[UPDATE 2 - 3 CHP PERHARI]
"Hei, Liang Fei! Apa kau bisa melihat keindahan langit hari ini?"
"Lihat! Jenius kita kini tak bisa membedakan arah utara dan selatan!"
Kira kira seperti itulah ejekan yang didapat oleh Liang Fei. Dulunya, dia dikenal sebagai seorang jenius bela diri, semua orang mengaguminya karena kemampuan nya yang hebat.
Namun, semua berubah ketika sebuah kecelakaan misterius membuat matanya buta. Ia diejek, dihina, dan dirundung karena kebutaanya.
Hingga tiba saatnya ia mendapat sebuah warisan dari Dewa Naga. Konon katanya, Dewa Naga tidak memiliki penglihatan layaknya makhluk lainnya. Dunia yang dilihat oleh Dewa Naga sangat berbeda, ia bisa melihat unsur-unsur yang membentuk alam semesta serta energi Qi yang tersebar di udara.
Dengan kemampuan barunya, si jenius buta Liang Fei akan menapak puncak kultivasi tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12 Kegelapan di Balik Kecantikan: Intrik Mei Lin yang Menghancurkan
Seo Yun menatap Long Yuan dengan pandangan tajam. "Pertunangan ini mungkin diatur oleh leluhur kita, tetapi hati dan kehendak seseorang tidak dapat dipertaruhkan hanya demi keuntungan politik."
Semua orang di ruangan itu terdiam sejenak, mengukur dampak dari kata-kata Seo Yun. Saat itu, penatua Zhuo Lin yang dikenal licik dan berpengaruh di sekte berusaha meredakan ketegangan.
"Putri Seo Yun, bagaimana jika kita mencari solusi yang bisa menguntungkan kedua belah pihak?"
"Tidak, sudah tidak ada solusi lain. Ini adalah keputusanku sebagai seorang wanita. Aku tidak akan pernah mau bertunangan dengan seorang lelaki yang tidak bisa mengontrol nafsunya terhadap wanita."
Kata-kata Seo Yun menggema di seluruh aula, membawa hawa dingin yang mengguncang para hadirin.
Patriak Long Ye, dengan wajah serius dan kerutan di dahinya, menyadari betapa pentingnya momen ini. Dia harus menyeimbangkan kehormatan sekte dengan keinginan Seo Yun yang tulus.
Setelah hening yang hampir menegangkan, dia berbicara dengan wibawa yang dimilikinya sebagai Patriak sekte.
"Seo Yun, apa kau sudah mempertimbangkan semua konsekuensi yang mungkin timbul dari keputusan ini?"
Seo Yun mengangguk mantap. "Saya telah mempertimbangkan semuanya, dan saya percaya ini adalah yang terbaik untuk saya dan masa depan sekte."
Patriak Long Ye, meskipun tampak tidak senang, ia tidak bisa memaksakan kehendaknya.
Dia tahu bahwa kekaisaran adalah sekutu penting, dan mengabaikan keinginan Seo Yun bisa menyebabkan lebih banyak masalah daripada yang bisa dibayangkan.
"Kalau begitu," katanya dengan hati-hati, "kita harus mencari cara untuk menghormati keputusanmu tanpa menodai hubungan antara sekte dan kekaisaran."
Long Yuan, yang wajahnya memerah karena marah dan malu, tidak bisa menahan diri.
"Bagaimana bisa kau dengan mudah menghancurkan hubungan yang telah dibangun selama bertahun-tahun demi keegoisanmu?"
Seo Yun menatapnya dengan tatapan penuh keberanian, "Keegoisan? Tidak, ini adalah tentang menentukan nasibku sendiri. Aku berhak memilih jalanku tanpa dipaksa ke dalam situasi yang tidak aku inginkan."
Para penatua yang mendengar Seo Yun mulai berbisik lagi di antara mereka. Beberapa tampak setuju dengan pandangan Seo Yun, sementara yang lain khawatir tentang dampak politik keputusan ini.
Di tengah ketegangan, Long Yuan tiba-tiba melangkah maju dari bayang-bayang aula. Meskipun kehadirannya mengejutkan, dia membawa ketenangan yang menyelimuti ruangan.
"Patriak Long Ye," panggil Long Yuan dengan suara tegas namun tenang, "saya memiliki sebuah usulan yang mungkin bisa membantu menyelesaikan kebuntuan ini."
"Apa usulanmu, cucuku Long Yuan?" tanya Patriak dengan penasaran.
Long Yuan menghela napas sejenak sebelum melanjutkan. "Mungkin Putri Seo Yun tidak terlalu mengenal sekte kita dengan baik, bagaimana jika kita memperkenalkan kekuatan kita kepadanya. Mari kita buat sebuah pertandingan bela diri!"
Usulan Long Yuan mengejutkan sebagian besar hadirin di aula itu. Namun, bagi banyak orang, ini adalah cara cerdas untuk mengatasi kebuntuan tanpa menodai kehormatan semua pihak yang terlibat.
Patriak Long Ye, setelah merenung sejenak, akhirnya angkat bicara. "Sebuah usulan yang menarik. Pertandingan bela diri ini mungkin bisa menjadi jembatan untuk memahami lebih dalam, tidak hanya dari sisi kekuatan fisik tetapi juga pemahaman antar individu."
