NovelToon NovelToon
Benang Merah Penyihir Kolot

Benang Merah Penyihir Kolot

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Penyeberangan Dunia Lain / Pembaca Pikiran
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Gaurika Jolie

Difiar Seamus seorang penyihir penyedia jasa pengabul permintaan dengan imbalan sesuka hatinya. Tidak segan-segan Difiar mengambil hal berharga dari pelanggannya. Sehingga manusia sadar jika mereka harus lebih berusaha lagi daripada menempuh jalan instan yang membuat mereka menyesal.

Malena Safira manusia yang tidak tahu identitasnya, pasalnya semua orang menganggap jika dirinya seorang penjelajah waktu. Bagi Safira, dia hanyalah orang yang setiap hari selalu sial dan bermimpi buruk. Anehnya, mimpi itu merupakan kisah masa lalu orang yang diambang kematian.

Jika kalian sedang putus asa lalu menemukan gubuk tua yang di kelilingi pepohonan, masuklah ke dalam penyihir akan mengabulkan permintaan kalian karena mereka pernah mencicipi rasanya ramuan pengubah nasib yang terbukti ampuh mengubah hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gaurika Jolie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemurnian Hati Wanita

Wanita berumur 35 tahun bernama Nita sedang berjalan di gelapnya malam hanya dengan penerangan jalan yang redup. Untungnya malam ini bulan bersinar terang sehingga masih bisa menerangi jalan yang dia lalui.

Wajahnya menyuratkan kesedihan terlihat dari air mata yang terus mengalir tidak lupa bibirnya bergetar berusaha menahan isak tangisnya. Tangannya pun mengusap perutnya setelah mengingat kejadian sebelum pergi dari rumah.

“Usia pernikahan kamu itu udah 10 tahun, Nita! Kenapa kamu nggak hamil-hamil? Anak tetangga yang baru nikah sebulan aja bisa langsung hamil. Seharusnya anakku memastikan kamu subur atau enggak!”

Anaknya pun membela istrinya yang hanya bisa menunduk di ruang keluarga. “Aku menikahinya karena cinta bukan sekedar memiliki keturunan karena anak itu bonus, Ma. Aku nggak masalah hidup berdua sama istriku. Jadi, Mama nggak perlu ikut campur sama keluargaku.”

“Mama ini orang tua kamu! Kalau nggak punya keturunan, keluarga kita habis di kamu, Vino!” bentak ibunya yang buat anaknya kesal.

“Ma, semua ada prosesnya. Sabar sebentar, jangan bilang gitu sama Nita, istriku juga udah berusaha keras untuk memberikan momongan. Kalau sampai sekarang belum dapat berarti kita disuruh untuk menikmati hidup berdua dulu,” jelas anaknya yang berusaha bicara selembut mungkin.

Sayang sekali mertua wanita itu kekeh pada permintaannya. “Terserah kamu mau bela istri kamu seperti apa, yang penting Mama mau punya momongan dari kalian! Kalau nggak hamil dalam sebulan, kalian harus cerai!”

Kepala Nita mendongak menunjukkan mata berkaca-kaca. “Jangan, Ma. Kita saling mencintai dan membutuhkan satu sama lain. Aku janji akan berusaha lagi lebih giat minum herbal.”

Suaminya pun memegang pundaknya. “Nggak perlu menyiksa diri kalau nggak suka, Sayang. Kita bisa pakai cara lain, ya?”

Istrinya menggeleng. “Nggak ada cara lain, Mas. Kalau ada biayanya mahal, tabungan kita belum cukup.”

“Itu salah kamu karena mandul. Coba kalau kamu subur nggak mungkin Mama sampai maksa kamu seperti ini!” gertaknya yang buat Nita terdiam.

“Jaga ucapannya, Ma! Bagaimanapun Nita itu anak kesayangan orang tuanya. Nita juga masih punya orang tua kalau mereka dengar pasti nggak akan terima,” bela suaminya seraya mengusap punggungnya.

“Biarin nggak terima, mereka pasti ambil anaknya yang nggak berguna itu! Daripada aku malu sama anak tetangga yang seumuran kamu udah gendong anak bahkan antar jemput sekolah!” gerundel sang mertua yang buat Nita merasa bersalah. “Nggak mau tau pokoknya kalau kamu nggak hamil sebulan ini, kamu harus cerai sama anakku! Dia akan aku jodohkan dengan gadis yang bisa memberikan momongan!”

Suaminya beralih memegang kedua tangannya. “Sekarang Nita tanggung jawabku, nggak ada yang boleh mengambil keputusan secara sepihak kecuali mendapatkan ijin dari aku sendiri!”

“Nggak mau tau pokoknya kamu harus hamil kalau mau tinggal sama Vino terus!”

Setelah kepergian ibunya, Vino mengajak istrinya masuk kamar. “Nggak usah dengerin ucapan Mama tadi, ya. Kita istirahat dulu.”

“Mas?”

“Apa, Sayang?”

Dengan malu-malu Nita menunduk karena menyembunyikan wajahnya yang panas. “Kita usaha lagi, yuk.”

