Di desa penggarit, hiduplah seorang Tuan Muda bernama galih yang terbuang dari keluarganya sendiri karena fitnah dari kakak dan adiknya sendiri
Suatu hari, galih bertemu dengan satu ekor monyet putih yang terjebak di akar akar pohon di gunung pangrango.
galih tidak mengetahui bahwa monyet itu adalah sebenarnya sosok jin khodam yang menjelma menjadi monyet.
Namun, hubungan antara galih dan condromowo tidaklah sederhana. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan dan bahaya yang mengancam desa mereka. Mereka juga harus menghadapi kebenaran tentang masa lalu galih dan kekuatan yang sebenarnya dimilikinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
natalia dan reihan
Waktu berjalan cepat, malam pun tiba galih Dan fauziah saat ini sedang boncengan motor tujuan mereka adalah rumah kyai dasikin. Tidak lama kemudian galih dan fauziah sampai di tempat tujuan mereka yaitu rumah kyai dasikin.
Nampak di rumah kyai dasikin, banyak pemuda pemuda berpakaiyan serba putih di situ juga ada kyai dasikin. para pemuda itu adalah pemuda yang berpapasan dengan galih tadi siang.
"Assalamualaikum." Ucap galih dan fauziah.
"Walaikumsalam." Jawab mereka semua secara bersamaan.
"Nah, fauziah udah dateng pak kyai langsung aja kita berangkat." Ucap salah satu pemuda.
"Eh siapa dia, kamu bawa manusia biasa zah?" Tanya pemuda yang lainya.
"Mas kan yang tadi siang bawa karung itu kan."
"Dia ini namanya mas galih, dia calon suami saya." Ucap fauziah.
Para pemuda di situ langsung kaget mendengar ucapan fauziah. "Waduh keduluan mas galih saya." Ucap salah satu pemuda.
"Udah, ayo kita berangkat sekarang." Ucap kyai dasikin.
"Emmm...... emangnya kita mau kemana pak kyai?" Tanya galih.
"Kamu belum jelasin sama dia zah?" Tanya kyai dasikin.
"Belum pak kyai."
"Jadi gini mas galih, kita ini mau nangkep orang orang yang menganut ilmu hitam."
"Ohhh..... saya boleh ikut ga pak." Tanya galih.
Pak kyai dasikin, dan murid muridnya ragu, karena mereka melihat galih hanya manusia biasa.
"Apa mas galih bisa bela diri?" Tanya salah satu pemuda.
Galih geleng geleng kepala.
"Sebaiknya jangan ikut mas galih di sana berbahaya, orang yang mau kami tangkap itu para anggota sekte dan pemimpinya. mereka sudah sering menumbalkan manusia di desa itu."
"Emmm...... ga papah pak kyai, mas galih ikut aja, fauziah yang jamin mas galih ga bakal ngerusak rencana kita atau mempersulit kita." Ucap fauziah.
Awalnya pak kyai dasikin dan para muridnya menolak, tetapi karena fauziah terus memaksa akhrinya galih di bolehkan ikut.
"Kita mau nangkep anggota sekte itu di mana zah?" Bisik galih.
"Di hutan dekat desa pener mas."
Pak kyai dasikin, murid muridnya, Serta galih, dan fauziah mengendarai motor menuju desa pener.
***
Beberapa jam yang lalu tepatnya siang menjelang sore hari. di sebuah kafe yang lumayan besar tepatnya di ungaran semarang.
Nampak seorang pemuda berjas, dan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya, memandangi para karyawannya yang sedang bekerja. Pemuda tersebut bernama reihan.
"Natalia sini!!" Panggil reihan pada karyawannya. Orang yang di panggil menghampiri reihan.
"Iya bos, kenapa? apa saya salah." Tanya natalia. Natalia adalah seorang mahasiswi yang bekerja sampingan di kafe itu.
"Tidak kamu tidak salah apa apa. Kamu ikut saya antar pesenan makanan."
"Maaf pak, Kenapa bapak yang antar pesanan dan kenapa saya harus ikut."
"Karena yang pesen itu teman saya sekalian saya mampir kesana. dan kamu ikut buat bantuin saya bawa makananya karena makanan yang di pesen teman saya banyak. kamu tenang aja nanti gaji kamu saya tambahin." Ucap pak reihan.
"Siap pak." Ucap natalia
Hal yang tidak di ketahui natalia pak reihan tersenyum smirk.
Reihan, dan natalia pun masuk ke mobil. nampak di dalam mobil juga banyak makanan yang di bungkus.
