Monika (23), seorang aktris multitalenta dengan karier gemilang, harus menghadapi akhir hidupnya secara tragis, kepleset di kamar mandi! Namun, bukannya menuju alam baka, ia justru terbangun di tubuh seorang wanita asing, dalam satu ranjang dengan pria tampan yang tidak dikenalnya.
Saat matanya menyapu ruangan, ia segera menyadari bahwa dunia di sekitarnya bukanlah era modern yang penuh teknologi. Ia terjebak di masa lalu, tepatnya tahun 1990! Sebelum sempat memahami situasinya, penduduk desa menerobos masuk dan menuduhnya melakukan dosa besar: kumpul kebo!
Lebih parahnya lagi, tunangan asli pemilik tubuh ini datang dengan amarah membara, menuntut pertanggungjawaban. Monika yang dikenal mulut tajam dan suka tawuran harus mencari cara untuk keluar dari kekacauan ini. Bagaimana ia bisa bertahan di masa lalu? Dan siapa sebenarnya pria tampan yang terbangun bersamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Licik Wu Yuan
Di sepanjang perjalanan, Yan Zhi sesekali menatap Lin Momo yang masih terlihat kesakitan.
Saat tiba di rumah, Yan Zhi membawanya ke dalam kamar mereka. Ia segera memanggil dokter untuk datang memeriksa kondisi Lin Momo.
Beberapa menit kemudian, dokter datang dengan membawa peralatan medisnya. Yan Zhi berdiri di dekat tempat tidur, menatap dokter dengan ekspresi gelisah.
"Bagaimana keadaannya?" tanyanya dengan suara penuh kekhawatiran.
Dokter dengan tenang membersihkan luka Lin Momo dan mengeluarkan paku yang masih tertinggal di dalamnya. Setelah itu, ia menyuntikkan sesuatu ke kaki Lin Momo.
"Saya sudah menyuntiknya. Dia tidak akan terkena tetanus atau infeksi lainnya," kata dokter.
Yan Zhi masih terlihat belum tenang. "Apa kau yakin? Luka seperti ini bisa berbahaya, kan? Apa yang harus kulakukan agar dia cepat sembuh?"
Dokter tersenyum kecil. "Tenang, Tuan Yan. Dia hanya perlu beristirahat dan membiarkan lukanya sembuh secara alami. Obat yang saya berikan akan membantunya pulih lebih cepat."
Yan Zhi mengangguk, tetapi matanya masih penuh dengan kecemasan.
Tiba-tiba, ia menyadari sesuatu. "Kenapa dia belum bangun?" tanyanya dengan nada lebih panik.
Dokter tertawa kecil. "Itu efek samping dari obat yang saya berikan. Setelah meminumnya, dia akan merasa mengantuk dan tertidur. Biarkan dia beristirahat."
Yan Zhi masih menatap istrinya dengan penuh perhatian. Melihat Lin Momo yang tertidur dengan tenang, hatinya sedikit lega tetapi tetap ada kegelisahan yang tersisa.
Setelah dokter pergi, Yan Zhi duduk di tepi tempat tidur, menatap wajah Lin Momo yang tertidur lelap. Ia mengulurkan tangan, dengan lembut menyentuh pipinya.
Perasaan bersalah dan marah bercampur di dalam dirinya. "Siapa yang berani melakukan ini pada istriku? Aku tidak akan membiarkannya begitu saja."
Yan Zhi menggenggam tangan Lin Momo dengan erat. "Aku janji akan mencari tahu siapa pelakunya," bisiknya. "Dan aku akan membuatnya membayar mahal untuk ini."
Sementara itu, Zhou Qie masih sibuk memutar rekaman dari kaset kamera pengawas di pabrik. Ia tahu, jika Yan Zhi sampai tahu siapa pelakunya, orang itu tidak akan bisa lolos dari hukuman.
Zhou Qie tiba di rumah dengan napas terengah-engah. Ia baru saja menyelesaikan penyelidikannya dan langsung bergegas menemui Yan Zhi.
