"Mencintaimu dengan Tulus: Kisah Cinta LDR"
Matara Vega Sakti dan Sherina Ayesha Wicaksono, dua mahasiswa semester satu yang menjalin cinta di tengah jarak. Mereka berbagi impian, harapan, dan tawa. Namun, ketika Sherina pulang ke Indonesia untuk liburan semester, perasaan cemburu Vega mulai menggerogoti hubungan mereka.
Konflik memuncak ketika Vega menemukan Sherina dekat dengan teman lamanya. Kesalahpahaman dan kecurigaan membuat hubungan mereka goyah. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk menahan badai?
Di tengah kebimbangan dan kesulitan, Vega dan Sherina harus memilih antara memperbaiki hubungan atau berpisah. Akankah mereka menemukan jalan kembali ke pelukan each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LYS Halaman 25
Ari berpindah duduk didekat Sherina, dia membawa Sherina dalam pelukan.
"Percayalah Sher, Vega tidak benar-benar mengakhiri hubungan kalian. Dia hanya terbawa emosi saja." Ari ingin bertanggung jawab, dia merasa bahwa penyebab masalah Sherina dan Vega tercipta karenanya.
Dari awal bertemu dengan Vega, Ari sudah merasakan bahwa Vega tidak menyukainya.
"Aku akan mengatakan semuanya dengan gamblang pada Vega, bawa aku bertemu dengannya, Sher," Ari berpikir itu adalah cara terbaik untuk menyelamatkan hubungan Sherina dan Vega.
Sherina mengangguk dalam pelukan Ari. Dia menghentikan tangis saat merasakan ponselnya bergetar. Ari yang mengetahui tersebut melepas pelukannya pada Sherina.
"Hallo," sapa Sherina, setelah menerima panggilan dari nomor asing.
"Benarkah ini, Sherina?"
"Benar, siapakah ini?" Sherina merasa pernah mendengar suara si penelepon.
"Aku Wasa, teman Vega. Bisakah kita bertemu sekarang? Ada yang perlu aku bicarakan denganmu, jika kamu bersedia datanglah diwarung seblak Nabila." kata Wasa, langsung pada intinya.
Sherina mengingat teman Vega yang bernama Wasa, dan dia teringat bahwa pernah bertemu dengannya waktu dikampus mencari Vega.
"Baiklah, kirim lokasinya saja aku segera datang," Sherina sangat penasaran dengan apa yang akan Wasa bicarakan padanya.
Wasa setuju dan segera mengirim alamat lokasi pada Sherina. Setelah itu Wasa mengakhiri panggilan.
"Ari, aku harus pergi sekarang." Sherina memasukan ponsel dalam saku jaket.
"Kemana?" ~ Ari.
"Bertemu teman, Vega," ~ Sherina.
"Kemungkinan mereka akan membicarakan tentang pertunanganmu yang batal, Sher. Apa aku boleh ikut? mungkin saja aku bisa membantu menjelaskan." usul Ari.
Sherina berpikir lalu mengangguk. Ari ada benarnya juga. Mereka berdua berjalan ke pintu apartemen. Ari membuka pintu dan mempersilahkan Sherina keluar.
Mereka berdua berjalan ke mobil Ari dan segera meluncur ke lokasi yang telah ditentukan oleh Wasa. Sherina merasa penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Wasa.
Setelah beberapa saat, mereka tiba diwarung seblak Nabila. Sherina melihat Wasa sudah menunggu disana. Wasa tersenyum dan mengangguk saat melihat Sherina tapi menatap jeli pada Ari.
"Terima kasih sudah datang, Sherina," Wasa berjalan menghampiri mereka.
"Sama-sama, Wasa. Ada apa sebenarnya?" Sherina penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Wasa.
Wasa mempersilahkan Sherina dan Ari duduk. "Dia siapa, Sher?" Wasa menunjuk Ari.
"Dia Ari, temanku," ~ Sherina.
Wasa mengerti dan berjabat tangan dengan Ari.
"Aku ingin membicarakan tentang pertunanganmu yang batal dengan Vega. Aku tahu kamu pasti marah, tapi aku ingin memberitahu kamu bahwa Vega tidak benar-benar mengakhiri hubungan kalian." ~ Wasa.
Sherina terkejut. "Apa maksudmu?" tanya Sherina.
"Aku akan memberitahu kamu. Tapi, aku ingin kamu berjanji untuk tidak marah dan mendengarkan apa yang aku katakan." ~ Wasa.
Sherina mengangguk. "Aku berjanji, Wasa. Silakan, aku siap mendengarkan."
Wasa menghela napas dan memulai ceritanya. "Vega memang marah dan merasa sakit hati karena kamu bersama Ari. Tapi, dia masih mencintaimu dia ingin memperbaiki hubungan kalian."
Sherina terkejut. "Serius?"
