mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Single Pertama
Beberapa hari kemudian setelah perkenalan & pembicaraan, Yuan resmi tinggal di gedung Purple town tempat agensi mereka.
Yuan juga mendapatkan ruangan di gedung yang sama dengan tempat member SM tinggal selama ini, dan pada hari yang sama juga Yuan mulai mendapatkan jadwal untuk latihan.
Keesokan harinya Yuan mulai mengatur jadwal untuk berlatih, mulai dari latihan vocal hingga latihan dance. Soni dan Jonath membantu mengatur semua jadwal untuk Yuan.
Memiliki waktu berlatih bersama Seven Miracle adalah sebuah kebahagiaan yang tidak pernah Yuan sangka dan bayangkan selama ini.
Kebahagiaan yang tidak di sangka sangka, bahwa apa yang dia mimpikan, kini menjadi sebuah kenyataan.
Beberapa bulan setelah berlatih bersama para member SM, Giyo memberikan sebuah teks lagu kepada Yuan. Lagu yang sudah di persiapkan untuk single pertama Yuan, lagu duet dengan Giyo yang di tulis oleh Jonath dan di arransemen sendiri oleh Giyo.
Lagu yang di berikan adalah bercerita tentang seorang idola para remaja yang jatuh cinta dengan seorang gadis biasa, namun hubungan mereka membawa banyak pengaruh dalam kehidupan dan karir sang idola.
Setelah single tersebut di rekam, dengan proses rekaman yang sangat hati hati, kini single tersebut siap untuk di luncurkan pertama kali di platform music ternama di kota Siena.
Saat single telah diluncurkan Yuan cemas dengan respon dari para penggemar SM tentang lagi terbarunya dengan Giyo, ini adalah single pertama Giyo melakukan kolaborasi dengan seseorang yang bukan dari kalangan artis, seniman, ataupun entertainer.
Apakah nantinya mereka bisa menerima salah satu idola mereka berkolaborasi dengan seorang penyanyi cafe biasa, yang sama sekali belum pernah mengeluarkan single apalagi album. Bahkan bukan siapa siapa di industri hiburan.
Dengan support dari sahabatnya Meri dan juga para member SM Yuan berusaha untuk tenang, tapi tetap saja perasaan takut dan gelisah bergelayut di dalam benak gadis itu dan membuatnya tidak nyaman.
“tenanglah, kau sudah berusaha sebaik yang kamu bisa.” support Meri dengan menggenggam tangan Yuan.
Beberapa menit setelah single itu di luncurkan, grafik survey pemutaran terus berjalan naik hingga menembus di angka lima ratus ribu pendengar hanya dalam waktu lima belas menit.
Mereka semua bersorak, bertepuk tangan melihat hasil yang tercatat pada layar.
Beragam komentar masuk seiring semakin naiknya angka pemutarannya.
Tidak menyangka akan hal yang sedang terjadi, Yuan terharu dan tanpa dia sadari kebahagiaan yang dia rasakan membuatnya menangis.
Yuan tidak menduga bahwa dia akan bisa mengalami hal baik seperti ini, bahkan hanya dalam waktu lima belas menit ratusan ribu orang mendengarkan suaranya bernyanyi.
Kalau biasanya hanya puluhan orang yang mendengarkan dia bernyanyi, kali ini hampir setengah dari penduduk kota Siena mendengarkannya bernyanyi. Bahkan angka itu masih terus bertambah setiap detiknya.
Jeano adalah orang pertama yang memberikan pelukan selamat kepada Yuan, melihat gadis itu menangis Jeano semakin mempererat pelukannya.
“selamat atas single terbarunya.” ucap Jeano masih memeluk gadis itu.
Yuan hanya mengangguk menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Jeano, sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya menahan agar tangisnya tidak pecah.
“selamat little girl, kau berhasil. Kau sudah membuktikannya.” ucap Giyo dari belakang punggung Yuan.
Yuan segera mengangkat wajahnya dari dada Jeano dan berbalik menatap Giyo.
“terima kasih, bagaimanapun itu juga karna dirimu.” ucap Yuan.
Melihat kebahagiaan dan keberhasilan sahabatnya, tanpa sadar Meri juga ikutan menangis.
Jimi yang mengetahui hal itu, timbulah niat keisengannya.
“kenapa kau juga ikutan menangis.? apakah matamu kemasukan debu.?” ucap Jimi sambil memberikan tisue kepada Meri.
“aku juga terharu atas keberhasilannya, emang gak boleh.?” sungut Meri, sebal dengan godaan Jimi.
“jangan harap aku akan memelukmu.” ejek Jimi lagi, membuat Meri semakin sewot.
“aku tidak minta kau memelukku, dasar apatis.” sungut Meri, sambil melempar tisu bekas ingusnya ke arah Jimi.
“dasar gadis jorok.” teriak Jimi, sambil menghindari lemparan Meri.
