Kata orang pernikahan adalah salah satu hal yang paling membahagiakan. Tapi ternyata mereka salah. Menikah dengannya dan hidup bersama dengannya adalah awal dari sumber sakit yang kurasakan. Awal dari luka yang tak pernah sembuh dan sakit yang selalu tak berujung. Bahagia? Apa itu? Rasanya itu seperti mimpi disiang bolong. Jika itu mimpi, maka mimpi itu ketinggian. Tapi.. Bolehkan aku menggapai mimpi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pink berry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Licik
Orion Ivander Damian, pria itu telah kembali ke penthouse nya ke pusat kota, tempat yang menjadi tempat tinggal nya untuk sementara di Seoul. Dengan design berwarna dominan hitam, menegaskan kepribadian Orion yang dingin dan tak tertebak.
Orion berjalan kearah meja disudut jendela, ia menuangkan wine ke dalam gelas secara perlahan. Ia memandang dengan lekat kearah gelas yang mulai terisi. Pikirannya mulai melayang memikirkan sesuatu.
Luka yang seharusnya sudah sembuh mulai terbuka kembali. Orion pikir dengan bertemu dan berbicara dengan Alreisha bisa mengobati rasa rindu nya terhadap Kaluna. Ternyata Orion salah. Dirinya harus menerima kenyataan bahwa Alreisha adalah Alreisha.
Bukan Kaluna istrinya. Alreisha adalah istri Qian Kun. Milik Qian Kun. Selamanya akan selalu begitu. Fakta itu harus bisa diterima dengan lapang dada oleh Orion. Perlahan Orion meminum minuman nya. Rasa pahit dan manis bercampur menjadi satu.
Setelah pertemuan terakhir nya dengan Qian Kun tadi, ia mulai memikirkan perkataan Tuan Lee beberapa saat yang lalu. Kata-kata nya seolah memberikan petunjuk dan mengarah ke sesuatu yang besar. Orion tidak ingin salah langkah.
Bagaimana pun menyerang Qian Kun secara langsung bukan ide yang bijak. Orion juga tidak ingin merusak pertemanan mereka. Walau bagaimanapun, Orion bukan tipikal pria yang akan merusak pertemanan mereka begitu saja.
"Bos" suara anak buahnya menginterupsi kegiatan nya. Orion menatap Kai, salah satu anak buah kepercayaan nya. Kai datang sambil membungkuk hormat kepada Orion. Layaknya Liu Yang Yang, Kai juga salah satu asisten yang langsung bergerak tanpa harus diperintah dahulu.
"Apa yang lo bawa?" ucap Orion santai sambil meletakkan gelasnya diatas meja. Perilaku nya memang santai, tapi tidak dengan ekspresi wajah nya yang terlihat dingin dan tatapan mata yang begitu tajam.
Kai menganggukkan kepalanya dan menyerahkan sebuah map berisi dokumen. "Saya menemukan ada transaksi besar atas nama Tuan Lee. Dan ada nama besar yang dia coba untuk ditarik kedalam masalah yang sedang dia hadapi."
Orion menaikkan alisnya. "Seseorang yang berkaitan dengan keluarga Rayyan Skylar Aruna. Alreisha Putri Aruna."
DEGH!
Mendengar nama yang tidak begitu asing ditelinga nya, Orion menjeda kegiatannya. "Apa lo bilang? Rayyan Skylar Aruna? Maksudnya target dari Tuan Lee adalah Alreisha Aruna, begitu?"
"Be-benar, bos. Anda mengenal nya?" tanya Kai dengan hati-hati. Ia takut salah bertanya ketika melihat ekspresi tajam Orion.
"Sepertinya Tuan Lee berusaha untuk memanfaatkan hubungan kerja sama mereka demi keuntungan nya pribadi."
SRAKKKK!!
Orion meletakkan kasar dokumen yang ia pegang keatas meja. Rahang nya mulai mengeras. Tangannya mulai terkepal. "Kita tahu bahwa Tuan Lee itu penghianat, tapi... Jika dia berani menyentuh keluarga Aruna. Maka dia sudah terlalu berani dan melewati batas yang tidak seharusnya dia lewati."
"Apa langkah selanjutnya yang akan kita lakukan, bos?"
Orion berdiri, ia melipat lengan kemeja nya sampai ke siku. Tubuhnya yang tinggi dan berotot membuat nya seperti bayangan besar yang siap untuk mengintimidasi.
"Awasi setiap pergerakan mereka, dan pastikan Hyunjin tetap tinggal di Seoul. Jika benar Tuan Lee ingin menyinggung keluarga Aruna, gua penasaran sampai mana dia berani."
Ketika Kai bersiap akan keluar, Orion menghentikan langkahnya. "Satu lagi, pastikan tidak ada yang tahu kalau kita menyelidiki ini. Dunia hitam... Punya cara tersendiri untuk menghancurkan siapa saja yang ceroboh."
"Siap, bos."
Setelah Kai pergi, Orion menatap kearah jendela. Ia menatap bayangan dirinya.
