dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.
perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.
namun...
dia adalah kakak tirinya.
mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.
simak cerita baru aku ya....
cinta dalam bara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5 menjemput
Jarum jam di tangan Maura menunjukkan angka satu lebih hampir ke jam setengah 2 siang.
Bel tanda berakhirnya pembelajaran hari ini juga sudah terdengar berdentang sejak lima belas menit yang lalu.
Raha baru saja menyelesaikan ibadah siangnya di masjid sekolah.
Dengan beberapa teman temannya ia kemudian nampak keluar dari masjid itu menuju gerbang sekolah.
Saat ia baru saja keluar dari gerbang sekolah, ia melihat seseorang yang cukup ia kenal belakangan ini sedang melambaikan tangannya padanya.
Tak lama seseorang yang tak lain adalah dokter Zani itu datang dan mendekat kepadanya dengan sedikit berlari.
" hai...kau sudah pulang ?! " sapa dokter Zani lebih dulu.
" ya dokter...baru saja,
Dokter di sini ?! " jawab Raha.
" hemm...
aku menelpon ke rumahmu, mereka bilang kau sudah mulai aktif bersekolah lagi sejak hari ini.
Akh...
Aku sedih sekali, kau tidak mengabari aku...
Kau lupa jika kau harus melakukan pemeriksaan terlebih dulu sebelum kembali aktif dengan aktifitasmu hem...?!
Dasar bandel " dokter Zani berkata sambil mengusak pucuk kepala Raha gemas.
Raha tersenyum tipis.
" maaf... Aku lupa,
Tapi percayalah dokter, aku baik baik saja " jawab Raha.
" ok.....aku percaya,
Tapi kau harus tetap di hukum karena sudah abai pada peringatanku "
" di hukum ?! "
" hemmm..... "
" mana ada...."
" tentu ada, dan hukumannya...temani aku makan siang hari ini... Ok....?! "
Raha sekali lagi tertawa, dan kali ini tawanya sedikit lebar.
" hemm...baiklah,
Aku juga lapar...
Tapi aku maunya di bayarin " jawab gadis itu dengan sedikit nada manja.
Raha dan Zani memang terlihat lebih dekat sejak dokter itu menanganinya saat ia kembali drop sebelum kematian sang ayah.
" tentu saja...
Apa yang tidak untuk gadis secantik kamu, ayo...." goda Zani.
Lagi lagi Raha tertawa mendengar ucapan dokter muda itu.
" gombal....." cibirnya kemudian.
" ha ha ha....kau tak percaya padaku ?! " tanya Zani dengan senyum cengengesannya.
" tidak kalau soal itu " jawab Raha sambil melangkah di sisi Zani menuju mobil laki laki itu.
" bagus kalau begitu,
Karena kau masih sangat bocil dan sangat tidak terlihat cantik " ejek Zani kemudian.
Tentu pria muda itu berbohong untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya pada gadis itu.
Ia tak mau di sebut pedofil jika orang lain tahu perasaannya yang penuh kekaguman pada gadis belia berusia 18 tahun beberapa bulan ke depan saat gadis itu lulus sekolah nanti.
Postur tubuh Raha yang jauh lebih bongsor dari gadis seumurannya memang membuat Raha terlihat lebih dewasa dari pada usianya.
Gadis itu bahkan terlihat sangat cantik dan menawan meski ia hanya memakai seragam sekolah.
" ish....
Menyebalkan "
Raha terus mengikuti Zani dan akhirnya ia pun masuk ke dalam mobil pria itu.
Ia mengabaikan pesan seseorang kepadanya pagi tadi. Dan kini,
Seseorang itu sedang berada di dalam mobilnya tak jauh dari tempat Raha berinteraksi dengan Zani tadi.
Ia pun melihat semua interaksi yang terjalin di antara Raha dan dokter pribadinya itu sejak tadi.
Hingga kini Raha masuk ke dalam mobil dokter muda itu, seseorang itu masih setia menatapnya tak berkedip dan dengan tatapan mata yang sulit untuk di artikan.
Mobil yang membawa Raha dan dokter Zani terus melaju meninggalkan area depan sekolah Raha. Mulai memasuki jalan raya beraspal dan membelah keramaian jalan raya yang di padati dengan kendaraan kendaraan bermotor.
