Duke Ethan Maverick mencintai Nyxoria Graciella. Mereka bertunangan dan merencanakan pernikahan, namun suatu masalah telah terjadi, keluarga Nyxoria jatuh miskin hingga membuat rencana pernikahan itu ditangguhkan. Tidak hanya jatuh miskin, mereka mempunyai hutang yang cukup banyak. Nyxoria memutuskan untuk meninggalkan Duke Ethan dan memulai kehidupan baru didesa. Bahkan dia bertemu dengan pria tampan yang baik hati. Pria itu bernama Victor Dallie. Dia mengajari banyak hal pada Nyxoria, hidup dalam kesederhanaan. Cinta tumbuh diantaranya, tapi semuanya berubah ketika Duke Ethan kembali menemui Nyxoria. Menagih janji pernikahan mereka yang tertunda. Nyxoria merendah, dia sadar diri akan statusnya yang hanya rakyat biasa, dia meminta Duke Ethan melupakannya dan mengatakan dia telah menemukan hidup barunya bersama Victor. Perasaan cinta berubah menjadi benci, Duke Ethan mencari segala cara untuk mendapatkan Nyxoria. Bahkan jika wanita itu harus dipajang seperti bunga hiasan sekalipun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 : Aku memang menyedihkan
Cerita hanyalah karya fiktif belaka, tidak ada berkaitan dengan kisah nyata, sejarah maupun kejadian yang ada. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar belakangnya. Mohon maaf, itu hanyalah kebetulan saja. Sekian dan terima kasih. Enjoy for reading book!
Ditengah rintikkan hujan, dirumah pohon itu.
Mereka berdua terjebak bersama, memilih tempat itu untuk berteduh dari hujan. Saat itu hanya Nyxoria yang mengenalnya. Dia merasa sedikit lega karena hal itu, kemudian dia berharap hujan segera redah.
Victor Dallie memasang wajah tegang dan serius, dia terlihat sedikit murung karena hujan. 'Serius! Mengapa harus hujan dihari kepulanganku?' protesnya didalam hati. Menghela nafas berulang kali.
Srrkk klikk klikk tess tess.. Suara memeras pakaian.
Victor menoleh ke arah wanita itu lagi. 'Cantik. Apa dia pelayan baru dirumahku?' Matanya terus menatapnya dengan tatapan menyidik, kemudian pipinya memerah saat mata itu menangkap basah tatapannya.
"Tuan Victor, apa anda tidak bisa tidak mengalihkan pandangan anda dari saya sekarang?" tanya Nyxoria bersahaja, masih memeras gaunnya agar tidak terlalu berat karena basah.
Mendengar namanya disebut dengan jelas, Victor pun mengerutkan dahinya. "Kau.. Mengenalku?" tanyanya memastikan hal tersebut.
"Kerjasama membuat desain.." jawab Nyxoria pelan, ia tak ingin menyembunyikannya terlalu lama. "Dulu kita pernah membuat kerjasama itu."
Mata Victor meluas, kemudian dia mengenalnya. "Kau Dewi itu ya!" ucapnya sambil tersenyum. "Dewi.." Victor menyebutnya lagi.
"Be-berhenti memanggilku seperti itu, aku punya nama tau..!" jawab Nyxoria. Berusaha bicara tidak formal dan seperti rakyat biasa. Dia meniru cara Bi Dane bicara.
"Begitu ya.. tapi nama yang ku tau hanya Dewi, ku pikir itu yang cocok untukmu.. Iya kan?" tanya Victor lagi, senyuman yang hangat membuat cuaca hujan itu tidak terlalu buruk baginya.
Nyxoria hanya menghela nafas panjang, memandang ke arah luar rumah dengan kedua matanya yang indah. Dia berpikir. 'Sudah lama juga ya waktu itu.. semua itu terasa seperti mimpi yang nyata.' monolog hatinya.
Kemudian dia memberitahu namanya. "Nyxoria, nama ku Nyxoria.." ucapnya pelan. "Setidaknya.. itu nama asli yang ku punya.." tambahnya.
Victor memandangnya, dia cukup penasaran dengan kedatangan Nyxoria ke taman bunganya. 'Ah apa dia sedang berkunjung ke sini?' pikirnya saat itu. "Aku tau tujuanmu kesini untuk melihat bunga.. Tapi sepertinya cuaca disini tidak mendukungmu ya, menyedihkan.." ucapnya, nada mengejek.
Hal itu menyinggung perasaannya, namun Nyxoria hanya tersenyum dan mentertawakan dirinya sendiri. "Aku.. memang menyedihkan." jawab Nyxoria, dia tersenyum pahit saat mengingat kenyataannya. Dia benar benar menyedihkan.
"Ah maafkan aku, sepertinya ucapanku menyinggung perasaanmu, tapi bagaimana bisa kau berada disini, ditamanku?" tanyanya serius.
"Tamanku? apa taman ini milikmu?" tanya Nyxoria.
"Tidak semuanya sih, tapi sebagian dari tanah ini milik aku dan Ibuku." Victor berpikir sejenak. 'Apa tujuannya datang kesini?'
"Tuan Victor! Apa jangan jangan kau..?" pertanyaannya tidak selesai, seseorang memanggil namanya berulang kali. Nyxoria bergerak dan melihat orang yang memanggil namanya itu.
"Nona Nyxoria! Nona Nyxoria!" panggil Bi Dane.
