NovelToon NovelToon
Kalbara

Kalbara

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Kalista Aldara,gadis cuek yang senang bela diri sejak kecil.Tapi sejak ia ditolak oleh cinta pertamanya,ia berubah menjadi gadis dingin.Hingga suatu ketika, takdir mempertemukannya dengan laki-laki berandalan bernama Albara. "Gue akan lepasin Lo, asalkan Lo mau jadi pacar pura-pura gue."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua puluh dua

"Bawa sini bawa!"

"Woy,jangan narik baju gue!"

"Kejar bolanya! Tuh masukin ke ring!"

Suara teriakan terus bersahutan di tengah lapangan.Aldara hanya bisa menggeleng,menyaksikan teman-temannya bergerombol di tengah lapangan saling berebut bola.Katanya si main basket tapi justru yang ia lihat mereka seperti sekumpulan ayam yang memperebutkan seekor cacing.

"Kenapa kalau cewek main bola basket suka gitu?", gumamnya pada dirinya sendiri.

Aldara hanya diam di samping lapangan sambil menyaksikan kericuhan teman-teman perempuannya di tengah lapangan sana.Sedangkan anak laki-laki teriak-teriak memberi arahan,justru malah dianggap tim hore yang membuat mereka semakin semangat memperebutkan bola.

"Kalau kamu paham,sana ikutan main."

Aldara menoleh pada guru olahraga-nya yang kini tengah berdiri gak jauh dari tempatnya duduk.

"Engga deh,pak",ujarnya.

Guru itu menghela napasnya."Kenapa? Padahal bapak denger kamu masuk ekskul Basket."

"Iya pak,tapi bapak lihat aja di sana,gimana teman-teman saya main basket.Rusuh banget pak,saya males kalau baju saya di tarik-tarik Kaya gitu."

Gurunya tertawa pelan."Pantes aja kamu gak pernah mau kalau di suruh praktek olahraga gabung sama temen-temen perempuan kamu."

Aldara hanya tersenyum sambil menunjukkan deretan giginya.

"Nih."

Kening Aldara mengernyit ketika guru olahraga-nya memberikannya selebaran yang entah apa isinya.

"Ini apa pak?"

"Ambil dulu."

Aldara menerima selebaran itu dan membacanya.Setelahnya ia langsung mendongak ke arah gurunya.

"Bapak,kenapa ngasih ini ke saya?",tanya Aldara.Pasalnya gurunya itu memberikan selebaran untuk audisi model remaja.

"Bapak liat badan kamu itu lebih tinggi daripada temen-temen kamu yang lain,kamu juga pinter walaupun bapak perhatikan kamu kurang bersosialisasi sama temen kamu,selain itu kamu juga cantik.Jadi bapak rasa kamu cocok buat ikut itu."

Aldara menatap selebaran di tangannya,selama beberapa bulan ini ia selalu berusaha jadi perempuan anggun,apakah ini jawaban atas segala harapannya supaya bisa aksi perempuan anggun?

"Makasih ya pak,nanti saja coba ikut."

Gurunya tersenyum."Sama-sama,persiapkan diri kamu ya,gak perlu terlalu berambisi buat menang,asalkan kamu punya pengalaman dan menikmati prosesnya."

Aldara mengangguk."Siap pak,"ujarnya.Ia lalu menatap selebaran itu,membaca setiap kata mengenai ketentuan-ketentuan dalam kompetensi .

Tanpa disangka, bola basket yang diperebutkan oleh teman-teman perempuannya malah ditendang jauh keluar lapangan dan mengarah pada Aldara. Semua menatap bola itu dengan raut tegang, tapi dengan mudahnya Aldara menangkap bola yang hampir mengenai kepalanya.Dia bahkan tidak mengalihkan perhatiannya dari selebaran kertas di tangannya.

"Audisinya tinggal beberapa hari lagi,,apa aja ya yang harus gue siapin?",gumamnya.Ia lalu menoleh menatap teman-temannya yang kini tengah menatap ke arahnya,lebih tepatnya ke arah bola basket yang ia pegang.

Aldara berdiri dan mendribble bola itu,ia maju beberapa langkah lalu melempar bola yang ia pegang ke dalam ring dan bila itu berhasil masuk ke sana.Semua pasang mata terbelalak menyaksikan hal itu,terutama teman-temannya perempuannya.Pasalnya sudah hampir setengah jam mereka bermain di lapangan,belum ada yang berhasil memasukkan bola ke dalam ring.

"Dara,"panggil guru olahraga-nya.

"Iya,pak?"

"Three point."

Aldara tersenyum kecil.Lalu menatap teman-temannya yang masih melihat ke arahnya dengan tatapan terkejut.Ia mengangkat kedua bahunya, lalu kembali ke samping lapangan dan duduk disana.

____

Jika ia mengikuti audisi kecantikan itu, berarti dia harus menjaga kulitnya kan? Aldara menghela napasnya, pasalnya hari ini cuaca begitu panas,ia lupa tidak membaca sunscreen dan lagi masker miliknya juga tak sengaja terbuang tadi.Sial sekali dirinya hari ini.

Ia kembali menghela napasnya ketika melihat seseorang yang kini menghentikan motor di depannya,melihat penampilanya yang tertutup saja ia tau jika itu adalah Albara.

"Naik!"

"Bar,bisa gak hari ini kita gak usah ketemu dulu."

"Gak bisa,Dara.Ini penting."

Aldara memutar bola matanya.Dieinya memang sudah setuju,tapi bukan berarti dia harus sering bertemu seperti ini.

"Ayok buruan naik!",titah laki-laki itu yang mulai kesal.