Sebuah mobil lain di belakang mobil dokter Zani juga nampak setia terus mengikuti ke mana mobil dokter muda itu pergi.
Hingga setelah hampir setengah jam perjalanan, mobil dokter Zani nampak memasuki area pelataran sebuah restauran yang cukup mewah.
Tak lama dua orang di dalam mobil itu nampak keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam restauran dengan Raha yang sudah memakai sebuah hodie untuk menutupi identitas sekolahnya.
Dokter Zani dan Raha duduk saling berhadapan dengan posisi dokter muda itu agak minggir ke samping menunggu pesanan mereka datang sambil berbincang.
Tak jarang keduanya nampak saling tergelak di sela sela perbincangan mereka.
Hingga pesanan mereka akhirnya datang.
" terimakasih..." kata Zani pada pelayan yang mengantarkan makanan mereka.
Kedua orang itu mulai menyuap makanan mereka masing masing ketika tiba tiba seseorang yang tak lain adalah Leon duduk tepat di hadapan Raha dan bersisihan dengan dokter Zani.
Leon duduk menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sementara ke dua tangannya menyilang di depan dada.
Sedangkan tatapan mata pemuda itu nampak menyorot tajam kepada Raha yang jelas nampak terkejut melihat kehadirannya.
" lanjutkan makanmu, lebih cepat selesai itu lebih baik... " kata Leon dengan menatap Raha.
" anda di sini ?! " Zani menyapa Leon.
Entah kenapa ia merasa suasana tiba tiba berubah kaku ketika kehadiran Leon.
" untuk menjemputnya " jawab Leon singkat dengan tatapan mata yang tetap terarah kepada Raha.
" tidak perlu cemas, dia datang bersama saya....saya akan mengantarnya pulang nanti.
Jika anda mau mari kita makan siang bersama, jika tidak dan jika mungkin anda memiliki urusan lain silahkan anda lanjutkan urusan anda.
Raha biar menjadi urusan saya " kata dokter Zani dengan sopan dan begitu lembut.
Tapi Leon tetap tak menoleh sedikitpun pada dokter Zani.
Perhatiannya tetap hanya tertuju pada Raha.
Pemuda itu bahkan tak merespon sedikitpun kata kata dokter muda itu tadi.
Merasa tak di gubris, Zani menghela nafas.
" boleh saya tahu, apakah anda tahu siapa saya ?! " tanya Zani kemudian.
Pertanyaan dokter Zani sukses membuat Leon menoleh kepadanya.
" tentu saya tahu, anda adalah dokter pribadi Raha...
Dan yang saya tahu,
Tidak ada hubungan lebih di antara kalian selain hubungan pasien dan dokter " jawab Leon dengan wajah datar dan tanpa ekspresi.
Zani giliran menatap tajam kepada Leon.
" apa maksud kata kata anda sebenarnya ?! " tanya Zani.
" tidak ada selain menegaskan kapasitas anda sebagai dokter pribadi Raha "
" lalu anda ?! Siapa anda untuk Raha ?! "
" saya kakaknya..." jawab Leon tegas.
Dokter Zani sontak tertawa lirih. Namun demikian...percayalah,
tawa lirih dokter itu cukup membuat hati Leon terbakar.
" saya rasa....."
" saya sudah selesai, Dokter....terimakasih makan siangnya hari ini.
Lain kali giliran aku yang membayarimu " Raha tiba tiba bangkit dan berbicara memotong kalimat dokter Zani.
Dokter Zani sontak beralih menatapnya.
" Raha..."
" aku pergi dulu " kata Raha lagi, dan lagi lagi gadis itu memotong kalimat dokter Zani.
Dan baru saja ia akan mulai melangkah,
Tiba tiba Leon telah meraih tangannya dan menariknya untuk meninggalkan tempat itu.
" tidak ada lain kali...
Kau hanya akan keluar dan makan bersamaku " kata Leon sambil terus melangkah menggeret Raha pergi dari tempat itu dan meninggalkan dokter Zani yang termangu di tempatnya menatap kepergian gadis itu.
kok gak hubungi dokter xani..
penjahat kelamin sekelaa leon tak akan mudah mati...
😀😀😀❤❤❤❤