【Bos Cantik×Pria idaman+Berjuang demi Keluarga+Cinta Manis】Sebelumnya mohon maaf jika karya ini ada kesamaan tokoh,tempat dan isi cerita.Karena ini adalah karya pertamaku. Cerita ini menggambarkan bagaimana seorang pelajar dengan segala kesibukannya,mengingat jarang sekali anak remaja sekarang memikirkan hal-hal positif untuk di kemudian hari,seperti bekerja paruh waktu atau diwaktu libur sekolah. Panggil saja Marga,remaja 17 tahun,yang memilih memulai menata masa depan dengan bekerja,lebih tepatnya membuka usaha sesuai hobynya,disela-sela kesibukan Marga sebagai pelajar tentu saja lelah letih selalu menyerang,tapi dengan tekat yang bulat serta selalu berfikir positif Marga tidak pernah menyerah.Meskipun banyak drama dalam perjuangannya kini Marga berhasil meraih apa yang diimpikan dan dia menjadi contoh para remaja masa kini untuk lebih berkarya.Dan mungkin akan bertemu dengan cinta sejatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksa_Naa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Riana Mba-Mba
Di Rumah.Sepulang sekolah
Aku duduk di sebelah Mahest dan kawan-kawan,hanya diam mendengarkan mereka yang sedang mengobrol membahas banyak hal.
Sebelumnya kami sudah solat dan makan,saat sudah selesai aku yang akan beranjak ke kamar dicegah oleh Iman.Katanya biar makin ramai dan seru.Lah apaan la wong aku aja cuma duduk anteng dan diem doang.
" Kak ngapain dari tadi cuma diem." Tanya Aziz.
" Ngga apa-apa ,cuma bingung aja gue mau ngomong apa dan mau ngapain." jawabku.
" Ohh ya ,gimana nanti hari-harimu nanti setelah ditinggal belahan jiwa ? " Iman berucap.
" Hah ,ya ngga gimana-gimana emang kenapa ?,lagian kan bukan belahan jiwa ngapain dipikir. " ucapku merasa heran dengan pertanyaan Iman.
" Ya sedih mungkin," jawab Aziz sambil mesam mesem ngga jelas.
" Ngga lah ,"
" Ohh ya Man ,gue mau tanya nih sama loe , " lanjut ku yang tiba-tiba kepikiran tentang manusia bernama Riana.
" Tanya apa ,serius nih kayanya ," jawab Iman antusias.
" Sebelumnya gue tanya dulu loe sayang kan sama gue ? " ucapku yang membuat atensi mereka bertiga langsung ke arahku.
" Hmm ,terus ? " jawab Iman ragu.
" Kok hmm yang jelas dong iya apa ngga ? " ucapku seolah mencari kebenaran padahal ini bercanda.Haha.
" Iya lah kak ,gue sayang sama loe ,tapi,,,sebagai kakak itu aja ,emang kenapa ? " ucapnya yang terlihat seperti jawabannya akan menjadi bumerang baginya.
" Ohh gitu ya ,ya udah kalo gitu ? " jawabku datar.
" Kenapa kak ,gue salah ya ? " Iman berucap takut-takut.
" Ngga ,cuma gue mau memastikan aja kalo gue tanya sesuatu yang menurut gue penting itu bakalan loe jawab apa ngga ,cuma dari jawaban loe kayanya ngambang deh " ucapku dramatis.
" Tanya apa ? loe mau apa ? kalo gue sanggup gue kasih kak " cerocos Iman.
" Siapa Riana ? " tanyaku to the point dan itu membuat Mahest dan Aziz kaget sedangkan Iman malah tersenyum memperlihatkan lesung pipit nya.Aihh meleleh hati kakak Man ,haha.
" Loe yakin mau tau ? ,Mas Nuga aja berusaha nutupin dari loe biar loe ngga jadi lebih keras dari dia pas di hadapan dia ,kenapa malah loe pingin tau ? " jawab Iman.
" Kenapa emangnya kalo gue tau ? dan kenapa kalian semua pada tau ,semalam Mahest tadi di sekolah Kamboja,Ayu dan Aghis juga sama,terus kalian berdua juga sama kan udah tau ,emang kenapa ? ,apa kalo gue tau tuh orang bakalan mati atau kenapa ?."
" Ngga sampai mati kalo secara fisik tapi gue yakin mentalnya yang bakalan kena" Mahest berucap.
" Emang kenapa sih ? apa karena gue emang orangnya bisa setega singa yang membantai lawan saat udah terusik banget,makanya kalian ngga ngomong Riana itu siapa dan kenapa ? " tanyaku dengan penasaran luar biasa.
" Ga ,gue ngga masalah kalo ngomong siapa sebenarnya si Riana itu,cuma kita semua udah di wanti-wanti sama si Nuga ,kalo kita cukup diam aja ngga usah cerita apapun ke loe ,sampai loe sendiri yang tau dan lihat langsung siapa si Riana itu,bukan dari kita maksudnya biar loe lebih percaya." ucap Mahest panjang lebar.
" Terus kalian tau dari siapa dan Nuga juga bisa tau dari siapa ? "
" Mas Nuga tau sendiri kan 1 kampus kemarin,kalo kita-kita ya dari Iman dan Mahest kayanya tau karena pernah liat pas dia ada kerjaan sama Pak Endro. " jawab Aziz.