"Bos! Saya sudah menemukan pelakunya!" katanya dengan nada serius.
Yan Zhi yang sedang duduk di tepi tempat tidur, menjaga Lin Momo yang masih tertidur, langsung menoleh. Matanya tajam penuh kemarahan.
"Siapa?" tanyanya dingin.
Zhou Qie menelan ludah sebelum menjawab, "Nona Xie Wen. Dialah yang memasukkan paku ke dalam sepatu Nyonya Lin Momo."
Sekejap, aura dingin menyelimuti ruangan. Rahang Yan Zhi mengeras, tinjunya mengepal kuat.
"Kalau begitu, kau lapor polisi dan cari dia sekarang juga!" ujar Yan Zhi tegas.
Tanpa membuang waktu, Zhou Qie segera menghubungi pihak kepolisian. Setelah itu, Yan Zhi dan Zhou Qie langsung pergi ke pabrik untuk menghadapi Xie Wen.
Di dalam pabrik, Xie Wen sedang duduk santai sendirian di sudut ruangan. Ia bersandar di kursi dengan kaki disilangkan, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Wajahnya masih menyiratkan kesombongan, meskipun perbuatannya telah mencelakai Lin Momo.
Namun, suasana berubah ketika langkah tegas terdengar mendekat. Xie Wen mendongak dan melihat Yan Zhi serta Zhou Qie berjalan ke arahnya dengan ekspresi penuh ketegasan.
"Hah? Ada apa ini?" Xie Wen bertanya santai, bahkan tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut.
Yan Zhi berhenti tepat di hadapannya. "Xie Wen, kau masih mau berpura-pura?" tanyanya dingin.
Xie Wen menyeringai. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan."
Zhou Qie mendengus. "Rekaman kamera pengawas sudah menunjukkan semuanya. Kau yang memasukkan paku ke dalam sepatu Nyonya Yan, istri pemilik pabrik sepatu ini!"
"Apa… kau pemilik pabrik ini?" Xie Wen bertanya dengan suara bergetar.
Yan Zhi menyeringai kecil. "Ya, akulah pemilik pabrik sepatu ini. Kau baru sadar sekarang? Terlambat, Nona Xie Wen."
Xie Wen menelan ludah. Kali ini, ia benar-benar terpojok. Namun, bukan itu yang membuatnya paling terkejut.
Ia baru tau bahwa Zhou Qie, yang selama ini dianggap sebagai asisten pemilik pabrik, ternyata adalah asisten Yan Zhi. Dan yang lebih mengejutkan, Yan Zhi sendiri ternyata adalah pemilik pabrik ini!
Xie Wen merasa kepalanya berputar. Jika Yan Zhi benar-benar pemilik pabrik ini, maka ia dalam masalah besar.
Saat itu, suara sirene polisi terdengar dari luar. Beberapa petugas masuk ke dalam pabrik, langsung menuju ke arah mereka.
"Siapa di sini yang bernama Nona Xie Wen?" salah satu petugas bertanya dengan suara tegas.
Xie Wen semakin panik. "Aku… aku tidak bersalah! Ini hanya kesalahpahaman!" katanya, mencoba mencari celah untuk lolos.
Yan Zhi tidak terpengaruh oleh kebohongan Xie Wen. Ia hanya berkata, "Bawa dia."
Polisi segera memborgol tangan Xie Wen. "Anda ditahan atas tindakan berbahaya yang dapat mencelakai orang lain. Anda berhak diam, tetapi segala sesuatu yang Anda katakan dapat digunakan sebagai bukti di pengadilan."
Xie Wen meronta, berusaha melepaskan diri. "Aku tidak melakukan apa-apa! Ini semua jebakan!"
Yan Zhi menatapnya tanpa emosi. "Terimalah akibat dari perbuatanmu."
Saat Xie Wen dibawa keluar oleh polisi, wajahnya penuh keputusasaan. Semua pekerja diluar pabrik, menyaksikan kejadian itu hanya bisa berbisik satu sama lain.
