Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Alasan keguguran
"Lagi pula selain manfaatnya, Aku juga ingin melihat kalian terus menderita memikirkan saham senilai 15% itu ada di tanganku, Aku bahkan berpikir untuk menggunakannya melawan kalian yang--"
"Jallang!" Mesila menyela ucapan Kimberly
Kimberly tetap tenang, "Kenapa? Sekarang kalian takut hanya karena saham 15% itu? Aku bahkan sudah tidak takut lagi kehilangan seluruh keluargaku, jadi mari kita--"
"Kakak!" Tiba-tiba sebuah suara dari belakang membuat Kimberly mengerutkan keringnya, dia berbalik dan mendapati Berlian berlari ke arahnya.
"Berlian," sang nenek berdiri dengan panik, menatap sang cucu dengan cemas, "kau belum boleh menggunakan suaramu sekeras itu, bagaimana kalau nanti terjadi apa-apa?" Gerutu Mesila.
"Ah,, maaf Nek, aku terlalu senang melihat Kakak, jadi aku tidak sadar," Kata Berlian pada sang nenek lalu berbalik menetap Kimberly, "kakak, Aku sangat senang bisa berjumpa denganmu di sini. Aku kebetulan kemari bersama dengan Ramon, dia sedang memarkirkan mobil," Berlian menarik kursi, dan langsung duduk di samping Kimberly.
Tetapi Kimberly malah berdiri, "Sepertinya kalian ingin menikmati momen ini dengan nyaman, kalau begitu si pengganggu ini akan segera pergi," kata Kimberly sambil berbalik untuk pergi dari sana ketika lengannya malah dicekal oleh Berlian.
"Kakak, apa kau masih akan terus menghindariku?" Berlian berbicara dengan mata berkaca-kaca.
"Tidak perlu bersandiwara, aku yakin kau begitu senang aku telah pergi dari rumah itu. Setelah Apa yang kau lakukan sebelumnya untuk mengusirku, sekarang kau berhasil, jadi tidak perlu melakukan sandiwara apapun lagi karena aku tidak akan kembali ke rumah itu merebut semua yang kau punya! Ayah, ibu, kakek dan nenek, semuanya sudah menjadi milikmu! Tidak perlu berusaha keras lagi untuk berebut denganku, semuanya aku berikan percuma padamu!" Kata Kimberly sebelum mengulurkan tangannya mendorong tangan Berlian yang melingkar di lengan kirinya.
Berlian menggelengkan kepalanya, "Kakak, aku tidak mungkin begitu, Aku sangat ingin kau kembali ke sana, semua yang ada di rumah itu adalah milik kita berdua. Kita adalah putri dari keluarga Genandra, jadi kita berdua memiliki hak di sana, aku..."
"Kau sangat ingin aku kembali ke sana? Lalu begitu, kenapa kau masih tidak bisa merelakan saham 15% itu? Kalau itu benar, Kau tidak perlu mencari cara untuk mengambilnya kembali 'kan? Juga,, kalau kau sangat ingin kita bersama-sama memiliki apa yang ada di rumah itu, kau tidak akan berusaha untuk membuatku dibenci oleh semua orang di sana. Sengaja membuang sepatumu sendiri dan menuduhku membuangnya, sengaja merusak gaunmu sendiri dan menuduhku merusaknya. Membunuh ikan peliharaan nenek namun berkata melihatku yang membunuhnya, lalu apa lagi ya,,,, banyak lagi yang kau lakukan untuk membuatku terlihat buruk di depan semua orang. Mau ka.u sebutkan satu persatu supaya nenek ikut mendengarnya?" Ucap Kimberly membuat wajah Berlian menjadi sangat pucat, tubuh Perempuan itu gemetar mendengar ucapan sang kakak yang terdengar begitu lantang.
"Kau pasti tidak menyangka aku akan mengatakannya kan?" Kimberly tersenyum mengejek melihat ekspresi perempuan di hadapannya, "nikmatilah kebersamaanmu dengan keluarga tercinta itu. Jangan lagi mengusikku dan jangan berharap saham itu akan kuberikan pada kalian! Lebih baik kuberikan pada orang asing ketimbang pada orang-orang seperti kalian ini!" Tegas Kimberly sebelum melangkah untuk meninggalkan tempat itu ketika di hadapannya telah berdiri Ramon.
Kimberly pun menghentikan langkahnya, menatap pria di hadapannya dengan tenang, "aku lupa, aku belum memberikan selamat untuk pernikahan kalian. Semoga kalian tetap setia dalam suka maupun duka pernikahan karena aku yakin kedepannya akan ada lebih banyak duka yang kuhadiahkan pada kalian," ucap Kimberly sebelum melanjutkan langkahnya.
Tetapi terkejut saat lengannya kembali dicekal oleh seseorang, orang itu tak lain adalah Ramon.
"Bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Aku tahu masalah antara kita belum selesai, tapi kau telah menyakiti hati Berlian. Dia sampai keguguran karena memikirkanmu 3 tahun yang lalu, tapi apa yang kau lakukan sekarang? Kau masih menyimpan begitu banyak dendam--"
"Menurutmu dia benar-benar keguguran karena memikirkanku atau karena dia cemas anak yang dikandungnya itu bukan anakmu?" Ucap Kimberly dengan sebuah senyuman mengejek di wajahnya membuat tubuh Ramon menegang.
Apa yang baru saja dia dengar?
Kimberly melebarkan senyumnya melihat ekspresi Ramon, dan terutama ketika dia berbalik dan melihat dua perempuan di belakangnya juga sangat terkejut mendengar ucapannya itu.
Kimberly pun melepaskan tangannya dari cekalan Ramon dan melanjutkan langkahnya meninggalkan ketiga orang itu.
Saat ini perasaannya benar-benar campur aduk, meski Dia terlihat tegar dari luar, namun di dalamnya, dia sebenarnya begitu rapuh.
Kejadian 3 tahun lalu itu benar-benar sesuatu yang sangat menyakitkan untuk diungkit kembali, namun dia harus mengatakannya, setidaknya untuk melindungi dirinya sendiri.
Kimberly pun berusaha mempercepat langkahnya, sampai dia akhirnya ditimang oleh sebuah tangan besar yang langsung menariknya ke pelukan.
"Aku di sini, tidak usah khawatir," ucap Steven menenangkan sang istri ketika dia merasakan tubuh sang istri sedikit gemetar.
Kimberly memejamkan matanya, menghirup nafas dengan panjang untuk merasakan aroma sang suami yang menenangkan.
Tangan Kimberly memeluk erat tubuh Sang suami sambil berkata, "aku baik-baik saja."
sampai anak kandung pun ga ada arti nya sama sekali....
kalahkan rasa trauma itu...
kamu harus bahagia..