"Kaluna" berbisik pelan. Sakit itu masih terasa ternyata. Walaupun sudah bertahun-tahun lamanya. Rasanya baru kemarin. Lukanya masih terasa basah.
Keesokan harinya
Orion melangkahkan kakinya ketika keluar dari penthouse miliknya, dibelakangnya ada Kai yang berjalan mengikutinya sambil membawa map semalam. Mobil hitam mewah berhenti tepat di depan mereka, sang supir membukakan pintu untuk Orion.
"Kai, lo ikut sama gua" ucap Orion setelah memasuki mobil. "Baik, bos" ucapnya segera bergegas memasuki mobil.
Didalam mobil suasana hening menyelimuti mereka. Orion lebih memilih menyibukkan dirinya dengan melihat dokumen semalam. Sampai tangannya berhenti melihat suatu foto.
"Athena..." ucap Orion lirih. Tangannya mengusap lembut foto tersebut.
Roma, empat tahun yang lalu.
Orion menatap foto Senja yang sedang bermain di taman dengan wajah polos nya yang begitu bahagia. Terlihat jelas bagaimana dulu anak ini begitu ceria. Berbeda dengan sekarang, Senja lebih banyak diamnya.
Kai yang melihat nya melirik sekilas. "Aqhisa Senja Athena Qian, putri satu-satunya Tuan Qian dan Nona Aruna" Orion melirik nya melalui ekor matanya.
"Cucu yang tidak diinginkan di keluarga Aruna karena kekurangan fisik nya" ucap Kai pelan.
"Athena itu sempurna. Sama sekali tidak kurang satu pun" ucap Orion datar.
Kai yang mendengarnya tersenyum kikuk. Senja memang sempurna jika dilihat sekilas, tapi kenyataannya tidak begitu kan?
"Bagaimana dengan Kun? Apa dia mengetahui sesuatu? Besar kemungkinan yang menjadi target Tuan Lee adalah putri semata wayangnya."
"Kami tidak begitu yakin, bos. Tapi mustahil Tuan Qian tidak mengetahuinya bukan? Mengingat ini menyangkut tentang keluarga nya sendiri. Tapi sepertinya Tuan Qian tidak menyadari jika dibalik ini semua ulah Tuan Lee."
"Tuan Lee memang begitu licik. Pria tua itu seperti nya lupa siapa lawannya" ucap Orion sambil mendengus pelan. "Tetap awasi, Kai. Segera lapor jika ada hal yang mencurigakan. Terutama jika menyangkut tentang Athena. Anak itu tidak boleh terluka barang sedikit pun, lo paham?"
Kai yang mendengarnya menelan ludah dengan susah payah. Perkataan Orion barusan seperti perintah yang tidak bisa dibantah. Ini perintah mutlak dari sang pemangsa.
"Siap, bos. Saya akan mengirimkan seseorang untuk memperhatikan gerak-gerik Tuan Lee." Orion yang mendengarnya menatap tajam kearah Kai. Tatapan pria itu siap untuk memangsa Kai kapan saja.
Kai yang melihat nya, wajah nya langsung pucat pasi. "Dan melindungi Nona muda Senja" lanjut nya dengan suara pelan. Orion yang mendengarnya mengangguk pelan. Ia kembali melihat-lihat dokumen nya.
Sesekali senyum tipis terbit di wajahnya. Ternyata target utama Tuan Lee adalah putri kesayangan nya Pemimpin Wilayah. Benar dugaannya, si tua Lee ternyata begitu ceroboh. Hal seperti ini bahkan luput dari perhatian nya.
Jika sudah begini, niat nya telah terbaca bukan? Bukan hal yang sulit bagi Orion untuk dapat menebak nya. Target utama nya bukanlah Alreisha, melainkan Senja.
Bukankah hal fatal jika Tuan Lee langsung menyerang putri dari keluarga Aruna? Menyerang Alreisha langsung sama saja membangkitkan kemarahan sang pemimpin Asia bukan?
Mobil berhenti tepat di depan bandara. Orion akan kembali sebentar ke negara nya. Ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan secara langsung. Sebelum itu ia memastikan agar yang ia tinggal aman terkendali.
"Ada apapun kabari gua, Kai. Hal sekecil apapun jika itu menyangkut tentang Athena dan..." Orion menggantungkan katanya dan membuat Kai bingung.
"Dan?" ulang Kai sekali lagi. Iya cukup bingung dengan perkataan bos nya.
"Dan Alreisha."
DEGH!
"Pastikan mereka tetap aman." Ucap Orion mantap sebelum dirinya keluar dari mobil. Kai yang mendengarnya langsung menganga kaget. Apa maksud dari perkataan bos nya tadi? Nyonya Qian juga masuk dalam list perlindungan nya anak buah Damian kah?
Langit cerah tampak begitu tenang, tetapi dibawah bayangan nya badai sedang berkumpul. Intrik dan penghianatan ini baru saja mencapai puncaknya.