Lana harus rela menjadi istri kedua dari pengusaha kejam dan arogan demi menolong perusahaan keluarganya yang nyaris bangkrut . Sean Jayde Alexander nyatanya menikahinya hanya untuk pelampiasan hasratnya karena istri pertamanya adalah supermodel super sibuk yang bahkan tak pernah punya waktu untuk melayaninya ataupun merawat putra mereka .
Hidup Lana bagai berjalan diatas kerikil kerikil tajam , bahkan berkali kali ia berniat mengakhiri hidupnya . Tapi satu hal yang membuatnya bertahan yaitu seorang anak laki laki lumpuh berusia enam tahun yang sangat menyayanginya .
Akankah Lana akan bisa bertahan pada ikatan yang hanya dipenuhi kebencian ?? Ataukah ia akan menyerah dan akhirnya memilih untuk pergi !?
lni adalah kisah liku liku perjalanan rumah tangga yang mungkin akan membuat sedikit darting , jadi siapkan hati yang lapang untuk membacanya 🤭.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Setelah selesai membersihkan diri dan berpakaian Lana segera keluar kamar bermaksud ingin menemui Sean . Dia segera melangkah ke kamar Darrell karena mengira mungkin pria itu masih tertidur disana seperti yang ia lihat tadi malam . Tapi ternyata ia tak menemukan sosok itu di kamar Darrell , ia berpikir mungkin pria itu sudah kembali istirahat di kamar utama .
Tapi tak mungkin ia naik ke atas menuju kamar utama tanpa seijin iblis itu , bisa bisa ia disalahkan lagi dan harus mendengar kemarahan pria temperamen itu . Akhirnya ia pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk anak sambungnya .
Lana harus belajar membuat resep masakan yang sudah di tulis oleh Nanny Zen untuk Darrell , resep sehat yang memakai sayur organik dan tak menggunakan penyedap ataupun garam terlalu banyak . Lana harus memutar otak agar Darrell menyukai makanannya walau rasa makanannya akan sedikit hambar .
Wanita itu juga menyiapkan dua gelas jus buah berry yang ia petik langsung dari kebun belakang . Satu untuk nya dan satu untuk Darrell . Beberapa maid juga sudah terlihat mulai membersihkan rumah , sebagian juga berada di dapur .
Hingga dua pria yang hanya menggunakan kaos singlet dengan bawahan celana training mendekat ke arah dapur . Badan mereka yang berkilat karena keringat membuat beberapa wajah maid wanita bersemu merah . Tentu saja begitu karena Lana merasa tak ada seorang pun wanita yang akan tahan disuguhi pemandangan yang memanjakan mata seperti itu . Badan sempurna dengan guratan guratan sempurna pada perut mereka , dan aura menakutkan mereka membuat dua iblis itu terkesan sangat seksi .
Lana menarik gelas jus berry ketika satu tangan Sean ingin meraihnya , dia berusaha tak peduli dengan tatapan tanya pria itu .
" Apa aku ... Ehhmm maksudnya apa saya boleh berbicara pada Tuan ? Ada hal penting yang harus saya bicarakan " tanya Lana terdengar sangat formal , Sean sudah menyatakan jika kedudukan dirinya hanyalah seorang budak jadi sudah wajar gaya bicaranya formal pada pria gila hormat didepannya itu .
Damian yang tahu situasi hanya menyambar sebotol air di lemari pendingin dan kemudian melangkah pergi menjauh dari dapur . Sedang mata Sean masih fokus pada makanan yang sudah dibuat Lana , harumnya masakan Lana mampu menggugah rasa laparnya .
" Aku lapar ... "
" Makanan anda sebentar lagi siap , tadi saya dengar maid sedang membuat scotch egg ( telur rebus dibungkus daging dan tepung ) , mereka bilang itu sarapan kesukaan anda ! "
" Kenapa maid yang membuatnya ?! " tanya Sean yang langsung membuat dahi Lana berkerut .
" Selain Darrell kau juga bertanggung jawab penuh atas semua kebutuhanku , aku harap kau belum lupa jika kau adalah budakku !! Jiwa dan ragamu ada untuk melayaniku ... "
Walau sebenarnya sangat kesal tapi Lana mencoba bersikap biasa saja , hatinya sedikit tercubit ketika kata budak itu terus saja keluar dari mulut iblis tampan didepannya . Jika saja sedang berdua mungkin tak masalah , tapi ia yakin banyak maid yang pasti mendengarnya .
" Cuti saya sudah habis , itu artinya besok harus kembali kuliah ! Saya ingin minta ijin agar besok bisa mulai kuliah lagi , saya berjanji hanya akan pergi setelah semua kebutuhan Tuan Muda Darrell sudah selesai . Saya akan sambil kelas siang hingga sore sudah bisa kembali ke mansion " ujar Lana yang melirik sebal karena Sean sudah menenggak habis dua gelas jus yang tadi ia buat .
" Buatkan Darrell susu jika pagi , kau boleh memberinya jus jika siang hari ... "
" Anda belum menjawab pertanyaan saya Tuan ... "
Tapi Sean malah melangkah pergi menuju kamar Lana yang letaknya tak jauh dari dapur , sontak wanita itu mengikutinya karena berpikir mereka akan bicara empat mata . Lana terkejut karena terlihat dua orang maid menghentikan langkahnya dengan membawa setelan formal yang masih rapi di gantungan baju .
" Nona Lana ini setelan Tuan Besar , tadi Tuan Damian meminta kami untuk memberikannya kepada anda ! "
Walau masih tak paham dengan situasi tapi Lana tetap menerima semua baju baju itu . Wanita itu berlari kecil ke arah kamarnya karena Sean sudah ada di dalam sana . Sebelum ia bertanya pria didepannya sudah melucuti semua pakaiannya tanpa terkecuali , dan itu membuat Lana harus memalingkan wajahnya .
" Anda belum menjawab pertanyaan saya ... "
" Mandikan aku .... "
" Saya serius Tuan !! " kesal Lana yang tak habis pikir , mana bisa ia mandikan bayi dengan badan sebesar itu .
" Kau pikir aku tidak serius ??! Mulai sekarang apapun keperluanku adalah tanggung jawabmu . Aku tidak akan melarangmu untuk melanjutkan pendidikannya karena jika itu aku lakukan maka ayah atau ibumu bisa saja datang dan mengacaukan semuanya ! Kau akan ambil kelas siang bukan ? Itu artinya kau harus sudah ada di rumah ketika aku pulang kantor . Dan sekali aku mendengar Darrell mengeluh karena tidak terurus maka aku cabut semua ijin yang aku berikan . Kau akan melanjutkan kuliahmu di rumah "
" Deal .... " pekik Lana sangat bahagia akhirnya ia bisa menghirup udara bebas di luar sana walau hanya sebentar . Tapi kebahagiaannya sirna ketika melihat sorot mata pria itu yang seakan memintanya untuk segera mengikutinya masuk ke dalam kamar kamar mandi .
" Hanya mandi ... " gumam Lana meyakinkan dirinya sendiri , anggap saja ia sedang merawat bayi raksasa .
Tapi tak lama kemudian terdengar jeritan panjang Lana dari arah kamar mandi , tak ada yang tahu apa yang sedang terjadi kecuali mereka !