Rainer Prayogo, Seorang anak dari Petinggi di Institusi Kepolisian..
Rainer tak menyangka, wanita yang di cintainya, Bellona Carla, yang telah merajut kasih dengan nya selama 3 tahun pada akhirnya mengkhianati Rainer...
Namun Peristiwa itu mengingatnya pada 15 tahun silam, seorang gadis kecil yang bernama Renata Dwi Anggita
Mereka membuat janji ikatan cinta untuk kembali bertemu 15 tahun kemudian..
Akan kah mereka memenuhi janji tersebut?
Yok, ikuti kisah nya...😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ku Kan selalu ada untukmu
"Hmm.. Gitu Ceritanya, terus terang aku khawatir ama tindakan Rainer, aku yakin mungkin malam ini Rainer akan kembali ke tempat itu, Kamu tau kan tempat itu seperti apa.?. Aku takut. !!” Ujar Renata.
Dai hanya mengangguk, akhirnya dia mengerti apa yang disembunyikan Rainer selama ini setelah mendengarkan penjelasan Renata.
"Kemarin papahnya Rainer bilang ke aku, dia minta aku terus mendampingi dia agar Rainer jangan sampe ngelakuin hal yang konyol, yang merugikan hidup dia. Setelah kejadian sore itu, semalaman aku berfikir untuk tetap ada disini nemenin dia !!” Lanjut Renata dengan wajah cemas
"Ren, kalo lo pengen tau, kenapa gue disini, om Surya juga minta tolong ke gue untuk mendampingi dia, makanya aku pun juga ngebatalin pulang..!!
"Terus istri kamu tau, dan trus yang lainnya..? Tanya renata
"Dia tau kok, tadi malam gue cerita ke dia, Gue pasti berterus terang pada bini gue, untuk yang lainnya gak ada yang tau mau apa gue disini, hanya si Sakti yang tau gue musti disini nemenin si Cacing, tapi kalo masalah si cacing dia gak tau.." jawab Dai.
"Aku minta kamu jangan cerita lagi ke yang lainnya, aku gak mau aib keluarga Rainer diketahui ama yang lainnya, aku gak mau dia malu pada sahabatnya.." ujar Renata
"Tenang aja Ren , gue jamin itu..!!” jawab Dai
"Entar Ren gue nelpon dulu..".
Tuuut.. Tuuut..
"Halo bang..
...
“Kita keliatannya musti ketemu siang ini bang..?”
"Oke bang.. Kita ketemuan dimana,
....
"Oh, di warung martabak mang Asep. Abang kenal dia oke deh gue jalan sekarang kesana..".
"Kamu nelepon, siapa..? Tanya Renata
"Temen yang akan bantu kita. Dah yuk kita ke warung mang Asep.." balas Dai
Setelah di warung martabak mang Asep
"Ren lo masuk dulu ke rumah Rainer gih, pastiin Rainer masih di rumah, Kalo ada lo ajak dia kesini, gak enak kalo ngobrol disana ada bu Asih, gue gak mau dia khawatir pada si cacing.., gue nunggu temen dulu disini..!!” suruh Dai
Renata pun mengangguk, lalu Renata meninggalkan Dai menuju rumah Rainer
****************
1 jam Sebelumnya...
Setelah Renata dan sahabat nya pergi pulang, Rainer lalu memasuki rumah dan rebahan di ruang tengah.
Di pikiran nya kembali melayang, saat dia mengikuti mamah nya kemarin sore. Obrolan dengan penjaga pun masih terngiang jelas semakin perih dalam hati Rainer.
“Bang, boleh numpang tanya?”
“Ya.. Ada apa?!” Dari salah seorang penjaga Sedikit tegas suaranya.
“Maaf kalo boleh tau wanita berbaju merah yang barusan masuk, siapa namanya..?”
"Oh.. Barusan. kenapa.. Lo mau booking dia..??”
"Ehh.. Iya bang.."
"Huahahaha lo masih muda senengnya dengan wanita berumur. Tapi emang sih dia masih oke service nya, mau lo apain juga dia layanin, namanya Soffie, kalo lo mau lo musti booking dulu besok siang, soalnya banyak yang booking dia. Emang lo punya duit?harganya masih lumayan tinggi lho, dia termasuk andalan disini, kepunyaan nya boss besar.." ungkap penjaga
"Ooo gitu bang, iya sih gue penasaran ama dia, oke deh kalo gitu gue kesini lagi besok bang, mudah-mudahan bisa booking dia.." jawab Rainer dengan senyum simpul, meskipun dalam hatinya miris dan sakit mendengar bahwa mamah nya sekarang menjadi seorang psk.
"Mah.. kenapa mamah lakuin ini semua, hanya karena hawa nafsu mamah, Apa salah Rainer, mamah sampai tega ninggalin Rainer??" Dalam gumam nya
****************
Saat dia sedang memikirkan kejadian kemarin, bu Asih melewatinya..
"Bu.."
"Aya naon, atuh kakak teh.." sambil tersenyum, lalu di hampiri nya Rainer, bu Asih mulai mengakrabkan diri dengan memanggil Rainer dengan kata Nak kadang Kakak.
"Sini bu, temanin Rainer sebentar.." seperti biasa jika Rainer lagi galau dia pasti minta tidur diatas pangkuan bu Asih.
Bu asih lalu duduk di sofa, lalu Rainer pindah ke sofa, direbahkan kepalanya diatas pangkuan bu Asih, Memandang ke arah tv.
