Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
"Aku harus cari tau tentang Reni." gumam Roni saat tiba di rumah langsung menuju kamarnya dan menatap wajah adik kembarnya bernama Reni.
"Aku rindu kamu dik. Kamu dimana?" matanya memanas setiap mengingat adik kesayangannya. Roni terkenal pembuat Onar, bandel tapi dia penyayang. Dia menjadi seperti itu karena kehilangan sosok adik kesayangannya sedari kecil.
Lama memandangi foto mereka berdua lalu Roni terlelap, dalam mimpi bertemu sang adik.
"Kak, gak usah susah² cari aku, aku sudah tenang disini, aku dah bahagia kak. Kakak harus bahagia juga disana ya!" seraya mengusap wajah kakak tampannya.
"Kamu harus kembali dik, kakak sayang sama kamu, kita main bareng lagi ya! Kakak akan jagain kamu selalu dik!" ucap Roni.
"Gak kak, kakak harus bisa berjuang meraih cita² kakak, bahagiakan Papa dan Mama ya, demi aku. Hhmm ok." ucapnya memelas.
"Kamu sudah bahagia dik?" Reni hanya mengangguk mengIYAkan ucapan sang kakak.
"Aku pergi dulu ya kak. By!"
"Dik, kamu mau kemana? Dik. Dik. Kamu dimana?" huh huh huh. Akhirnya Roni terbangun.
"Aku cuma mimpi. Tapi seperti nyata! Ya Allah..." ucapnya frustasi.
"Mandi deh lalu makan, lapar!" ucapnya lalu mengambil handuk dan menuju kamar mandi.
***
"Ma, Papa mau bicara penting!"
"Papa mau bicara apa sih?" Tanya Mama Tasya isteri pak Boy.
"Sini ke kamar yuk." ajaknya.
"Mama titipkan Rey ke ibu dulu pa." ujarnya seraya melangkah mencari ibunya dibelakang.
"Bu, titip Rey sebentar, mas Boy mau bicara penting."
"Iya sini sama nenek sayang, mama mau temui papa kamu dulu. Rey anak pintar!" usia Rey menginjak 3 tahun sedang lucu²nya.
"Aku tinggal dulu bu!"
"Iya nak." jawab ibu Santi.
***
"Kenapa Mas?" setelah sampai di dalam kamar Mama Tasya langsung bertanya.
"Ada apa? Kenapa kamu malah bengong!" tanyanya makin penasaran.
"Kamu ingat kejadian tentang Reni?"
Deg.... "Tidak ada yang lupa kisah kelam seperti itu Mas." ucap Mama Tasya langsung menangis.
"Ssttt sudah. Papa sudah cari kemana² tapi Reni tetap sulit ditemukan Ma, apalagi sudah bertahun². Tapi di sekolah papa ada anak mirip Reni kita Ma." ucap Papa Boy sendu.
"Apa itu Reni kita mas? Boleh mama ketemu sama dia Pa?" tanyanya antusias.
"Dia bukan Reni kita Ma, dia hanya mirip!"
"Apa Papa yakin? Mama ingin ketemu dengannya Pa!" ucap Mama Tasya memaksa.
"Papa coba tanya dulu anaknya ya! Kalau dia mau papa akan kabari mama, kalau dia tidak mau, mama jangan maksa ya! Janji."
"Hm. Gak janji dalam hati."
"Ya sudah sekarang tenang." Papa Boy membawa Mama Tasya ke dalam pelukannya.
"Mama mau samperin kakak dulu ya Pa. Kayaknya dia belum makan deh pa!"
"Ya udah sana mama samperin dulu!" jawab papa sambil melepas pelukannya.
***
"Ron, kamu di dalam kak? Boleh mama masuk!"
"Iya ma, boleh! Masuk saja ma, pintu gak dikunci kok!" jawab Roni seraya menyisir rambut hitamnya.
"Anak mama cakep banget, wangi lagi. Mau kemana? Hm." dengan senyum ramah menenangkan.
"Mau keluar makan ma, mama masak kan?"
"Iya mama masak sama nenek, ada udang goreng sama sayur santan nangka kesukaan kakak."
"Mama ada apa kesini? Tumben!"
"Mama kangen anak mama, emang gak boleh?"
"Boleh lah ma, boleh banget malah! Tapi kan biasa mama sibuk urus toko, urus Rey, urus nenek dan papa. Hehehe."
"Iya mama terlalu sibuk. Maafkan mama ya!"
"Iya gak apa² ma."