"Bi Dane! wah ada jemputan, ayo kita keluar bersama sama.. Eh?" Nyxoria memandang ke sekitarnya, Victor menghilang disaat yang sama.
"Nona! ya ampun!" Bi Dane terlihat khawatir, terus lari mendekati Nona Nyxoria. Dia memayungkan payung itu kepada Nona kesayangannya. "
"Aduh Bi Dane, kau juga harus berpayungan denganku." ucapnya, menarik Bi Dane mendekat dan berpayungan bersama sama.
"Bi Dane.. sebenarnya tadi ada orang lain loh!" ucapnya dengan serius.
"Benarkah?" Bi Dane melihat ke sekitarnya, kemudian merasakan dingin menegur kulitnya yang mulai menua itu. "Sepertinya benar benar ada! ayo cepat pulang!" Menarik Nona Nyxoria dengan pantas.
"I-iya!" sahutnya, mereka akhirnya pulang bersama.
Setelah memastikan semuanya pergi, barulah Victor muncul kembali. Dia tersenyum mengingat wanita itu, wanita cantik tunangan seorang Duke. Sejak mereka bekerjasama, hasilnya juga bertambah.
Dia menjual desain tersebut ke seluruh wilayah yang ada bahkan ke kekaisaran besar juga. Keuntungan dari menjual desain itu membuatnya sukses dan menjadi pedagang kerajinan tangan yang sukses.
Ya sebelumnya, Victor menjual perhiasan manik manik yang indah. Setelah bertemu dengan Nyxoria barulah dia menjual desain pakaian yang dia miliki. Semua itu juga berkat bantuan ibunya.
'Sepertinya kerjasama ini benar benar menguntungkan kami berdua..' pikir Victor. Sebelumnya dia mengirim surat pada Ibunya akan pulang nanti malam, karena keawalan, dia memutuskan untuk beristirahat ditaman bunganya.
Rumah pohon ini ialah rumah yang dia bangun sendiri, saat dia masih remaja dia mulai membangun rumah tersebut. Satu persatu barang beharga dimasukkan ke rumah pohon. Mulai dari sofa, meja makan, kursi dan perabotan rumah tangga lainnya.
'Dia masih saja terlihat cantik, seperti seorang Dewi..'
•••{ Rumah Bi Dane }•••
Nyxoria memegang gelas hangat yang berisi coklat, itu membuatnya sedikit melupakan hujan yang membuat harinya terlihat menyedihkan. Bohong kalau dia tidak tersinggung dengan ucapan Victor, dia benar benar tersinggung. 'Aku.. sedikit malu bertemu dengannya, ditambah lagi keadaanku yang begini.. Haaa..' Nyxoria menghela nafas panjang.
"Eh~ Nona mengeluh ya? Ini pertama kalinya lagi Bi Dane mendengarmu mengeluh sejak kejadian itu.. ada apa Nona.. ceritakanlah semuanya pada Bi Dane.." Bi Dane berjalan mendekati Nona.
"Aku tidak mengeluh kok, aku hanya sedikit lelah" dia berusaha menutup diri, namun Bi Dane bukanlah orang yang mudah menyerah, dia menggali cerita itu lagi dan lagi.
"Apa karena pekerjaanmu?" tanya Bi Dane.
"Tidak, bukan karena itu kok! Tapi Karena hujan, iya itu, karena hujan Bi Dane.." jawabnya menyalahkan cuaca hujan itu. Pandangannya memutar ke arah luar jendela rumah.
"Menyalahkan hujan itu tidak baik, nona." sahutnya, dia mengusap bahu Nyxoria dengan lembut. "Istirahatlah." ucapnya lagi.
"Iya" sahut Nyxoria, memandang gelas itu kemudian memandang ke arah Bi Dane lagi. 'Aneh, mengapa aku bertingkah seperti nona dan tuan rumah disini, inikan rumah Bi Dane! Sadar diri Nyxoria! Cepat!'
"Bi Dane.." panggilnya, mengulurkan gelas itu pada Bi Dane, kemudian dia berdiri, membungkukkan sedikit punggung rampingnya dan berkata. "Apa anda butuh hal lainnya lagi Nyonya?" tanya Nyxoria, bergerak baik dan sopan santun di depan Bi Dane.
"Kau ingin aku menjadi majikanmu?" tanya Bi Dane.
Nyxoria mengangguk pelan. "Saya akan membawakan sesuatu pada Nyonya, sebentar ya Nyonya!" ucapnya, dia berlari kecil ke kamarnya mengambil buku cerita dan memberikannya pada Bi Dane. "Silahkan dibaca"
Bi Dane hanya tersenyum melihat tingkah laku nona kesayangannya itu. "Ho~ kamu ingin mengejekku ya, aku kan buta huruf, apa kau tidak tau atau kau pura pura tidak tau itu, hemm?" Bi Dane berlagak menjadi tuan dan nyonya rumah.
"Buta huruf..?" gumam Nyxoria, kemudian berdiri tegak dan berkata. "Kalau begitu, saya akan membantu anda belajar mengenal hurufnya, nyonya!" jawab Nyxoria, dia terlihat serius namun masih menggemaskan.
"Hoho~ itu tidaklah mudah~" sahut Bi Dane, mereka pun tertawa bersama.
.
.
.
Bersambung!
Oh ya.. jangan lupa mampir dan baca juga
“Pembalasan bibi licik” pengen tahu penilaianmu.. secara aku msh amatir 😬