“Ivory Esmeralda, apakah kau sedang mencoba untuk menguji kesabaranku sekarang? Bukankah sejak awal kau sudah menyetujui semua perjanjiannya?”
“Apa maksudnya Ivory Esmeralda? Namaku jelas-jelas Ivory Asteria, lalu kenapa … Sial, jangan katakan kalau dugaanku benar-benar menjadi kenyataan. Aku memasuki dunia lain?”
“Ingatlah, pernikahan ini hanya akan berlangsung selama 6 bulan lamanya. Jangan berharap aku akan memperlakukanmu sebagai seorang istri karena kau tahu sendiri bahwa aku telah memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai.”
Kalimat yang sama, ekspresi raut wajah dan nada bicara yang sama seperti yang di gambarkan oleh penulis dari novel yang berjudul ‘Kematian Tragis Permaisuri Raja Vampir’ yang Ivory baca sebagian sebelum dia terjatuh dari tangga begitu mendengar kabar tentang kecelakaan kedua orang tuanya.
“Benarkah aku memasuki dunia novel? Pengangguran menjadi Ratu, apakah mungkin? Bahkan Ratu Vampir, bagaimana jadinya nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Pesta Perayaan Pendirian Kerajaan
“Hah? Mana mungkin dia masih hidup? Sementara kita semua tahu sendiri bagaimana kau membunuhnya saat itu.”
Rend jelas terkejut dengan apa yang Ragnar katakan barusan, sebab dia menyaksikan langsung bagaimana Ragnar membunuh saudaranya itu dalam perang pemberontakan yang dilakukan Ragnar dengan bantuannya 200 Tahun yang lalu. Awalnya Rend hanya menganggap perkataan Ragnar yang sebagai sebuah candaan, hingga dia menyadari raut wajah serius yang Ragnar katakan.
“Tunggu … Ja-jangan katakan kalau kau serius mengatakan itu!” seru Rend dengan tatapan tidak percayanya.
“Aku melihatnya saat dia menyelamatkan seorang vampire pembunuh yang hampir saja bisa aku lenyapkan saat itu juga,” ujar Ragnar dengan wajah serius, “Dan aku bisa merasakan sihir hitam yang sangat pekat mengelilinginya.” Lanjutnya.
“Ka-kau yakin? Arlon dengan sihir hitam atau jangan-jangan saat itu dia tidak terbunuh karena senjata yang kau gunakan adalah pedang Lenarro? Bukan pedang Asteria?” cecar Rend tampak menduga beberapa hal.
“Aku tidak tahu, tapi aku yakin bahwa orang itu adalah Arlon! Dan kini aku tahu dari mana para vampire pembunuh itu berasal,” ujar Ragnar sembari menatap sebuah bunga mawar yang rusak, tempat dimana Ivory terjatuh sebelumnya.
“Kalau begitu aku akan mencari tahunya lebih jauh lagi tentang keberadaan Arlon. Lalu untuk Ratumu, aku harap kau mulai melindunginya dengan sungguh-sungguh mulai sekarang dan ingatlah baik-baik informasi yang aku katakan barusan.”
Rend mengatakan hal itu sembari berjalan pergi meninggalkan Ragnar, karena urusannya sudah selesai maka dia akan kembali ke wilayah kekuasaannya sendiri. Tidak ada jawaban apapun dari Ragnar, sampai Rend dan Draven menghilang dari tempat tersebut.
“Memiliki jantung yang hidup, apakah itu mungkin?” gumam Ragnar dengan tatapan mata yang tertuju pada bunga mawar yang rusak itu.
Setelah pembicaraannya dengan Rend, Ragnar tidak kembali ke kamarnya. Dia memilih menghabiskan waktunya di ruang kerjanya bahkan sampai menginap di sana. Semua hal yang muncul bersamaan membuat Ragnar ragu untuk mengambil keputusan dan bahkan menghentikan eksperimennya mengendalikan pedang Asteria untuk sementara waktu.
Kejadian penyerangan itu pun di tutupi dengan rapat, karena adanya pesta perayaan Pendirian Kerajaannya yang akan segera di laksanakan. Sebagai seorang Raja, Ragnar tidak boleh membiarkan para bangsawan dan juga rakyatnya cemas karena penyerangan yang harusnya ditujukan kepada Ivory saja.
Dan terkait kemunculan Arlon, Ragnar hanya memberitahukan kepada Rend saja karena dia masih belum yakin dengan apa yang dia lihat dan ingin memastikannya lebih dulu.
...****************...
Pesta perayaan Pendirian Kerajaan pun akhirnya tiba satu hari setelah penyerangan itu terjadi. Selama itu juga, Ragnar tidak kembali ke kamarnya ataupun menemui Ivory. Selain sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang Raja, Ragnar juga belum memutuskan tindakan seperti apa yang harus dia lakukan kepadanya. Dan lagi … Informasi tentang jantung yang hidup milik Ivory membuatnya cukup terganggu sekaligus penasaran.