Sementara itu, Wu Yuan sedang berbincang dengan Wakil Direktur Song Li di rumah Wakil Direktur. Wajahnya penuh rasa ingin tahu saat ia bertanya, "Bagaimana dengan desain sepatu terakhir? Apakah mereka menerimanya?"
Song Li tampak enggan menjawab. Ia menghela napas dan menatap keluar jendela dan pintu sebelum berkata dengan suara pelan, "Jangan bahas itu sekarang. Kau tahu? Asisten pemilik pabrik, Zhou Qie, sepertinya mulai curiga dengan kita. Aku bisa merasakan kalau dia diam-diam mengawasi setiap gerak-gerik para karyawan."
Wu Yuan hanya tersenyum miring. "Kau terlalu paranoid. Kalau begitu, kau tenang saja. Akan aku buat jebakan untuk manajer baru itu," katanya dengan nada percaya diri.
Song Li langsung menoleh dengan kaget. "Kau gila? Yan Zhi itu dibawa langsung oleh pemilik pabrik! Kalau sesuatu terjadi padanya, kita akan tamat!"
Wu Yuan tertawa pelan. "Tenang saja, aku sudah punya rencana. Itu menjadi urusanku."
Selesai berkata demikian, Wu Yuan meninggalkan pabrik dengan langkah penuh keyakinan.
Wu Yuan menyelinap ke rumah Yan Zhi. Ia bergerak dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang melihatnya. Setelah berhasil masuk, ia langsung menuju kamar tamu dan dengan cepat menyelipkan desain sepatu terbaru milik pabrik ke dalam laci meja.
Setelah memastikan desain itu berada di tempat yang mudah ditemukan, Wu Yuan melangkah ke ruang utama. Pandangannya jatuh pada Lin Momo yang sedang tertidur di kamar.
Matanya menyipit penuh kebencian. Ia tidak pernah menyangka bahwa wanita yang dulu ia anggap lemah dan bodoh justru lebih pintar dan kuat darinya.
Terlebih lagi, saat di pabrik, ia yang biasanya selalu membanggakan diri di hadapan Xie Wen bahwa Lin Momo hanyalah wanita biasa yang tidak akan bisa bersaing dengannya.
Namun, kenyataannya justru sebaliknya,Lin Momo tidak hanya unggul, tetapi juga mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik setelah menikah dengan Yan Zhi.
Wu Yuan mengepalkan tangan. Ia merasa dipermalukan. Seharusnya Lin Momo yang menderita setelah ditinggalkannya, bukan malah hidup bahagia.
Tanpa membuang waktu lebih lama, Wu Yuan segera pergi dari rumah itu dengan perasaan puas.
Tak butuh waktu lama setelah ia keluar dari rumah Yan Zhi, Wu Yuan segera menghubungi pihak kepolisian.
"Halo, saya ingin melaporkan sebuah tindakan pencurian desain milik pabrik," katanya dengan suara pura-pura cemas.
"Saya mendengar desas-desus bahwa manajer baru, Yan Zhi, menyimpan desain sepatu terbaru di rumahnya. Jika polisi datang untuk memeriksa, saya yakin mereka akan menemukannya."
Di ujung telepon, petugas polisi merespons dengan serius. "Kami akan menyelidikinya. Mohon tetap berada di lokasi jika kami memerlukan keterangan lebih lanjut."
Wu Yuan tersenyum licik. "Tentu saja."
Kini, ia hanya perlu menunggu jebakan itu berhasil.
Terus support dengan :
✅ Klik tombol 'Like'
✅ Tinggalkan komentar kalian
✅ Support novel othor, klik tombol vote ya
✅ Bintang 5 untuk rating karya
Terima Kasih support nya, semoga kita semua sehat selalu. 🙏🏻
Jangan lupa baca novel othor lainnya, link ada dibawah ini.
menantu idaman bangettt... 😁