Sang suami tersenyum lalu mencium dahinya. “Kalau capek istirahat aja, Sayang. Nggak usah mikirin ucapan Mama nanti juga lupa.”

“Aku nggak capek kok. Lagian baru selesai datang bulan,” jawab istrinya yang langsung disetujui suaminya.

Malam ini menjadi hari paling menyedihkan dalam hidupnya. Entah apa yang salah dari masa lalunya sehingga masa kini dia dipertanyakan kesuburan rahimnya. Dirinya merasa telah menjalani hidup sebaik-baiknya, menjaga diri serta pola makan agar tidak terjadi hal seperti ini, tetapi apa boleh buat takdirnya sudah ditentukan.

Ketika mata Nita menangkap cahaya sangat terang, dirinya segera membuang jauh-jauh kejadian waktu itu yang selalu mengganggu pikirannya. “Cahaya apa itu?”

Karena penasaran, Nita mendekati cahaya itu yang semakin didekati semakin hilang cahayanya berganti dengan gubuk reyot. “Bar Penyihir? Ada ya bar yang buka di tempat sepi?”

Tanpa berpikir panjang, Nita masuk yang seketika berada di tempat yang megah terdapat ornamen penyihir yang menandakan dirinya tengah berada di kastil penyihir.

“Botol apa itu?” tanyanya ketika melihat botol berisi asap berwarna-warni.

Samuel mendekati Nita yang masih terkagum-kagum melihat isi dalam gubuk tua. “Selamat datang di Bar Penyihir, bar yang menyediakan jasa pengabul permintaan. Silakan duduk dan memesan apapun ke penyihir.”

Berulang kali Nita berusaha fokus. “Aku nggak salah dengar?”

Samuel bertanya, “Tentang apa?” Seolah mengerti maksud Nita, Samuel kembali berkata, “Penyihir akan mengabulkan semua permintaan kamu.”

“Penyihir? Enggak-enggak maksudku pengabul permintaan? Berapapun jumlah uang akan aku bayar selama permintaanku terwujud, bahkan berlipat-lipat aku masih sanggup bayar,” desak Nita yang langsung duduk.

Kursi yang membelakanginya pun berputar sehingga Nita bisa tahu siapa penyihir yang dimaksud. “Aku nggak butuh uang kamu, aku akan memilih sesuatu yang menarik dari dalam diri kamu.”

Nita berpikir panjang melihat dua orang laki-laki bergantian. “Kalian bukan psiko, kan?”

“Pintu ke luar ada di belakang kamu, Nita.” Difiar membuang wajah karena selalu diragukan.

“Maaf,” ucapnya yang buat dirinya yakin jika orang di depannya seorang penyihir karena tahu namanya sebelum mengenalkan diri. “Aku terima apa pun konsekuensinya asalkan bisa mendapatkan apa yang aku mau!”

“Silakan meminta keinginan kamu,” suruh Samuel yang berdiri di sampingnya.

Nita mengangguk. “Hidupku awalnya nggak ada masalah, hidup tercukupi, karir bagus, dan punya suami penyayang. Setelah 10 tahun menikah, barulah mertuaku menguji pernikahanku karena kekuranganku nggak bisa memberi momongan. Mereka bilang aku mandul, nggak subur, itu yang buatku sedih. Mertuaku bilang kalau nggak hamil bulan ini aku disuruh cerai sama suamiku. Maka dari itu, aku ingin memberikan pewaris untuk keluarganya. Apa pun yang kamu mau ambil aja asalkan permintaanku terwujud.”

Samuel memberikan tisu dan menepuk pundaknya agar sedikit tenang. Sementara Difiar beranjak dari tempat duduknya mendekati Nita. Difiar bersandar pada meja melihat dengan teliti latar belakang orang di depannya sampai dirinya tertarik pada sesuatu.

“Kamu dicintai banyak orang karena kesabaranmu, anggun, dan kemurnian hati. Aku menginginkan semua itu, hati yang tulus seorang wanita,”

Karena permintaan yang begitu banyak, Nita protes, “Semua itu yang diperlukan untuk menjadi seorang ibu?”

Difiar seolah tidak memedulikan wanita yang marah itu. “Harga itu udah sebanding dengan permintaan kamu. Kalau kamu nggak mau pulang aja, masih banyak yang mengantri,” jawabnya seraya mengetuk-ngetuk jari-jarinya.

Nita berpikir ulang daripada harus pisah sama suaminya lebih baik dia kehilangan hal berharga dalam dirinya. “Aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan. Berapapun harga yang udah ditentukan, aku akan membayarnya bagaimanapun caranya!”

Melihat tekat yang kuat, Difiar langsung menjentikkan jarinya lalu menuju dapur. Dengan senyuman miring dia selalu meremehkan manusia yang terlihat lemah ketika putus asa.

Dapur yang biasanya mengebul asap, kini terlihat berwarna-warni bagaikan orang bermain sihir. Nita mulai yakin jika yang dia alami nyata.

“Kamu juga penyihir?” Nita memulai obrolan karena terasa sunyi.

Samuel melirik Nita yang tampak menyedihkan, apalagi orang semurni Nita harus kehilangan hal berharga. Sayangnya, Samuel tidak boleh ikut campur dengan kesepakatan mereka.