"Sana makan dulu, nanti temui mama disini yah kalau sudah makan." ujar mama Tasya lembut.
"Iya ma, aku tinggal makan ya ma, lapar banget ma!"
"Iya nak, sana makan!" perintah mama Tasya.
"Ini foto Roni dan Reni kecil. Sayang mama, kamu dimana nak? Kamu pasti sudah besar seperti kakak Roni." gumamnya sedih hingga menetes air matanya.
"Semoga kamu sehat ya nak, bahagia selalu." dikecup bingkai foto tersebut yang menampakkan wajah Roni dan Reni usia 3 tahunan.
***
"Kamu sudah selesai makan kak? Kok cepat!" tanya mama Tasya.
"Sudah kenyang ma. Mama habis nangis, kenapa ma?" tanyanya khawatir.
"Mama gak apa² kak. Kamu dengar adik kamu panggil mama gak?"
"Emang adik Rey dimana ma? Apa sama nenek?"
"Iya dia sama nenek di belakang."
"Oh. Mungkin dia tidur sama nenek ma!" jawabnya enteng.
"Kak, mama mau tanya."
"Tanya apa ma, serius amat!"
"Ada teman baru kamu ya? Namanya Reni?"
Deg...
"Kok mama tau?"
"Kalau ditanya jawab kak, kenapa balik nanya sih?" jengkel mama.
"Iya iya ma. Ada temen baru Roni di sekolah sudah 1 bulan lebih malah. Emang kenapa ma? Apa mama tau sesuatu?"
"Gak nak, mama hanya curiga sempat itu adik kamu!" mata mama berkaca².
Deg...
"Roni juga sempat berpikir begitu Ma, tapi Roni gak yakin!"
"Apa yang membuat kamu gak yakin?" tanya mama Tasya penasaran.
"Karena dia gak ingat sama sekali sama Roni ma!"
"Emang kamu udah tanya?"
"Ya belum sih."
"Ish... Kamu ini gimana sih! Tanya dulu dong baru bilang begitu!"
"Tapi ma, Roni beberapa kali dimimpiin sama adik ma, adik bilang gak usah cari aku kak, aku sudah bahagia dengan hidupku." Roni menjelaskan mimpinya.
Deg... Jantung Mama Tasya seakan lepas, keringat bermunculan, kepalanya berkunang².
Brug
"Mama." seru Roni kaget langsung nyamperin mamanya, untungnya mama duduk dipinggiran kasur jadi pingsannya di kasur.
"Ma, bangun ma! Aduh gimana ini!" Roni panik.
"Papa, Pa, Papa sini dong Pa!" teriak Roni keras.
"Ada apa Ron?" masuk dengan tergesa².
"Mama pa!"
"Mamamu kenapa bisa pingsan?" lalu Roni menceritakan kronologinya sambil membaluri mamanya menggunakan minyak kayu putih supaya cepat sadar.
"Kamu jangan cerita ke nenek ya Ron, jangan sampai nenek juga ikutan sedih. Ini saja mamamu sampai syok gini!" huf. Papa Boy menghembuskan nafas kasar. Pasalnya kenyataan pahit perlahan diterima dengan ikhlas. Namun, siapa sangka sekarang akan muncul lagi karena seseorang yang begitu mirip dengan anaknya!
"Pa, mama dimana ini?"
"Mama sudah bangun? Minum dulu ma, tolong ambilkan airnya Ron."
"Ini ma."
"Terima kasih." setelah minum keadaan mama sudah membaik.
"Gimana ma, masih pusing?" tanya papa Boy.
"Udah mendingan pa, ayo cari Reni pa. Jangan sampai dia sedih, kita tidak lanjut mencarinya pa!" ucap mama berada dalam pelukan papa.
"Ssttt sudah. Reni pasti paham keadaan kita ma!" ucap papa Boy menenangkan. "Nanti papa akan temui Reni ya, mama tenang dong!"
"Iya pa!"
"Nah gitu senyum kan bagus ma!" lalu mengecup kening mama Tasya sekilas. "Ayo keluar." ajaknya.
"Iya pa." mama Tasya pelan² turun dari ranjang kamar anaknya.
"Ron, belajar yang rajin ya!" ujar papa Boy sebelum meninggalkan kamar Roni.
"Iya pa." huft. "Kasihan mama.! Jadi syok gara² aku." gumamnya.
"Kerja tugas dulu deh!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy Reading ☆☆☆
Jangan lupa mampir dikarya² ku yang lain ya, tapi belum rilis sih. Hehehe
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih
Jangan lupa like, kritik dan sarannya.../Rose/