Ini novel asli yang diadaptasi menjadi webseries yang berjudul sama, dibintangi oleh Dinda Kirana dan Ryukenli yang tayang di Genflix.
Boy Arbeto putra dari keturunan Arbeto yang cukup terkenal, memiliki wajah tampan, dan kaya raya. Hidupnya sangat sempurna dengan banyaknya wanita yang dimilikinya, membuat pria itu dijuluki sebagai sang Casanova sejati.
Tapi apa jadinya jika sang Casanova di jodohkan dengan seorang gadis lugu, berusia tujuh belas tahun yang baru lulus sekolah bernama Tita Anggara? Akankah pernikahan yang dilandasi oleh perjodohan itu akan berjalan mulus, ataukah sebaliknya?
Yuk kita ikuti kisah cinta manis penuh gelak tawa Boy Arbeto dan Tita Anggara 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5
"Baby...." Dafa menarik telinga putrinya.
"Aw.. sakit Daddy." Tawa Baby pun langsung terhenti.
"Bukankah Dad sudah katakan, jangan pernah menyela pembicaraan orang tua!"
"I am sorry." Baby menatap dad Dafa dengan puppy eyes miliknya.
Membuat Dafa tidak tega dan melepaskan tarikan tangannya di telinga putri cantiknya. "Sepertinya perbicangan ini akan membutuhkan waktu yang sangat lama, melihat watak Luna dan Boy apalagi saat ini ada Baby." Gumam Dafa dalam hati.
"Dad aku tidak mau dijodohkan karena aku bisa memilih wanita ku sendiri." Ucap Boy dengan tegas.
"Memilih wanita seperti jalang-jalang yang sering—"
"Sayang, Mom ...." Dafa dan Boy memberikan kode kalau saat ini ada Baby di antara mereka.
"Kenapa semuanya menatap aku?" Baby yang dilirik oleh seluruh keluarganya menjadi bingung sendiri.
"Sayang masuk ke kamarmu!" perintah Dafa.
"Tapi Daddy aku masih ingin disini."
Dafa menatap tajam dan memberikan kode pada putrinya untuk masuk ke dalam kamar, sementara Baby yang mendapatkan tatapan tajam dari Dad Dafa mau tidak mau berjalan menuju kamarnya.
"B... mom tidak ingin kau salah memilih pendamping, apalagi jika kau memilih salah satu jalang itu untuk di jadikan istri." Ucap Luna setelah melihat putri bungsunya masuk ke dalam kamar. "Mom tidak mau punya menantu yang murahan dan tidak punya akhlak, maka dari itu Mom yang akan mencarikan wanita untuk jadi istrimu." Putus Luna.
"Mom are you kidding me?" Boy tertawa sembari menggelengkan kepadanya, ia tidak bisa membayangkan jika mom Luna yang mencarikan wanita untuk jadi istrinya. Bisa-bisa calon wanitanya itu satu tipe dengan mom nya yang aneh bin ajaib.
"Kenapa kau tertawa? Apa kau tidak percaya pada Mom?" Luna menatap tajam pada Boy.
"Mom aku bukan tidak percaya, hanya saja aku tidak yakin pada pilihan mom." Seloroh Boy.
"Ish itu sama saja." Gerutu Luna dengan wajah yang kesal. "Pokoknya mom tidak mau tahu, kau harus mau dijodohkan oleh wanita pilihan Mom." Luna bersikeras dengan keputusannya.
"Aku tidak mau mom!"
"Harus mau! Kalau kau tidak mau mom jodohkan, mom akan...." Luna terdiam sambil berpikir ancaman apa yang akan ia gunakan untuk menundukkan putranya.
"Akan apa Mom? Mencoret B dari daftar nama keluarga Arbeto? B tidak masalah." Ucap Boy dengan cuek.
"Tentu saja kau tidak masalah, karena mom tahu kau justru bahagia jika dikeluarkan dari kartu keluarga Arbeto." Sahut Luna.
Dafa yang sedari tadi diam mendengarkan perdebatan istri dan putranya, mulai mengangkat alis matanya saat mendengar perkataan Luna.
"Apa maksudmu sayang?" tanya Dafa.
Melihat reaksi dari Dafa yang terlihat tidak suka saat mendengar perkataannya, Luna pun segera mendapatkan ide yang cemerlang.
"Putramu itu sangat keterlaluan! Dia merasa tidak masalah jika dikeluarkan dari keluarga Arbeto, kurang ajar bukan?" Luna mulai berakting dengan wajah yang sendu. "Putramu itu dibuat dengan penuh cinta oleh kita berdua, dan aku yang melahirkannya dengan susah payah dengan taruhan nyawaku, tapi lihat! Dia justru bahagia jika dikeluarkan dari keluarga besar kita." Luna menangis tersedu-sedu sembari memeluk Dafa.
"Oh ya ampun, Mom mulai berakting lagi." Umpat Boy dalam hati. "B bilang tidak masalah dikeluarkan dari kartu anggota keluarga, bukan dikeluarkan dari keluarga besar Arbeto." Ralat Boy.
"Bagi Mom itu sama saja." Luna semakin menangis dengan kencang.
"Oh *my God, sebentar lagi pa*sti Dad Dafa akan ceramah, satu, dua...."