"Aya naon dui kakak teh, seperti yang kebingungan.." sambil mengelus kepala Rainer dengan lembut
"Bu.. Meskipun ibu bukan ibu kandung Rainer, Cuma ibu yang terus disisi aku selama ini.." Rainer memandang kosong
"Bu.. Rainer sangat bahagia , ibu jadi ibu Rainer " terdengar suara parau menahan lsak kecil dari bibir Rainer
"Kunaon nak.. Apa yang kamu pikirin sekarang.." tanya bu Asih dengan lembut
"Rainer takut bu..?"
"Takut..? Takut kenapa.. ?” Bu Asih menghentikan elusannya
"Bu.. Jangan tinggalin Rainer lagi.. Rainer gak mau itu..” Rainer dengan menyusupkan mukanya keatas pangkuan bu Asih.
Dengan senyum tulus Bu Asih menjawab,
"Ibu gak tau apa yang terjadi pada kamu, yang pasti ibu tau kamu membutuhkan ibu.. ibu gak akan ninggalin kamu nak.. ibu sangat sayang kamu dari dulu...!!, tiba tiba dengan suara lirih bu Asih
“Dulu ibu bersama Nanang kesini menerima kasih sayang kamu pada kami.. Apa salah kalo kami pun menyayangi kamu nak..??.. Nak, Kasih sayang seorang ibu pada anaknya, bukan terletak pada dia anak kandung atau bukan, tapi ketulusan hati.. Itu yang ibu tau. Meskipun ibu tidak jadi ibu kamu pun, ibu tetap menyayangi kamu nak... Hiiks.. sekarang Ibu sangat bersyukur dan bahagia, dulu ibu disini hanya orang lain yang hanya tinggal menumpang di rumah ini, Sekarang ibu telah menjadi bagian keluarga ini..hiiks.. Jadi ibu harap kamu jangan berfikiran ibu akan meninggalkan kamu nak.." Isak haru bu Asih sambil mengusap air matanya lalu membangunkan Rainer dalam buaiannya
"Sudah kamu jangan nangis lagi, malu atuh, kamu dah punya pacar, mau lulus kuliah, masih kayak anak kecil " memandang Rainer sambil memegang kedua pipi Rainer .
"Kamu musti tegar nak, hadapi semua cobaan itu, ibu yakin kamu bisa melewatinya, ibu akan selalu disamping mu, mendoakan mu ..!!"
"Makasih bu.." Rainer langsung memeluk bu Asih erat, seakan tidak mau lagi kehilangan sesosok ibu dalam hidupnya.
Dikala Rainer dan bu Asih sedang di ruang tengah
Tok..tok..
"Kak coba kamu buka siapa itu..!!" suruh Bu Asih
Rainer beranjak lalu membuka pintu, Rainer terkejut ketika mengetahui siapa yang ada di depannya
"Muut.. Kenapa kamu masih disini, ada yang ketinggalan, yang lain kemana..??" tanya Rainer sambil menoleh ke arah jalan mencari seseorang
Tanpa sepatah kata, Renata langsung memeluk erat Rainer
"Ner..Aaaku sayang kamu.. Aaku cinta kamuu Ner.. Hiiiks Izin kan aku selalu di samping kamu, izinkan aku selalu bersama kamu untuk menemani kamu menghadapi ini semua hiiiks.. Aku gak mau lagi meninggalkan kamu disaat kamu rapuh. Disaat kamu membutuhkan seseorang untuk berbagi aku ingin selalu ada" isak Renata dalam pelukan Rainer
Rainer yang sedari tadi diam terkejut atas tindakan Rena yang tiba-tiba memeluknya. Setelah mendengar ungkapan perasaan Renata, Akhirnya Rainer membalas pelukan Renata
"Mut.. Makasih.. Aaku.. Aa.. Ku gak tau harus ngomong apa.. " Rainer terbata-bata
"Mulailah terbuka nak.. Cobalah mulai berbagi. Kamu gak bisa menanggung sendirian. Kamu gak sendiri nak..!!" Tiba tiba bu Asih berdiri di belakangnya sambil mengelus rambut Rainer
“Kamu liat sendiri, kamu gak sendirian nak, ada papah kamu yang selalu diam-diam mengawasi kamu, ada ibu yang selalu mendoakan kamu, sahabat kamu yang selalu ada membantu kamu, sekarang ada Rena yang akan selalu menyayangi kamu, mencintai kamu nak.." lanjut bu Asih sambil memeluk Rainer dan Renata
"Bu.. Rainer ..." lirihnya
"Enggak usah malu mulai lah menerima kami semua dalam semua masalah hidup kamu, papah, ibu, Rena dan mereka semua sahabat mu hadir bukan untuk menertawakan kamu, kami semua hadir untuk membantu kamu di saat kamu rapuh, bimbang.. Tak berdaya" ujar bu Asih
Mendengar nasihat bu Asih yang penuh kehangatan memberikan secercah harapan dalam hatinya. Dengan tersenyum Rainer membalas pelukan bu Asih
"Mut, bu, makasih..." jawab Rainer Pelan Dalam hatinya berkata "Ya allah, terima kasih engkau berikan orang-orang yang sangat menyayangi aku, yang selalu membantuku dalam kesusahan"
"Udah ah malu nanti diliat orang. Dah ajak Rena kedalam..!!" Sambil melepaskan rangkulannya begitu juga Renata.
"Ner, bisa ikut aku bentar.. Kita ke warung martabak nya mang Asep, disana ada yang menunggu kamu.."
"Siapa..?"
"Liat aja sendiri !! bu.. Rena pinjem dulu Rainer sebentar...." ujar Renata
"Iya, jangan lama-lama. kita makan siang bersama.. "
"Iya bu.." mereka menjawab bersamaan.