NovelToon NovelToon
Dosenku Suamiku

Dosenku Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / dosen / nikahmuda / Romansa
Popularitas:5.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Andreane

Jihan, harus memulai kehidupannya dari awal setelah calon kakak iparnya justru meminta untuk menggantikan sang kakak menikahinya.

Hingga berbulan-bulan kemudian, ketika dia memutuskan untuk menerima pernikahannya, pria di masa lalu justru hadir, menyeretnya ke dalam scandal baru yang membuat hidupnya kian berantakan.

Bahkan, ia nyaris kehilangan sang suami karena ulah dari orang-orang terdekatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Draft

Aku ke kampus di antar oleh mas Sagara, dan selama dalam perjalanan, kami benar-benar tak terlibat pembicaraan apapun. Dia fokus mengemudi tanpa mengeluarkan sepatah katapun, sementara aku memilih menutup telingaku untuk mendengarkan lagu yang ku putar di ponsel.

Ketika mobil sudah sampai di gerbang kampus, aku membiarkan headset tetap terpasang di telinga hanya suaranya yang aku kecilin.

"Pernikahan kita hanya sandiwara kan, jadi aku langsung turun saja ya" Aku melepas seatbelt saat mengatakan itu.

"Meski hanya sandiwara" Ucapnya dengan tatapan lurus kedepan. Kedua tangannya ia daratkan di atas roda kemudi. "Sandiwara untuk menyelamatkan kakakmu dari ribuan pasang mata, dan tentu saja juga menyelamatkan keluargamu dari rasa malu. Seharusnya kamu berterimakasih padaku"

"Kalau aku jadi mas, aku akan membantunya tanpa mengharapkan ucapan terimakasih"

"Jangan bandingkan aku dengan kamu. Pemikiran kita jelas tidak sama"

"Ah sudahlah, aku turun. Assalamu'alaikum"

"Tunggu!" Cegahnya alih-alih menjawab salamku.

"Cium punggung tanganku" Ia menyodorkan tangan tanpa menoleh ke kiri.

Tak ingin berdebat, aku akhirnya menuruti ucapannya dengan terpaksa.

"Bagus, jadilah istri yang penurut. Sekarang cepat keluar"

"Assalamualaikum" Aku mengulang salamku sambil mencebik dalam hati. Benar-benar pria menjengkelkan.

"Waalaikumsalam"

***

Baru saja memasuki gerbang kampus, aku sudah di sambut oleh dua sahabatku. Mereka langsung memelukku dengan raut wajah riangnya.

"Kangen kamu, Ji" Kata Emma.

"Baru sehari nggak ketemu kali"

"Jangankan sehari, sejam aja rasanya sepi nggak ada kamu"

Aku tersenyum merespon kalimat Gabby. "Masuk yuk"

"Ayok"

Saat kami sudah melangkah beberapa langkah, Gabby tiba-tiba bersuara.

"Gimana acara pernikahan kak Lala, lancar kan?"

"Kacau" Racauku lirih.

Keduanya pun terkejut begitu mendengarku lalu menghentikan langkahnya yang membuatku justru terheran.

"Apanya yang kacau, Ji?" tanya Gabby.

"Hah, apanya?"

"Tadi kamu bilang kacau kan, iya kan, em"

"Hmm" Emma mengangguk mantap.

"Maksudku, akunya yang kacau, gara-gara acara kakaku, aku jadi ketinggalan mata kuliah, itu maksudku"

"Oh,, kirain" Sahut Gabby. "Tenang aja Ji, kita sudah tuliskan materi kemarin pas kamu nggak masuk kok. Kamu bisa pelajarinya nanti di rumah"

"Makasih ya"

"Sama-sama" jawab kedua sahabatku kompak.

Huh untung saja, atau kalau tidak, kemungkinan aku akan keceplosan.

Kami kembali berjalan hingga tahu-tahu langkah kami sampai di dalam kelas. Duduk di tempat masing-masing, aku Gabby serta Emma kembali mengobrol.

"Maaf ya, kayaknya kita udah nggak bisa sering-sering main dan kumpul" Ucapku sedikit agak ragu.

"Loh kenapa?" Emma dan Gabby menatapku tajam.

"Aku harus lebih rajin ke toko bungaku, aku harus cari tambahan uang saku, soalnya kan kak Lala udah nikah, aku nggak enak kan minta uang jajan ke dia"

"Ada mbak Tina yang buka toko bunganya kan, jadi tokomu akan tetap buka meski kamu ngga ke sana"

"Ya aku tetap harus ada di sana, intinya aku mau ngurangin main sama kumpul-kumpul, biar bisa lebih lama di toko, dan aku bisa dapatin uang lebih. Kasihan sama ayah bundaku kan, harus biayain kuliahku dan mas Ryu, apalagi mas Ryu sekarang lagi praktek-praktek terus, nggak sedikit biaya prakteknya"

"Tapi masih bisa nongkrong bentaran kan, selesai kelas?"