" Kok bisa ? "
" Nah gue tanya dulu deh ke loe ,loe tau Iman apa cuma kenal ?."
" Kenal dan ngga tau ,kenapa ? " ucapku yang makin di buat heran.
" Gue itu sepupunya orang yang punya homestay ### loe pasti paham kan garis miring tuh homestay ? " ucap Iman.
" Hah gila ,ini beneran kan ? " jawabku terkejut.
" Iyalah dan selama gue sekolah di sini gue juga tinggal di sana kan loe tau gue ngga orang sini asli ,gue di sini biar lebih mandiri aja dan sebelum gue menetap di sini sampai sekarang ,gue sering liat tuh si Riana keluar masuk homestay sama beda-beda orang."
" What !! gila dong tuh orang " jawabku setengah berteriak,sampai mamak menanyakan ada apa dengan kami.
" Ah loe si pakai teriak segala " ucap Mahest.
" Kan gue shok Hest ,ya teriak lah ,ohh ya terus gimana lanjutannya ?"
" Ya loe tebak sendiri lah tuh ngapain aja si Riana di Homestay ,ngga mungkin ngga miring kan apalagi jelas gonta ganti orang.Nah gue tau pas gue ikut jaga,dia bilang sama kakaknya taunya kakak-kakak an.Bangke emang." jawab Iman.
" Gue jadi penasaran emang kalo tempat loe emang buat orang-orang gitu semua ?." tanyaku.
" Ngga lah,itu cuma sebagian orang menyalah gunakan tempat kita buat hal yang ngga senonoh " jawab Iman.
"Jangan-jangan loe ,,," ucapku menatap Iman intens.Dan itu membuat Iman yang paham langsung melotot.
" Heh ngga ya gue bersih yang punya rumah aja bersih kok,lagian ada tempat kita di atas kali tempat yang memang khusus buat tinggal anggota keluarga."
" Yakin ?? " ucapku mengintimidasi.
" Loe mau bukti ? ," ucap Iman menggeser duduknya mendekat ke arahku dan reflek aku mendorong Iman sampai kejengkang.
" Astaghfirullah Kak,gila loe sakit nih pala gue nemplok kursi." ucap Iman.
" Ya lagian loe gitu ,gue kan takut hehe " ucapku tanpa merasa bersalah.
Dan itu mengundang tawa Mahest dan Aziz.
" Gue kan mau kasih bukti biar loe percaya "
" Ngga usah deh ,biar itu urusan loe aja sama Tuhan. " ucapku sok bijak.
" Satu lagi kalo Nuga ? " tanyaku kembali ke topic.
" Gue ngga mau ngasih tau,loe sendiri aja deh tanya ke dia sendiri "
" Lah ,,ya udah ,makasih nih info nya.Haha pantesan kalian ngga mau gue tau ,takut gue makan tuh si Riana."
" Tapi loe ngga akan gitu kan ? " tanya Mahest.
" Lihat ntar lah ".
Dan itu membuat mereka bertiga menarik nafas dalam.
Setelah panjang lebar ngobrol ngalor ngidul.Mereka pamit pulang.
...****************...
Sudah larut malam dan mata mulai terpejam,terasa beberapa menit yang lalu aku tertidur,tiba-tiba ponselku berdering.
" Ya Allah apaan coba,aku ngga pasang alarm kok bunyi sih " gumam ku.
Aku mengambil ponsel di meja rias,terpampang nyata bahwa ini masih jam 03.20 dini hari.Tertera nomor tidak terdaftar di kontak menelepon.
Ragu aku mendial kembali nomor tersebut setelah beberapa menit terputus.
Nada berdering menandakan akan segera tersambung.
" Hallo,Marga " ucap seorang wanita di sebrang.
" Ah iya hallo ini siapa ya ? " tanyaku dengan masih menahan kantuk.
" Ahh syukur deh ,kalo ini beneran kamu,aku Jenar Ga ".
" Jenar ?? kak Jenar maksudnya ? " tanyaku memastikan.
" Iya benar,sorry ya aku ganggu kamu dini hari gini,soalnya tadi sekalian habis tahajud.Ngga apa-apa kan aku ganggu bentar."
" Ohh iya ngga apa-apa kak ,emang ada apa ? "
" Ngga apa-apa sih sebenarnya,cuma sebelum Nuga berangkat pindah, aku minta nomor kamu tapi ngga di kasih,katanya ntar jadi gangguin kamu,karena penasaran aku nyuri nomor kamu dari ponsel Nuga.Lah nama kamu ngga ada sama sekali,tapi ada satu nama yang bikin aku ngga bisa kalo ngga kepo.ternyata benar kan kalo nama kamu emang di sengaja ngga di perjelas."
" Emang nama ku siapa di kontak Nuga kak,kok aku juga jadi kepo gini " tanyaku.
" Calon Istri ,haha ,beneran seniat itu ternyata adikku "
Aku diam sesaat setelah mendengar jawaban dari kak Jenar.Kemudian terdengar lagi suara kak Jenar.
" Ga ? are you okey ? kok diam " tanyanya.
" Ah oke kok kak ,gimana masih mau lanjut apa ngga ? "
" Udahan aja ,nanti kalo ada waktu kita sambung lagi."
" Ohh oke ,udah dulu ya kak ,aku masih ngantuk hehe." ucapku lalu mematikan sambungan setelah terdengar jawaban kak Jenar mengiyakan.
Setelahnya aku lanjut turu.