Sedangkan Ivory sendiri, dia juga disibukkan oleh tugas-tugasnya sebagai seorang Ratu. Ditambah Ragnar juga menyerahkan persiapan pesta kepadanya, sehingga Ivory yang sudah sibuk dengan berbagai laporan ditambah sibuk dengan persiapan pestanya yang dilimpahkan kepadanya begitu saja.
“Yang mulia Ratu! Bagaimana kalau anda mengenakan gaun ini untuk menghadiri pestanya?” Seorang pelayan bernama Mia, memperlihatkan sebuah gaun berwarna merah yang sangat indah.
“Terserah kalian saja, aku tidak masalah! Namun, bagaimana dengan Raja?” tanya Ivory yang penasaran bagaimana keadaan pria itu, karena belakangan waktu ini dia sama sekali tidak pernah melihatnya bahkan Ragnar tidak kembali ke kamarnya.
“Yang mulia Raja akan mengenakan setelan yang sesuai dengan gaun yang anda pilih. Jadi, jangan khawatir sebentar lagi beliau pasti akan datang untuk menjemput anda,” jawab Mia.
“Ouh, begitu!” gumam Ivory sedikit kecewa, “Padahal yang ingin aku katakan keadaan lukanya. Tapi mendengar dia yang akan datang menjemputku aku rasa lukanya sudah sembuh sekarang,” lanjutnya dalam hati.
Hari itu, Ivory dirias dengan begitu cantik oleh para pelayannya. Sedangkan Ragnar, masih berada di ruang kerjanya dia ingin menegaskan untuk memperkuat keamanan selama pesta berlangsung. Semua orang tampak tegang, karena kejadian penyerangan sebelumnya dan jika terjadi lagi saat pesta berlangsung maka kerajaan akan kacau.
“Dorian, Elias dan Theron pastikan kalian tidak lengah dalam menjaga keamanan selama pesta ini berlangsung!” perintah Ragnar pada tiga pengawal kepercayaannya.
“Baik, Yang Mulia! Serahkan saja keamanan kepada kami,” jawab ketiganya serentak.
“Semoga saja tidak terjadi masalah selama pestanya berlangsung!” batin Ragnar.
...****************...
Malam hari pun tiba, cahaya lampu pesta mulai mengeluarkan keindahannya. Para bangsawan dan tamu undangan sudah mulai berdatangan satu persatu dengan mengenakan pakaian terbaik mereka.
Suasana istana menjadi sangat ramai, ditambah alunan musik yang semakin membuat pesta tersebut semakin meraih. Jalanan di sekitar istana pun tampak ramai, dimana rakyat juga tengah mengadakan pestanya sendiri.
“Hormat kami, Yang Mulia!” Para pengawal dan pelayan yang berada di depan pintu kamar Ivory segera berlutut memberi hormat ketika melihat kedatangan raja mereka.
“Apakah Ratu sudah selesai bersiap?” tanya Ragnar, karena dia harus memasuki aula pestanya bersama dengan Ratunya.
“Sudah, Yang Mulia!”
Bersamaan dengan jawaban para pelayan itu, tiba-tiba pintu terbuka menampilkan Ivory yang terlihat sangat cantik dengan gaun merahnya yang senada dengan pakaian yang Ragnar kenakan.
Untuk beberapa saat jujur saja, Ragnar terpukau dengan penampilan menawan Ivory malam itu, begitu juga Ivory yang tidak menyangka Ragnar agar semakin terlihat tampan dengan mengenakan pakaian formal untuk pestanya. Hingga kesadarannya kembali dengan kemunculan Denzel yang menghampiri mereka.
“Ouh, kalian sudah siap juga rupanya! Ayo, kita pergi ke aula pestanya sekarang,” ujar Denzel menyadarkan keduanya dari lamunan masing-masing.
“Kau akan masuk bersama kami?” tanya Ivory dengan bodohnya.
“Tentu saja! Apakah kau lupa kalau aku kekasih kesayangan Yang mulia,” jawab Denzel sembari menggandeng lengan kiri Ragnar untuk menggoda pasangan itu.
“Sudahlah, ayo cepat kalau kita tidak ingin terlambat.”
Ragnar menengahi, dia tidak ingin membuang waktunya untuk berdebat sementara para tamunya sedang menunggu. Dan siapa sangka Ragnar memberikan lengan kanannya untuk Ivory gandeng seperti yang dilakukan Denzel.
“Yang Mulia Raja Ragnar Rowan Agharon dan Yang Mulia Ratu Ivory Esmeralda Agharon bersama Tuan Denzel Hetherington akan memasuki ruangan!”
Seorang penjaga memberitahukan kedatangan mereka agar para tamu yang berada di aula pesta bersiap menyambut kedatangan mereka dengan penuh rasa hormat.
“Segala keagungan untu Raja dan Ratu Kerajaan Agharon.”
Semua bangsawan vampire dan tamu undangan langsung berlutut memberi hormat secara serentak hingga menggema di aula pesta yang sangat mewah itu. Bisik-bisik para bangsawan vampire mulai terdengar ketika untuk pertama kalinya melihat Ratu mereka yang bahkan bisa bertahan hidup sampai detik ini.
“Akan aku pastikan kau mati kali ini!”
Bersambung ….