"Bisa, tapi nggak setiap hari"

Kedua sahabatku diam seraya menatapku. Akupun membalas tatapan mereka secara bergantian.

Mengatupkan bibir, pikiranku kembali jatuh pada mas Sagara.

Sejujurnnya itu semua hanya alasanku saja, kalau sering kumpul, nanti malah mas Sagara curiga, terus ujung-ujungnya kasih tahu ke mereka. Lagi pula aku memang harus cari uang tambahan untuk diriku sendiri, karena jelas ayah dan bunda sudah lepas tanggung jawab ketika mas Sagara bicara soal urusanku yang akan di ambil alih olehnya termasuk kebutuhan pribadiku, biaya kuliah, dan uang jajan.

Aku sendiri gengsi minta uang ke dia. Di kasih syukur, nggak di kasih nggak akan minta, jadi dari pada pulang ke rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu berdua dengan pria menyebalkan, lebih baik aku beralasan ke toko. Setidaknya aku nggak main dan nggak akan kena tegur sama ayah.

"Kita ngumpulnya di tokomu aja, Ji. Iya kan Gab?" Suara Emma membuatku reflek memindai bola mataku ke wajahnya, lalu menelan ludah.

"Enggak, enggak. Aku akan sibuk, aku nggak enak kalau harus mengabaikan kalian"

"Nggak apa-apa, kita bisa bantu-bantu di tokomu nanti"

"Nggak perlu, lebih baik kalian juga pulang, bantu orang tua kalian saja, mungkin. Kita ini sudah dewasa, jangan cuma main yang kita fikirkan"

"Kok aku ngerasa kamu jadi berubah gitu?" Tatapan Emma begitu mencurigakan.

Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba dosen kami datang, Emma dan Gabby langsung beralih ke tempat duduknya.

Semoga saja mereka nggak curiga kalau aku sebenarnya sudah menikah.

Ini semua gara-gara mas Tera. Untung saja dia baik ke aku nggak kayak Sagara, jadi aku nggak bisa membencinya.

Bersambung

1
Amora
🤑
Oktaviadwiptri
Fiks patriarki, hal yg kayak gini jgn di normalisasi kan yah guyss, urusan rumah bukan hanya kewajiban istri tapi mencari nafkah udah pasti kewajiban suami😺, rumah itu bukan hanya ada istri yah kalau cma mengurus rumah mah bisa nyewa art gampang apalagi klo berduit🥳 Tidak ada salahnya membantu mengurus rumah bukan nya suami jga tidur dirumah? makan dirumah? istirahat dirumah, kalau persoalan cari uang mah perempuan juga bisa😗
Oktaviadwiptri
udah kayak babu🥸 sagara dan keluarga nya sma keluarga si jihan kayak menanamkan benih patriarki ke anak2 nya bedanya ini si cewek gak protes hehe😂
Waty Umi hafidzah
Akuh masih setia di NT dan masih stay nungguin updatex othor🤭
Anonymous
ok
supriy atin
selalu menanti hadir mu kak
Lembayung Senja
up lg kak
Asri
masih kak ane, masih setia menunggu lanjutan cerita yg blm tamat juga 😊
Narti Gendeng
selalu bacaaaaa.msh nunggu lanjutan'y..jgn lm thorrrrr
Ayu galih wulandari
lanjuuuut
Ayu galih wulandari
Aqu msh setia menunggu mu kak...Alhamdulillah ketemu lg dg Sagara ,Jihan & si Centil super aktif "Dara " ...Lanjuuut ya kak..🤗🤗😘😘😘😘😘😘
Mrs Ketawang
saking lamanya up lagi,aq hrus memutar memori dunia pernovelanku
Yus Warkop
kabar baik , lama baru up ih senangnya semoga author sehat selaku dan semangat terus berkarya lanjuuuut
Teh Euis Tea
aku msh baca author td dpt notif lngsng meluncur kangen jg sm sagara dan jihan
Winda
masih setia menunggu update dari author
Kinanda Husnancandra
hadir menanti..
apa kabar Oma arimbi
HestiN L
masih suka baca di nt kak,, tpi yaa gitu jarang jg, nunggu notif dr author yg lama jg ..
Anis Arfita
hai kak masih lanjut kan ya
Turwaty suketi
masih
Mei Sinta
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!