NovelToon NovelToon
Kehidupan Penuh Luka

Kehidupan Penuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Clara

Kehidupan memang penuh lika-liku. Itulah yang terjadi pada kisah kehidupan seorang gadis cantik yang merupakan putri seorang pengusaha kaya raya. Namun hidupnya tidak berjalan semulus apa yang dibayangkan.

Jika orang berpandangan bahwa orang kaya pasti bahagia? Tapi tidak berlaku untuk gadis ini. Kehidupannya jauh dari kata bahagia. Ia selalu gagal dalam hal apapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

..."𝙰𝚔𝚞 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚕𝚊𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚊𝚔𝚍𝚒𝚛 𝚃𝚞𝚑𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚎𝚗𝚝𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚠𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚎 𝚊𝚛𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚗𝚊"...

...𝓚𝓮𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹𝓪𝓷 𝓟𝓮𝓷𝓾𝓱 𝓛𝓾𝓴𝓪...

Devan menyeret Arlla dengan paksa masuk ke dalam kamar dan mendudukkannya di sebuah kursi kayu. "Awwww sakit Devan" pekik Arlla namun tak di perdulikan oleh pria itu.

"Sekarang udah makin berani ya kamu" ucap Devan pelan dengan nada menusuk.

Devan mengambil tali yang tersimpan di laci dan mengikatkan pada sekujur tubuh Arlla dan menghubungkannya dengan kursi itu agar wanita itu tidak lagi kabur.

"Jangan harap kamu bisa kabur Arlla"

"Kamu.... selamanya akan jadi milik saya" ucap Devan penuh penekanan di setiap katanya.

"Mimpi"

"Sampai kapanpun kamu gak akan pernah memiliki saya seutuhnya"

"Percuma Devan"

"Raga saya memang sama kamu" Arlla membalas tatapan tajam Devan.

"Tapi tidak untuk hati saya" Arlla tersenyum miring melihat perubahan raut wajah Devan seketika.

"Kamu bisa mengatakan itu sekarang"

"Tapi lihat saja nanti" Devan tersenyum smirk dengan tatapan memindai seluruh tubuh Arlla.

...****************...

"Kita sudah melakukan pencarian kemanapun"

"Tapi hasilnya tetap sama" ucap seorang pria dengan duduk pasrah di bangku taman. Beberapa anggota ke polisi berdiri mengelilinginya usai memberikan laporan yang tidak memuaskan.

"Aku harus mencari kemana lagi"

"Gimana, Gerald?" Seorang pria paruh baya mendekati pria yang sedang duduk di bangku taman itu dengan frustasi.

"Ada hasil?"

"Gak ada"

"Arlla gak bisa ditemukan" Gerald menatap jalanan yang lenggang dengan tatapan kosong.

"Kita harus mencari dia sampai ketemu" ucap pria paruh baya itu dengan menepuk pundak Gerald.

"Dia sangat penting bagiku"

"Kamu udah coba hubungi keluarganya?" tanya pria paruh baya itu dengan tatapan menuntut jawaban.

"Papa tau sendiri gimana keluarga Arlla" Gerald berdiri dari duduknya dan menatap papanya yang sedang berdiri. Kini netra coklat keduanya beradu.

"Apa mereka perduli dengan Arlla?"

"Sama sekali tidak"

"Lalu? Apa gunanya aku menghubungi keluarga itu" ucap Gerald sedikit kesal.

"Bagaimana kalau kehilangan Arlla ini ada sangkut pautnya dengan keluarganya?" ucap Leon

"Maksudnya?" Kening pria itu berkerut seketika saat mendengar penuturan papanya.

"Mungkin mereka sengaja menghilangkan Arlla atau... "

"Atau apa?"

"Melenyapkannya" sambung Leon.

Leon mengucapkan hal tersebut bukan tanpa alasan. Mereka tau jika memang papa Arlla tidak bisa menerima keberadaan wanita itu di tengah-tengah keluarga kecilnya dengan Sandra. Mereka menganggap Arlla hanyalah pembawa sial di kehidupan mereka. Hal itu membuat Arlla tidak mendapatkan kasih sayang utuh dari sosok papa yang biasanya setiap anak perempuan idamkan.

"Mamanya" Gerald mengingat satu manusia yang mungkin masih perduli dengan Arlla.

"Coba saja hubungi siapa tau dia memiliki informasi dimana keberadaan Arlla" ucap Leon.

"Sebentar" Gerald mengambil ponselnya dan mencari nomor Sandra yang merupakan mama dari Arlla, kekasihnya.

Beberapa panggilan yang dilakukan oleh Gerald tidak di jawab oleh si empunya membuat Gerald menggeram kesal. Arlla sudah menghilang cukup lama apa keluarganya itu tidak memiliki sedikit rasa khawatir? Atau mungkin saja hati nurani mereka sudah tertutup sehingga tidak menyadari jika wanita itu menghilang begitu saja tanpa kabar.

"Gak bisa pa"

"Coba sekali lagi"

Gerald menarik nafas panjang dan mencoba menghubungi Sandra lagi. Beberapa detik Gerald menunggu dengan harapan panggilan teleponnya diterima Sandra. Namun hasil yang sama Gerald dapatkan.

"Gak bisa pa" Gerald menyerah dan ia duduk kembali di bangku yang sebelumnya ia duduki. "Kenapa tidak kamu coba aja samperin ke butiknya" Leon memberi saran membuat secerca harapan Gerald kembali tumbuh.

