Gandari adalah gadis desa yang menjadi sebatangkara karena ibunya telah meninggal dunia, namun ia dinikahkan dengan Prama~ seorang anak juragan tanah didesa Waringin. padahal keduanya masih sangat muda pada saat itu..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ki Wastra
Setelah diberitahukan hal penting itu dari Bagja, Gandari langsung memanggil Ki Wastra melalui suaranya yang terbawa angin tepat berbisik ditelinga Ki Wastra, sehingga membuat Ki Wastra yakin bahwa Gandari tengah memanggilnya dihutan Pucung..
Ki Wastra pun pergi ke hutan Pucung sembari membawa parang tajam nya yang tak lepas dari genggamannya, ia terus menatap awas pada sekitarnya karena hawatir ada yang sedang membuntutinya. Hingga pada akhirnya ia sampai pada Gandari yang tengah membelakanginya memandang nanar ke depan
"Sampurasun, Nyai.." lirih Ki Wastra sembari menundukkan kepalanya
Gandari pun tersenyum dan berbalik arah pada Ki Wastra
"Rampes, Ki.." jawab Gandari dengan suara lembutnya
"Ada apa Nyai memanggil saya?" tanya Ki Wastra penasaran
Gandari pun menceritakan segalanya pada Ki Wastra tentang anak buah Juragan Darsa yang tengah merencanakan sesuatu yang buruk pada Ki Wastra, hingga Gandari menyuruh Ki Wastra untuk segera menjauh dan meninggalkan desa Pucung agar hal buruk tak terjadi.. Namun nyatanya, Ki Wastra malah menolak tegas usul Gandari
"Tidak, Nyi.. Saya tidak mau meninggalkan nyai sendiri!! Saya bisa melindungi diri saya sendiri, percayalah.. Dulu saat saya muda dulu, saya ini jago pencak silat dan terkenal sebagai jawara!! Saya tidak takut pada mereka!!" tegas Ki Wastra
Gandari pun tersenyum menatap Ki Wastra
"Saya mengerti aki hawatir pada saya jika meninggalkan saya sendiri, tapi percayalah.. Saya justru lebih bisa melindungi diri saya sendiri.. Mereka itu jumlahnya banyak, sedangkan aki sendiri.. Bukankah lebih baik kita cari aman saja?" jawab Gandari dengan santai
"Tapi saya harus kemana, Nyi? Jujur saja.. Setelah bertemu nyai dan akrab dengan nyai, saya merasa mempunyai keluarga lagi.. Nyai sudah ku anggap seperti anakku sendiri. Saya tidak mau kemana-mana!!" tegas Ki Wastra bersikukuh
"Tapi bagaimana jika aki tertangkap dan diancam oleh mereka? Mereka hanya menginginkan saya, aki tak usah terlibat terlalu jauh demi saya.. Saya mohon, ki! Pikirkanlah diri aki sendiri, pergilah dari desa ini!!" pinta Gandari memaksa
"Sudahlah, Nyai.. Saya teh tidak mau!! Biarkan saja mereka menculik saya, toh saya tidak akan mengatakan apa-apa, kalaupun harus m4ti! Saya rela.. Toh nyai sudah memberi saya kesempatan berjalan lagi, setidaknya m4tipun tidak penasaran karena sudah lama tidak merasakan jalan-jalan.. Hehehe" jelas Ki Wastra terkekeh
Gandari pun hanya bisa tersenyum sembari menggelengkan kepalanya
"Haduh.. Dasar aki ini.. dikasih tau malah ngeyel, yasudah hati-hati saja.. Atau kalau bisa jangan dulu pulang kesana sementara waktu sampai segalanya terasa aman!!"
"iya siap, Nyi.. Hehehe"
****
Sementara itu dikediaman Prama, ia mengamuk karena sudah siang tapi Felicya tidak menyiapkan makanannya juga, ia malah rebahan dikasur sambil nonton drakor seharian.
