Demi untuk menghindari perjodohan dengan seorang juragan tanah oleh pamannya sendiri, Fatimah pergi meninggalkan kampung halamannya, terpaksa meninggalkan sang kakek yang telah membesarkannya dari kecil.
Fatimah beruntung karena sesampainya di kota, dia bertemu dengan nenek yang baik hati yang memintanya untuk bekerja sebagai pengasuh cucunya, Zahra.
Kepribadian dan kecantikan Fatimah rupanya mampu membuat Aditya, majikannya jatuh hati padanya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resepsi..
Mendengar suaminya mengatakan itu, Fatimah terdiam, malah dia berbalik akan membelakangi Aditya.
Melihat itu Aditya tidak kehabisan akal, dia mengangkat badannya dan membalikkan lagi badan istrinya ke depan, Aditya kemudian menindih badan Fatimah separuh, wajah mereka kini berhadap hadapan, Aditya melihat Fatimah dengan penuh birahi, ingin rasanya dia ******* bibir tipis istrinya yang merah merona, tapi itu semua ditahannya.
"Tanganku sakit" Kata Fatimah tiba tiba, mungkin itu satu-satunya cara agar Aditya menghentikan perlakuannya, walaupun harus berbohong karena Aditya sama sekali tidak mengenai tangannya yang terluka.
Aditya segera bangun, dia juga membantu Fatimah yang mencoba untuk terbangun juga.
"Maaf aku tidak sengaja" Kata Aditya sambil mengelus lembut tangan Fatimah.
Fatimah tidak menjawab, dia malah melihat kearah Zahra yang masih tertidur, dengan jantung yang loncat kesana kemari.
Malam hari.
Karena tangannya terluka, kini Fatimah kesusahan melakukan sesuatu, tapi semua orang disekitarnya selalu membantunya dengan senang hati, Zahra tahu luka itu disebabkan oleh dirinya, berkali kali dia meminta maaf kepada Fatimah, yang tentu saja dijawab Fatimah dengan senyuman.
Hari sudah malam, semua orang sudah masuk ke kamarnya masing masing, sedangkan Aditya masih berada di ruang kerjanya.
Fatimah ingin berganti baju, seharian ini dia tidak mandi karena merasa tidak enak badan. Masalah muncul ketika Fatimah tidak bisa membuka kancing baju dengan sebelah tangannya, cukup lama dia mencoba dan terus mencoba, akhirnya dia menyerah, tiba tiba Aditya yang sedari tadi memerhatikan dengan tersenyum segera menghampiri Fatimah yang duduk di tepi kasur.
"Biar kubantu" Ucap Aditya menawarkan diri.
Sontak saja Fatimah kaget dan langsung akan berdiri menjauh tanda menolak tawaran suaminya.
Tetapi Aditya menarik tangannya dengan lembut
"Aku akan pejam" Ucap Aditya sambil memejamkan matanya.
Fatimah tidak bisa lagi menolak, dengan perlahan Aditya membuka kancing baju Fatimah satu persatu dengan matanya yang terpejam.
"Mungkin aku akan menjadi satu satunya suami yang membuka kancing baju istrinya sendiri sambil terpejam" Kata Aditya menggoda Fatimah.
Fatimah tidak menjawab, dia hanya fokus memerhatikan mata Aditya supaya benar benar terpejam, setelah semua kancing bajunya terbuka, Fatimah berlari ke arah kamar mandi, sambil diiringi suara Aditya yang tertawa kecil.
Membuka dan memakai baju dengan satu tangan membuatnya sangat kerepotan, cukup lama Fatimah di kamar mandi, membuat Aditya khawatir, sesekali dia memanggil Fatimah untuk menawarkan bantuan, tentu saja Fatimah menjawab tidak.
Beberapa hari berlalu, beberapa kali Aditya mengajak Fatimah untuk memeriksakan tangannya pada dokter pilihannya, hingga akhirnya tangan Fatimah sembuh seperti sedia kala.
Beberapa hari kemudian.
Aditya mendapat kabar bahwa buku nikahnya dengan Fatimah sudah selesai, agak lama memang, karena semua dokumen Fatimah ada di kampung, jadi pengacaranya harus membuat KTP Fatimah yang baru, dan bolak balik ke kampung Fatimah untuk mengurus surat pindah dan lain lain.