“Iya.”

“Kamu yakin aku bisa jaga rahasia tentang bar ini?”

Pria yang masih berdiri di sampingnya itu hanya mengangguk. “Coba aja setelah pulang kamu bicara ke orang lain tentang bar penyihir ini, mereka nggak mungkin mendengar apa yang kamu bicarakan. Kecuali mereka memang ada darah penyihir.”

Nita mengangguk-angguk masih tidak menyangka jika dirinya bertemu penyihir. Dirinya menunggu sambil melihat hiasan yang disangkut pautkan dengan penyihir, mereka benar memakai hiasan seperti Halloween.

Samuel menaruh secangkir ramuan di depan Nita. “Silakan minum, jangan lupa sebelum minum ucapkan keinginan kamu.”

Nita mengambil cangkir itu lalu memejamkan mata. “Aku ingin punya keturunan dari rahimku sendiri.”

Setelah meminum ramuan itu, Nita menikmati tubuhnya yang terasa ringan. Bebannya seolah hilang begitu saja. Nita tersenyum melihat mereka bergantian.

“Sekarang pulanglah, suamimu sedang khawatir,” kata Difiar seraya memainkan jari-jari lentiknya.

Nita menurut, dia berdiri lalu berpamitan, “Terima kasih udah mendengar keluh kesahku. Aku berharap pada kalian.”

Setelah kepergiannya, Samuel menghampiri Difiar untuk protes. “Tega banget kamu ambil hal berharga darinya! Bukannya itu sesuatu yang penting untuk seorang ibu?”

“Aku suruh kamu cari hati yang murni seorang wanita menginginkan keturunan, udah dapat?”

Samuel menggeleng, lantas Difiar kembali berkata, “Maka dari itu aku memerlukannya karena langka dan susah didapat. Bayarannya pun sebanding sama permintaannya yang menghabiskan banyak bahan-bahan langka. Lagi pula dia memiliki suami yang juga seperti dirinya. Apa salahnya mengambil salah satu kemurnian hati mereka dari calon anaknya?”

Samuel mendesak. “Kali ini nggak bakal buat wanita itu menyesal, kan?”

Difiar hanya mengedikan bahu. “Bersih-bersih aja sana daripada nganggur mikirin manusia.”

Daripada mengikuti ucapan bosnya, Samuel duduk di samping Difiar. “Mau tau nggak?”

“Enggak.”

Samuel tetap bercerita, “Kemarin aku iseng kasih kartu pengenal kamu ke manusia. Awalnya dia nggak bisa baca, tapi katanya tulisan langsung muncul. Dia tau nama kamu dan bar ini! Aneh banget kan dia bisa baca!”

“Aneh lagi kamu modus ke orang itu, kan?” tebak Difiar yang menyuruhnya duduk berjauhan.

Kepala Samuel hendak mengangguk, tetapi langsung menggeleng. “Aku nyerah cari di dunia sihir nggak ada yang mau karena mereka lebih milih tinggal di sana daripada kerja sama keturunan manusia.”

“Siapa manusia itu?” Tentunya Difiar ingin tahu manusia mana yang bisa punya keajaiban penyihir.

“Sama sekali nggak ada ciri-ciri penyihir. Rambutnya coklat karena sengaja di warna. Jangan-jangan keturunan goblin atau peri, soalnya dia cantik banget!” ucap Samuel menggebu-gebu.

Tangannya bergerak cepat menampar kepalanya. “Jadi, kamu cuma mau kasih tau dia cantik dan ingin ajak kerja di sini?”

“Iy—enggak! Aku kasih tau ada manusia yang bisa baca kartu kamu!" Samuel berbisik, "Dia orang yang pernah bermalam denganmu...."

Seketika Difiar ingat hal yang sempat dia lupakan. Hatinya langsung dongkol setelah mengingatnya. "Karena kamu aku rugi banyak!"

"Itu di luar kendaliku!"

“Kalau dia bisa lihat kartuku, suruh dia kerja di sini. Biar kita tau siapa dia sebenarnya.”

1
iyantaritari
meleleh aku bang
iyantaritari
omgg
iyantaritari
tiba tiba banget
iyantaritari
jahat banget mulut mertua
iyantaritari
caranya biar bisa ke sana gimana?
iyantaritari
widih agak laen emang
watix14
kasian juga loh, penyihir butuh bersenang2 juga
watix14
setuju si, tapi untuk rakyat kecil uang memang segalanya
miyantoroo
ada apa denganmu pak penyihir?
cahyaningtyasss
yaampunnn
cahyaningtyasss
tetap aja kamu salah
cahyaningtyasss
sama aku juga mau
miyantoroo
coba dulu
watix14
Rekomendasi novel yang pas untuk dibaca tengah malam buat begadang. Aman dari dosa dan hawa panas. pokoknya kalian harus baca
watix14
keren banget jamu racikan penyihir kolot
watix14
secepat itu?
watix14
sisain setetes aja
watix14
memang aku juga gitu
watix14
samuel si serba bisa
watix14
siapasih safira itu?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!