BRAKKKK! Prama melempar tudung saji yang disimpan diatas meja makan karena tak ada makanan apapun disana
"Feli.. Felicyaaaaa!!" teriak Prama kesal
"Ck!! Apasih!!" decak Feli kesal sembari bangun dari rebahannya menghampiri Prama yang berada diruang tengah
"Kamu dari tadi ngapain sih? Kamu gak masak? Hah? Suami kelaperan kamu malah rebahan terus dikamar!" gerutu Prama kesal
"Hadeuh.. Jangan kayak orang miskin deh! Tinggal g*food aja napa!!" ujar Feli acuh sembari membuka aplikasi di hp nya, sedangkan Prama hanya bisa tersenyum kecut mendengar ucapan Feli
"Eh iya ya.. Kita kan tinggal di pelosok, mana ada sinyal dan g*food.. hehehe.." desis Feli terkekeh
Prama pun hanya bisa menghela nafas berat sembari menatap remeh pada Feli
"Terus kita makan apa hari ini? Masa hari pertama sebagai suami istri kamu gak nyiapin makan buat suamimu?" tanya Prama berusaha tetap tenang
"Ck! kamu ribet banget deh pram ah!! Emang mama mu gak ngirim makanan apa? kemarin kan dia ngirim kesini?" tanya Feli
Prama pun tersenyum sinis mendengarnya, lalu seketika ia pun tertawa terbahak-bahak
"Hah? Gak salah? BWAHAHAHA.. Ngirim makanan kamu bilang? Kemarin dia kirim makanan kesini karena kita capek setelah hajatan kemaren, sekarang mah ya masing-masing aja makannya!! eh.. Kamu kalo gak siap jadi istri ngapain mau dikawinin? Wakakakak" tawa Prama meledek Feli
Feli kesal bukan main, ia pun menatap nyalang pada Prama, lalu BYURRRR..
Feli melemparkan air dalam gelas tepat ke wajah Prama
"Akhhhh Feli.. Apaan si looo?" Bentak Prama tak habis pikir dan menatap nyalang pada Feli
"Udah ketawanya? Hah? Udah? Kamu pikir ini lucu, Pram? Tega ya kamu ngomong gitu sama aku!" ujar Feli yang sudah kepalang kesal
"Lah yang aku omongin emang bener, kan? Kehidupan rumah tangga didesa ya memang seperti ini, para istri setiap hari memasak untuk suami dan anak-anaknya, setiap wanita itu diharuskan bisa memasak dari mereka masih gadis.. Dulu Gandari juga.."
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Feli langsung menyela ucapan Prama
"DIAAAAMMMM!! Gandari gandari gandari terussss! Gak ada nama lain kah selain dia, hah? Muak aku dengernya tau gak! terima kenyataan, Pram! Dia udah bukan istrimu lagi, dan sekarang istrimu adalah aku!! Aku pram, aku! Sadarrr!" bentak Feli menunjuk-nunjuk dirinya sendiri dengan nafas yang tersengal-sengal
Prama hanya bisa mengusap wajahnya kasar sembari menatap sendu pada Feli mengingat ia memang keseringan menyebut nama Gandari didepan Feli, ia sampai lupa pesan ibunya kalau Feli tetap harus dijaga perasaannya karena ada bayi dalam kandungannya
Akhirnya, Prama hanya bisa menghela nafas berat dan menyenderkan tubuhnya ke kursi
"Haaahhh.. Oke, sorry Fel!!" lirih Prama berusaha tetap tenang kembali
Akhirnya Feli pun langsung duduk dihadapan Prama dengan mata yang sudah berkaca-kaca
"Pram, kita ngelakuinnya bersama.. Jangan terus memojokkanku seolah aku sendiri yang salah disini!! Aku sedih kalo kamu terus kayak gini, padahal dulu segitu pentingnya aku buat kamu!!" lirih Feli mencurahkan isi hatinya
Prama hanya bisa menutup wajahnya dengan kedua tangannya
"Ah, ya.. Aku yang salah.. Maaf!! Aku harus keluar dulu buat nenangin fikiran!!" ujar Prama sembari bangun dari duduknya dan hendak keluar rumah agar merasa lebih tenang
****
Sementara Juragan Darsa, setelah kepergian Gandari.. Ia benar-benar tidak bisa tenang, apalagi kemunculan seseorang yang bernama Ajiwastra itu.. Benar benar membuat Juragan Darsa tak bisa tidur dan tak fokus!! Ia menyuruh seseorang agar mencari orang bernama Ajiwastra itu didesa Pucung.. Namun nihil, tak ada orang yang bernama Ajiwastra ataupun ciri-ciri orang itu yang Juragan Darsa cari..
"Kenapa.. Kenapa semuanya terasa janggal? Apa mungkin Gandari atau orang itu berbohong padaku?" tanya nya bingung.
"Saya sudah puluhan tahun tinggal didesa Pucung, Juragan!! Tapi tidak ada yang bernama Ajiwastra, kalaupun ada.. Itu adalah Ki Wastra, tapi Ki Wastra sudah tidak punya siapapun lagi karena diusir dari rumahnya" jelas tetua desa Pucung yang sengaja dibawa ke desa Waringin untuk menghadap Juragan Darsa
Juragan Darsa pun tersenyum penuh arti menatap lurus kedepan
"Hmmmm.. Ki Wastra, ya? Ya ya yaaa" gumamnya sembari mengangguk-anggukan kepalanya.
sebenarnya apa yang ada dalam fikiran Juragan Darsa? Tak ada yang tau akan hal itu..