Aldara membuang napas kasar.Dia perlahan melirik ke arah Albara lalu naik ke atas motor laki-laki itu.

Albara mulai melajukan motornya dan tak lama mereka berhenti di sebuah tempat makan.Keduanya masuk ke sana dan duduk di tempat yang agak pojok.Aldara sengaja memilih tempat itu agar tidak terkena panas matahari.

"Mau pesan apa?",tanya Albara.

Aldara menggeleng,mulai hari ini sampai seminggu kedepan ia harus mengurangi porsi makannya,jangan sampai waktu audisi berat badannya malah naik.Ia lalu mengeluarkan selebaran yang diberikan gurunya tadi.

"Lo mau makan apa?",tanya Bara lagi.

"Gue gak mau makan."

"Ck!Gua yang pilihin makanannya."

Aldara berdecak."Gua gak mau makan,"tegasnya.Ia lalu menaruh selebaran yang ia pefang diatas meja,membiarkan laki-laki itu menebaknya sendiri.

"Oh,Lo mau ikut ini?",tanyanya sambil menunjuk selebaran itu.

Aldara mengangguk.

"Kalau gitu gue salah tempat."

"Yaudahlah.Mau ngomong apa?",tanya Aldara to the poin.

"Gak ada."

Aldara mengerjapkan matanya, apa-apaan si laki-laki ini?

"Terus Lo ngapain bawa gue ke sini?"

"Siska dari tadi ngikutin gue."

Mata Aldara seketika melebar."Hah? Lo kenapa gak bilang dari tadi?"

Setelah menerima selebaran ini, pikirannya terus memikirkan persiapan untuk mengikuti acara ini.Makadari itu,ia jadi tidak fokus pada sekitarnya,bahkan ia tidak menyadari jika dari tadi mereka tengah dipantau.

"Padahal orang bodoh aja pasti nyadar kita diikutin."

Aldara melotot pada laki-laki itu."jadi Menurut lo gue lebih bodoh gitu?"

Aldara mengedarkan pandangannya,matanya alaku menangkap Siska yang memenangkan berada di sana.Gadis itu duduk di meja yang paling dekat dengan pintu.Siska pasti sengaja  duduk di sana agar terhalang oleh tanaman yang cukup tinggi sehingga membuatnya tidak mencoba.

Aldara menggeser selebaran itu untuk lebih dekat ke arah Albara. Ia juga menumpu tangan di sana sehingga posisinya lebih condong dan lebih dekat dengan laki-laki itu.

"Menurut kamu,kalau aku ikut ini aku menang nggak ya?", banyaknya dengan raut seolah tengah gugup dan tidak percaya diri.

Albara menatap takjub ke arah Aldara. Gadis itu kini tengah memasang raut yang bisa mengangkat rasa iba seseorang, sehingga siapapun yang melihatnya pasti akan merangkul dan menyemangati orang itu bahkan jika perlu memberi pelukan.Aldara benar-benar pandai merubah ekspresi wajah dan tingkahnya, sampai-sampai Albara melongo di buatnya.Padahal detik sebelumnya gadis itu memasang wajah jutek dan sebal.

"Jawab dong, apa penampilan aku gak semakinkan itu ya?",tanya Aldara sambil mencolek-colek tangan laki-laki itu.

"Kenapa kamu mau ikut acara ini?",tanya Bara akhirnya membuka suara.

Aldara memperlihatkan senyumnya,senyuman manis yang baru pertama kali Albara lihat dari perempuan itu,dengan mata yang berbinar membuat siapa saja yang melihatnya akan tersihir olehnya.

"Karena ini mimpi aku. Ketika semua mata tertuju pasa kecantikan yang aku punya.Menurutku itu akan menjadi momen yang kuat biasa."

Aldara menceritakan apa yang berbalik dari dirinya,ia tidak suka jadi pusat perhatian.Ia mengikuti acara ini hanya untuk belajar menjadi perempuan yang anggun.

"Tapi perjuangannya keras, kamu bahkan sampai nggak makan hanya untuk acara ini,"ujar Albara menyindir.

"Itu bukan masalah. Takdir perempuan memang harus begitu kan? Ia harus berjuang untuk membuktikan bahwa dia perempuan,dia juga harus berjuang mempercantik diri supaya bisa dihargai."

Albara mengernyit.Merasa sedikit aneh dengan kalimat yang diucapkan Aldara.

"Kamu tau gak,si?",tanya bela seraya menggenggam kedua tangan laki-laki itu.

Albara terkejut dengan perlakuan gadis itu.

"Aku di kasih ini sama guru olahraga aku,loh," ujar Aldara dengan nada antusias.

"Oh ya?"

"Iya,aku gak nyangka.Padahal aku sering banget buat beliau kesal."

Albara hanya bergumam,matanya terkunci melihat Aldara yang bercerita dengan penuh semangat.Larisa,kakaknya juga sering bercerita seperti ini padanya.Dia sangat bersemangat dan percaya bahwa Albara orang yang paling dia inginkan untuk mendengarkannya.

"Eh,Bar.Bentar ya,aku mau ke toilet dulu."

Albara mengangguk.Aldara lalu berdiri dan segera pergi meninggalkan Albara yang pikirannya masih bug.

"Kok manis ya?",Guman Albara tanpa dirinya sadari.Ia pun berdeham untuk menetralkan sesuatu yang ada pada dirinya,ia lalu menutup wajahnya begitu menyadari dadanya berdebar kencang.

Siska yang setengah bersembunyi menggeram kesal melihat itu.

1
Muanisah Jariyah
ceritanya seru,sayang typonya kebanyakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!