"Oh yah pak, kita mau nganterin pesenan ini di mana yah pak?" Tanya natalia.
"pemalang."
"Waduh jauh juga yah." Gumam natalia.
Waktu berjalan cepat reihan dan natalia akhrinya sampai di pemalang. Perasaan natalia mulai tidak enak ketika ia memasuki desa yang sangat sepi.
"Kok kita Masuk desa mati kaya begini pak?" Tanya natalia.
"Shtttt, kamu ga usah banyak tanya!!" Ucap reihan.
Perasaan natalia tambah tidak karuan melihat perubahan sikap bosnya. Di tambah lagi mobil bosnya memasuki sebuah hutan.
"Pak!! Saya mau di bawa kemana pak!! Jangan apa apain saya pak." Ucap natalia dengan air mata yang mulai mengalir.
"DIAMM!!" Bentak Reihan.
Natalia kaget mendengar bentakan bosnya. "Pak jangan perk*sa saya pak!! Saya masih mau kuliah."
Reihan tidak memperdulikan ucapan natalia ia hanya fokus menyetir mobilnya. hingga akhrinya mobil reihan sampai di sebuah rumah yang lumayan besar tepatnya di tengah tengah hutan. Reihan langsung turun dan menarik paksa natalia untuk turun.
"Cepat bantu bawa dia." ucap reihan pada tiga orang berjubah hitam.
Reihan, dan ketiga orang itu membawa natalia ke dalam rumah. nampak di dalam rumah sudah banyak orang orang berpakaiyan jubah hitam baik laki laki maupun perempuan.
Natalia semakin menangis ia tadinya berfikir ia mau di perk*sa oleh reihan, tetapi sekarang ia menduga Akan di jadikan tumbal karena melihat orang orang di dalam rumah ini memakai jubah hitam yang sama semuanya. bahkan reihan langsung memakai jubah hitam begitu masuk ke rumah ini.
Seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi besar dengan pakaiyan jubah hitam menatap natalia. ia adalah nyai lastri pemimpin dari sekte ini.
"Apa dia karyawanmu rei." Tanya nyai lastri.
"Iya nyai, sangat sulit mencari perawan di desa pener dan di desa lainya. orang orang sudah banyak yang waspada karena kita sudah beberapa kali menculik perawan. Jadi saya mencari korban di semarang."
"Kamu pintar rei teruskan usahamu. Mulai sekarang kamu aku angkat menjadi tangan kananku menggantikan aceng."
Mata reihan langsung berbinar "terima kasih nyai." Ucap reihan sambil kepalanya di berlutut di hadapan nyai lastri.
Sementara natalia makin menangis dugaanya benar ia mau di jadikan tumbal.
"Ya allah tolong hamba ya allah." Ucap natalia dalam hati.
"Kalian jahat!! Kalian kalian bukan manusia kalian iblis." Ucap natalia dengan air mata yang sudah membasahi mukanya.
"Hahahahaha, ketahuilah gadis kecil, aku sudah sangat sering mendengar ucapan itu, dari korban korban ku yang terdahulu. aku sudah bosan mendengar hal tersebut apa tidak ada yang lain? hahahaha." Ucap nyai lastri sambil tertawa.
"HAHAHAHAHAHA." Orang orang di situ juga tertawa mengikuti nyai lastri.
***
Kembali pada galih.
Saat ini kyai dasikin dan rombonganya sudah sampai di desa pener mereka langsung memasuki hutan dengan motor mereka.
"Fauziah cepat!! Di sana sudah ada calon korban!!." Ucap lingga.
"Mas lebih cepet!"
Galih tidak mendengar ucapan fauziah karena suara berisik gas motor.
"Nak lebih cepat, di sana ada manusia yang menunggu pertolonganmu." Ucap condromowo dengan suara seraknya.
Mendengar ucapan condromowo, galih langsung tancap gas lebih cepat, bahkan menyalip orang orang di depanya.
Bruuuuummmmmm!!!!
"Kenapa dia buru buru ini tidak sesuai rencana. Oh pasti di sana ada korban." Gumam pak kyai dasikin ia yakin bahwa galih di suruh cepat cepat oleh fauziah.
"Semuanya percepat motor kalian susul mas galih dan fauziah." Ucap pak kyai dasikin, dengan suara lantang yang di sertai tenaga dalam, membuat suaranya menggema.
Murid murid kyai dasikin langsung tancap gas lebih cepat menyusul fauziah dan galih.