Long Yuan yang awalnya marah dengan sikap Seo Yun, mulai melihat celah yang bisa dia manfaatkan.
Dia berpikir, dengan memenangkan pertandingan, dia bisa mendapatkan kembali kehormatan dan mungkin bisa meyakinkan Seo Yun untuk bertunangan.
"Bersiaplah, Seo Yun. Aku akan menunjukkan kepadamu bahwa aku dapat menjadi pria yang patut diandalkan," katanya dengan suara yang lebih lembut, meskipun ada bayang-bayang kesombongan di dalamnya.
Seo Yun, tanpa goyah menanggapi saran Long Yuan dan tantangan halusnya. "Baiklah, saya setuju. Saya ingin melihat kekuatan dan karakter dari para murid sekte Naga Putih."
Seo Yun akhirnya menyetujui saran Long Yuan, walaupun sebenarnya dia sedikit kerepotan dengan perkembangan situasi yang terjadi.
Dia datang ke tempat itu hanya ingin membatalkan pertunangan dan pergi setelahnya, bukannya membuat event yang mengundang perhatian semua orang.
Pertandingan seni beladiri akan dimulai dalam 3 hari, mereka membutuhkan waktu untuk menyiapkan panggung, daftar peserta, dan lain sebagainya.
Dalam 3 hari itu Seo Yun berada di sekte Naga Putih, dia tidak tahu harus melakukan apa, dan ketika pikirannya kosong, wajah Liang Fei tiba-tiba muncul tanpa sengaja.
"Kenapa akhir-akhir ini aku selalu memikirkan pria yang entah menghilang kemana itu?" gumam Seo Yun jengkel.
Beberapa hari ini, ia belum melihat Liang Fei dimanapun, dan ketika ia menyuruh seorang pelayan untuk mengecek kediamannya, Liang Fei juga tidak ada disana.
Kepergian Liang Fei yang tiba-tiba membuat hati Seo Yun terasa sepi. "Sebegitunya kah kau tidak ingin berurusan denganku?"
Akhirnya Seo Yun menghabiskan seharian penuh untuk berlatih.
Tidak jauh berbeda dengan Seo Yun, Mei Lin juga tengah bimbang karena kepergian Liang Fei. Baru beberapa hari ini pria itu berjanji akan mengabarinya jika ingin pergi, namun sekarang ia melanggar janjinya.
Mei Lin hanya bisa duduk di teras paviliun sambil menatap rembulan yang menerangi wajah indahnya, matanya berkaca-kaca disaat ia memikirkan kepergian kekasih hatinya.
"Padahal aku sudah bersusah payah agar kau selalu ada di sisiku, tapi kenapa kau mengabaikanku sekarang? Apakah pertemuanmu dengan wanita itu sudah membutakan hatimu? Apakah aku harus membuat bagian tubuhmu yang lain cacat?"
Mata indah Mei Lin memancarkan aura kebencian dan kelicikan, ia mengatakan sesuatu yang sangat tidak terduga dengan begitu polosnya.
Tidak lama kemudian, seorang pria tampan dengan rambut hitam panjang dan senyuman sombong datang menghampirinya.
"Apa kau sedang memikirkan peliharaan kecilmu yang melarikan diri?"
Mei Lin menoleh ke arah suara itu, "Long Yuan, apa aku sedang kulakukan di sini?"
Pria itu, yang ternyata adalah Long Yuan, tersenyum penuh arti, "Aku hanya ingin menyapa sepupuku yang sedang bersedih. Sepertinya kau sudah kehilangan kendalimu atas peliharaan kecilmu itu."
"Itu bukan urusanmu, aku yakin dia pasti akan membutuhkanku lagi. Sama seperti saat baru kehilangan penglihatannya."
"Dan kaulah penyebab dari itu semua."
Mei Lin kembali menatap rembulan, angin lembut menerpa wajahnya, membuat rambutnya tergerai halus.
"Kau tahu, aku sangat mencintai Liang Fei, itu bermula ketika Patriak sebelumnya membawanya ke sekte. Wajahnya yang imut mirip dengan anjing kecil yang kehujanan. Tapi, dia terlalu sempurna untuk bisa aku gapai, banyak wanita yang mengidolakannya."
Suara Mei Lin terdengar begitu halus, seperti nyanyian seorang penyair. Namun, pesan yang disampaikan terdengar sangat kejam untuk suara sehalus itu.
"Setelah dia buta, dia bahkan tidak bisa membedakan utara dan selatan, mirip seperti anjing yang tersesat. Disaat semua orang membencinya, tiba saatnya aku datang. Aku sangat senang menuntunnya berjalan, menyuapinya makan, dan bahkan membasuh punggungnya. Dia adalah peliharaan kecilku."
Mei Lin terus mengoceh tentang betapa senangnya hari-harinya ketika bersama Liang Fei.
Long Yuan yang melihat itu hanya menampilkan ekspresi jijik. Di antara banyaknya orang di dunia ini, salah satu yang ingin Long Yuan hindari adalah Mei Lin.
Dia adalah gadis yang sangat licik dan rela melakukan apapun demi tujuannya.
Parasnya yang cantik, sikapnya yang sopan dan lugu hanyalah topeng untuk menutupi sifat aslinya yang sangat busuk.