Setelah kegaduhan kedua orang itu mereda, Jonath meminta Yuan untuk membaca beberapa tulisan dari kolom komentar.
“bacalah komentarnya.” ucap Jonath.
“tidak. Aku takut.” ucap Yuan.
“tidak apa apa, kau akan semakin bersemangat jika kau membacanya.” lanjut Jonath.
Perlahan Yuan maju selangkah dari tempatnya berdiri dan membaca komentar dari para pendengar.
'Waaaah ini gila,,, ini keren. Lagunya sangat indah. Aku suka mendengarnya. '
'Giyo.. gadis mana yang beruntung bisa menyanyikan lagu indah ini bersama denganmu.'
'Benar benar romantis, kalian sangat menjiwai.
Aku menunggu konser live kalian berdua.'
'Segerakan video klipnya, dan jangan terlalu lama.'
Yuan menyerngitkan dahinya membaca komentar terakhir, dan memandang ke arah manager Bram.
“manager Bram, apakah akan ada Video klipnya juga.?” tanya Yuan dengan pelan, tapi masih bisa di dengar semua orang yang ada di ruangan itu.
“tentu saja, ini adalah single pertama Giyo berkolaborasi, tentu saja harus ada klipnya. Apa lagi lagu ini sukses dan bisa di terima dengan baik, aku akan segera memikirkan konsepnya. Atau ada salah satu dari kalian yang punya ide.?” jawab manager Bram dengan bahagia, karna kesuksesan single ini jauh dari apa yang dia bayangkan.
Mereka kemudian berkerumun di sekitar manager Bram untuk memberikan ide konsep mereka, wajah Yuan memucat mendengar penjelasan itu.
“ada apa.?” tanya Jeano yang menyadari dengan perubahan dalam diri Yuan.
Spontan Yuan mengenggam lengan Jeano, dan berkata dengan sedikit ragu.
“bisakah jika tidak perlu ada video klip musiknya.?” ucap Yuan sambil menahan air matanya keluar, sekali lagi.
“kenapa.?” tanya Jeano.
“aku tidak mau.” jawab Yuan sambil mempererat genggaman tangannya.
Jeano yang semakin bingung dengan sikap gadis itu, mengajaknya menjauh dari rekan rekannya. Mengajak Yuan duduk di sofa yang berada di ujung ruangan.
“bisakah kau mengatakan kepadaku, alasan kau tidak mau ada video klip untuk single perdanamu ini.?” tanya Jeano setelah mereka berdua duduk di sofa.
“aku takut banyak yang tidak suka denganku, dan akhirnya menghujat kalian. Yang nantinya pasti akan membawa pengaruh untuk kalian juga.” jawab Yuan.
Mendengar jawaban Yuan, Jeano mengenggam tangan gadis itu dan tersenyum.
“kenapa kau berfikir seperti itu.?” tanya Jeano menatap mata gadis itu.
“coba seandainya kau menjadi penggemar, lalu kau tau artis yang sangat kau idolakan bernyanyi atau berduet dengan orang yang bukan artis atau bukan siapa siapa. Apakah kau bisa menerimanya begitu saja.?” tanya Yuan.
“kenapa tidak.? selama itu baik dan tidak merugikan artis idolaku.” jawab Jeano sambil tersenyum, berusaha menenangkan Yuan.
“Jeanoo,, tidak semua orang sebaik kamu. Apakah kalian tidak tahu, kalau mereka sangat sangat protective terhadap kalian.” ucap Yuan dengan nada sedikit di tekan dan menahan tangis
“Okaiy, okay. Kamu jangan menangis lagi, atau pipimu akan lebih memerah lagi.” goda Jeano.
“lalu bagaimana kalau management tetap menginginkan ada video musiknya.? apakah ada cara atau alasan untuk menghindar.” tanya Yuan dengan mata berkaca kaca, membuat Jeano semakin gemas dan ingin memeluk gadis itu.
“eeemm,,,, saat ini aku belum ada ide.” ucap Jeano.
“aaaaaaahh,,, aku harus bagaimana.?” tangis Yuan menutup muka dengan kedua tangannya, frustasi.
Kali ini lelaki itu benar benar gemas dengan tingkah gadis di sampingnya itu, perasaan ingin melindungi gadis itu semakin besar di rasakan Jeano.
Jeano kemudian memeluk gadis itu dan berkata di telinganya.
“kita akan memikirkan solusinya, bersama.” bisik Jeano.
Seketika Yuan mengangkat kepala dan memandang tajam ke arah lelaki yang di depannya itu.
“benarkah.?” katanya dengan mata berbinar.
Jeano menganggukan kepala menyetujui ucapan gadis itu.
Tanpa Jeano sadari telah timbul perasaan yang selama ini tidak pernah dia sangka sangka, perasaan ingin memiliki dan melindungi gadis itu.
Tapi Jeano hanya bisa memendam perasaan yang dia rasakan, karna bagaimanapun Jeano tidak ingin membuat gadis itu merasa tidak nyaman.