"Jam segini biasanya Sandra udah di butik" ucap Leon

Gerald menyambar kunci mobilnya dan berlari cepat menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh. Kali ini tujuan pria itu menuju Sandra Boutique yang terletak di pusat kota.

Dengan kecepatan penuh mobil mewah milik Gerald melaju di jalanan kota yang tidak terlalu ramai. Hanya dalam waktu 15 menit pria itu sampai di tempat tujuannya. Gerald turun dari dalam mobilnya dan menatap bangunan tinggi tiga lantai yang di penuhi oleh para kaum wanita.

Kedua kakinya melangkah untuk memasuki butik itu. "Selamat pagi tuan ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan dengan ramah.

"Bisa saya bertemu dengan Nyonya Sandra?" tanya Gerald pada pelayan tersebut.

"Apa sudah membuat janji sebelumnya?"

"Tidak"

"Maaf tapi untuk bisa bertemu dengan Nyonya Sandra hanya untuk yang sudah membuat janji. Tuan bisa kembali lagi kemari jika sudah ada janji dengan Nyonya Sandra" ucap pelayan itu dengan sopan.

"Tapi ini penting"

"Apa bisa kamu tanyakan dulu ke Nyonya Sandra? Saya hanya membutuhkan waktunya sebentar untuk berbicara" pinta Gerald

"Baik saya coba tanyakan terlebih dahulu. Tuan atas nama siapa?" tanya pelayan itu

"Gerald"

"Silahkan tunggu sebentar" Pelayan itu berlalu pergi menuju ruangan Sandra yang berada di lantai paling atas. Sedangkan Gerald berjalan menyusuri butik Sandra yang megah.

Bruk

Seorang wanita tanpa sengaja menjatuhkan seluruh barang belanjaannya karena menabrak tubuh kekar Gerald. Pria itu menoleh ke arah samping kiri tubuhnya dimana seorang wanita sedang menunduk untuk memunguti barang belanjaannya yang jatuh.

"Apa kau tidak punya mata untuk melihat ke depan ketika berjalan?" ketus Gerald

"Kau juga berjalan tanpa mata" sentak wanita itu tak terima. Wanita itu mengibaskan rambutnya dan menatap wajah lawan bicaranya.

"Bella?"

"Sedang apa kau disini?" tanya Bella kala melihat orang yang ia tabrak adalah Gerald.

"Aku ingin bertemu dengan mamamu" ucap Gerald

"Untuk?"

"Arlla?" Bella tersenyum remeh melihat Gerald yang se berjuang itu demi kakaknya yang tak pernah ia anggap kakak.

"Apa kau punya kabar tentangnya? Aku sudah mencarinya kemanapun tapi tidak ada satupun informasi yang aku dapatkan" ucap Gerald dengan penuh harapan.

Bella terdiam sejenak sebelum akhirnya membuka suara. "Aku gak punya informasi apapun" Gerald menghela nafas panjang. Entah kepada siapa lagi ia harus bertanya.

"Ikut aku" Bella menarik tangan Gerald begitu saja membuat sang empunya terkejut dengan gerakan tiba-tiba Bella. Wanita itu berjalan dengan cepat menuju lift dan menekan tombol angka tiga yang nantinya akan membawa mereka ke ruangan Sandra.

"Kau mau ketemu mama kan?" Bella menatap Gerald yang terdiam dan tak lama sebuah anggukan kepala menjawab pertanyaannya.

Suara dentingan pintu lift yang terbuka membuat Gerald mengalihkan pandangannya. "Tante Sandra" teriak Gerald dan berjalan cepat menghampiri Sandra yang sedang berjalan.

"Gerald? Ada apa?" tanya Sandra menatap Gerald dengan terheran-heran. Pasalnya pria itu tidak pernah lagi menemuinya setelah pertemuan pertamanya dimana Arlla mengenalkan Gerald sebagai kekasihnya.

"Syukurlah tante masih ingat dengan saya" ucap Gerald dengan tersenyum tipis. Bella datang menyusul dan berdiri tepat di samping Gerald. Matanya menelusuri setiap postur tubuh Gerald yang tinggi tegap membuatnya berdecak kagum.

"Saya ingin bertanya sesuatu ke tante"

"Ada apa?" tanya Sandra penasaran.

"Arlla mana?"

Gerald mengernyitkan keningnya. Ia kesini untuk bertanya keberadaan wanita itu kepada Sandra namun saat ini wanita itu malah mempertanyakan keberadaan Arlla kepada dirinya.

"Dia kesini untuk tanya dimana Arlla" sela Bella membuat Sandra mengernyitkan keningnya.

"Arlla gak sama kamu?"

"Arlla sudah menghilang dari dua minggu lalu" ucap Gerald

"Kenapa kamu gak ngabarin saya?"

"Saya sudah berusaha mencarinya tapi hasilnya nihil" ucap Gerald dengan jujur.

Tubuh Sandra luruh ke lantai setelah mendengar kabar bahwa putrinya hilang tanpa jejak. Untungnya Gerald dengan sigap menangkap tubuh wanita itu dan membawanya menuju sebuah sofa yang tidak jauh dari posisinya berdiri.

"Tante gapapa?" tanya Gerald

"Gerald... "

1
Akhmad Soimun
Coba aah Ramaikan, kayaknya bagus..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!