang.

Hay readers salam kenal yah.

maaf kalau ada typo.

author baru belajar.

happy reading.

jangan lupa like, coment dan vote yah.

1
ara lianna
ketemu author disini... lalu ternyata langsung jatuh suka.. lanjut baca baca deh novel lainnya.. 😍😍
Diah Susanti
minyak kelapa biasanya warnanya agak bening, karena dulu aq sering dibuatin sama mendiang nenek,
Dieka
semoga huan wei berjodoh dgn kaisar muda kerajaan matahari. jgn dgn putra makhkota kerajaan wang yg sok sok an dr awal klaim huan wei miliknya.
ahyuun.e
Novel Fantasi yg masih oke buat dibaca, krn msih masuk dan dapat diterima secara nalar logika.
ahyuun.e
padahal ini novel genre fantasi yg masih bisa di logika loh ya? aku juga suka kok keritik penulis cuma selalu jelas apa yg dikiritik tujuannya untuk membangun biar lebih baik lagi entah dalam kepenulisannya atau ke alur ceritanya yg dri ga msuk logika jdi bisa diterima nalar tapi tetep oke ceritanya, cuma klo ngeritik satu kalimat ga jelas kek "Buruk" atau "Kecewa" tapi ga dijelasin kesalahan dan penyebabnya menurut ku ga etis sih 😂
ahyuun.e
udah ke pasar malam itu ruang dimensi ramenya 😂
ahyuun.e
astaga semoga weiwei mati di hutan kematian dan menitipkan kalung dimensinya kepada ku 🤭🤭🤭
ahyuun.e
wkwkwkwk heh weiwei akupun mau loh diamondnya 😂😂😂 bagi-bagilah 🤣
ahyuun.e
Kandani kok 🤭 ngopo kon angel" gawe minyak 🤣 ndek kalung mu ono opo ae, jngankan minyak, alat laborat dan alat bedah medis ae ono 🤣🤣🤣 ancen kok 🤣🤣🤣
ahyuun.e
lah bukannya ruang dimensi semuanya ada? napa repot" dah bikin minyak 🤣🤣🤣 oh atau kedok aja ya biar ga ketahuan 🤣🤣🤣
Risna Udi
seruu banget Thor ceritanya, semangat terus Thor dan slalu ditunggu karya othor
Nii
😍
f. m
🤣🤣🤣🤣🤣
Rubiyata Gimba
benar2 sableng 🤣🤣
Siti solikah
lanjut
Siti solikah
wah kasihan qui yi sampai terlempar
Siti solikah
emang weier ini lain dari yang lain
Siti solikah
apa yang ada di balik tandanya
Siti solikah
untung ada Phoenix jadi semua beast monster ketakutan
Siti solikah
weier terlalu jual mahal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!