Wasa mengangguk. "Aku diminta Vega supaya kamu datang ke pantai nanti malam. Tapi, kamu harus berjanji untuk tidak memberitahu siapa pun."
Sherina terkejut. "Pantai? Malam ini?" Sherina penasaran.
"Ya, bagaimana?" ~ Wasa.
Mengapa mesti ke pantai? Ah, Vega memang se-sweet ini. Dia romantis dan penuh kejutan.
Sherina berpikir, dia masih sakit hati karena perlakuan dan perkataan Vega padanya tapi ... dia juga senang karena Vega ingin memperbaiki hubungannya. Tidak ingin berbohong Sherina masih sangat mencintainya.
Sherina mengangguk. "Baiklah, aku akan datang."
Wasa tersenyum mendengar kesanggupan Sherina. Dalam hati Wasa berkata semoga rencananya berhasil.
Ari yang diam dan hanya menyimak sejak tadi akhirnya berbicara. "Aku juga ingin ikut, Sherina."
Sherina terkejut. "Ari, bagaimana kalau Vega memukulmu lagi."
Ari tersenyum. "Aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Aku hanya ingin membantumu."
Sherina mengangguk. "Baiklah, aku setuju. Tapi, bagaimana denganmu, Wa?" Sherina menatap Wasa, takutnya Wasa keberatan.
"Tidak masalah, tapi sebelumnya tolong ceritakan padaku kenapa kalian bisa bersama dan berakhir Vega memergoki kalian?" tanya Wasa, dia menghidupkan ponselnya tanpa sepengetahuan Ari dan Sherina.
"Sherina dan aku adalah teman SMA. Kami dulu teman satu kelas, awalnya kami tidak dekat walaupun satu kelas. Namun, suatu hari aku mendapati Sherina dibully oleh anak-anak lain."
"Sherina dibully?" tanya Wasa, kurang percaya. Jika dipandang dari segi fisik dan penampilan, Sherina oke dan wow tapi mengapa dibully.
"Dulu Sherina pendiam dan cenderung polos. Namun dia cantik dan pintar membuat banyak anak yang tidak menyukainya. Banyak anak yang membully-nya karena Sherina berhasil membuat banyak cowok mengincar dia, banyak cowok menyatakan cinta padanya. Otomatis cewek yang menyukai cowok tersebut tidak terima dan merasa tersaingi. Mereka berakhir membully Sherina dan mulai sejak itulah aku yang memang tidak suka dengan pembullyan berusaha melindungi Sherina, hingga kami akhirnya dekat dan menjadi teman seakrab ini,"
Wasa mengangguk paham.
"Ari yang membantu aku untuk merubah penampilan dan men-suport aku untuk menjadi lebih berani seperti sekarang ini." sambung Sherina, menatap Ari dengan senyuman.
Ari ikut menatap Sherina. "Tetapi kedekatan aku dan Sherina terputus karena kami yang memutuskan memasuki Universitas berbeda. Hingga baru-baru ini kami dipertemukan kembali secara tidak disengaja. Dan hal tersebut sangat membahagiakan untukku karena aku bertemu kembali dengan Sherina yang sudah kuanggap seperti adikku sendiri."
Kata Ari, dia tersenyum sambil mengacak rambut poni Sherina. Membuat Sherina mendengus sebal karena poninya jadi berantakan.
"Pertemanan yang sweet," kata Wasa. "Pantas saja Vega cemburu." batinnya.
"Tapi pertemanan ini membuat hubungan Sherina dan kekasihnya bermasalah." tutur Ari lagi, membuat Wasa dan Sherina menoleh.
"Vega tidak menyukaiku. Aku paham, Vega pasti cemburu denganku dan itu sangat terlihat dari awal kami bertemu ditaman kota waktu itu. Pagi tadi saja dia cemburu padaku karena memergoki kami yang duduk berdua." ~ Ari
"Bisa dijelaskan." Wasa menanti pengakuan ini.
"Aku dan Sherina tidak sengaja bertemu, aku yang memang sedang joging dan Sherina yang membeli makanan didekat toko emas V terkenal itu. Sherina dan aku akhirnya mengobrol sejenak, Sherina mengatakan dia akan segera bertunangan dan aku tentu saja menggodanya."
"Tapi, tiba-tiba Vega datang dan melempar beberapa cincin tepat dipangkuanku lalu tiba-tiba Vega marah-marah." sambung Sherina dengan wajah sendu. "Dia bahkan membuat Ari menjadi buruk rupa." kata Sherina, menatap wajah Ari yang ada beberapa memar dipipi dan sudut bibirnya.
Oh seperti itu. Batin Wasa.
"Jadi, kalian tidak memiliki hubungan?" ~ Wasa.
"Tentu saja tidak." jawab Ari dan Sherina bersamaan.
Wasa kembali mengangguk. "Baiklah, aku paham. Ternyata Vega hanya terlalu pencemburu saja."
lnjut thor