Mendengar kabar pernikahan cucunya sudah resmi di mata hukum, nenek menyuruh Aditya untuk mempublikasikan pernikahan mereka ke publik, tentu saja Aditya memang sudah berencana begitu, malah rencananya Aditya akan menggelar resepsi besar besaran di salah satu hotel bintang lima miliknya.
Semua persiapan resepsi sudah beres, kini saatnya Aditya harus melakukan sesi Poto prewedding dengan Fatimah.
Selama sesi foto prewedding dilaksanakan banyak yang memuji kecantikan alami Fatimah, apalagi sesudah Fatimah didandani dan memakai gaun yang indah Fatimah layaknya seorang putri.
Jangankan orang lain, Aditya saja terkesima melihat kecantikan istrinya, tak henti-hentinya Aditya memandangi wajah Fatimah. Tak lupa Zahra selalu diikutsertakan dalam semua sesi pemotretan, karena permintaan Fatimah tentunya.
Akhirnya hari yang dinanti nanti datang, Aditya mengundang hampir semua kenalan dan koleganya.
Acara resepsi dilaksanakan pada malam hari, banyak tamu undangan yang hadir, namun ada yang membuat semua undangan heran adalah tidak ada pendamping keluarga dari pihak perempuan, padahal mereka semua bertanya tanya siapakah wanita yang berhasil menaklukkan hati seorang miliarder muda itu. Dari keluarga kaya mana dia, punya perusahaan apa ayahnya, lulusan universitas mana dan banyak lagi.
Tentu saja pernikahan ini menjadi sorotan banyak pihak, hampir semua media memuat beritanya. Kan tetapi yang menjadi sorotan utama adalah, siapakah Fatimah????
Tidak ada yang bisa menggali asal usulnya, satu satunya yang mereka dapat adalah Fatimah adalah wanita yang pernah diberitakan dulu dengan Aditya.
Angga
Angga memerhatikan layar televisinya, berita pernikahan Fatimah, wanita yang sangat dicintainya terus berseliweran di beberapa akun gosip. Walaupun dia sudah ikhlas dan merelakan Fatimah tapi hati kecilnya tetap merasa sakit dan tersiksa melihat Fatimah bersanding dengan lelaki lain.
Paman
"Paaaa....pa....Lihat kesini.." Teriak Istri Paman.
Paman bergegas menghampiri istrinya yang dari tadi berteriak.
"Ada apa?" Jawab Paman.
"Itu pak, lihat itu Fatimah, itu Fatimah " Kata istrinya sambil menunjuk kearah televisi.
Paman melihat kearah televisi dan fokus mendengarkan berita tentang keponakannya, Ternyata pria yang menikahi Fatimah bukan laki laki sembarangan, pikir paman.
Paman tersenyum sinis.
"Ternyata Fatimah memang cerdik, dia melepaskan kucing kecil untuk mendapatkan harimau" Gumam sang Paman senang.
Sherly
Dia fokus pada ponselnya, dibacanya berkali kali berita yang dimuat didalamnya.
"Tidak mungkin Aditya menemukan penggantiku secepat ini"
Matanya tertuju pada gadis kecil yang memeluk Fatimah dengan erat. Dilihatnya gadis kecil itu dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu sudah besar nak, kamu sangat cantik dan lucu" Sherly menatap foto putrinya nanar, membuat air matanya mengalir deras.
---
"Apa ini nek?" Tanya Fatimah sambil membuka amplop hadiah pernikahan dari nenek.
"Buka saja" Kata nenek sambil berseri seri.
Fatimah membukanya, setelah di keluarkan Fatimah tetap tidak mengerti apa isinya hanya ada beberapa helai kertas penuh gambar pemandangan di tepi pantai
Aditya yang berada di samping Fatimah mengambil kertas itu dan tersenyum.
"Nenek memberi kita hadiah bulan madu"
"Kita akan berbulan madu ke sini" kata Aditya sambil menunjuk salah satu pantai di kertas itu.
Fatimah tampak tidak bahagia
"Zahra ikut kan?" Tanya Fatimah.
"Tidak usah memikirkan Zahra, biar nenek yang urus, lagian kalian cuma pergi 4 hari, tidak lama" Jelas nenek.
"Aku tidak mau pergi kalau Zahra tidak ikut"
"Mama, aku tidak mau ikut, aku sama nenek saja asal nanti mama pulangnya bawa Dede bayi ya.."
Fatimah tercengang, diikuti oleh suara ketawa nenek.
Aditya ikut tersenyum.
Tiba tiba datang Bik Minah dan Rini yang membawa koper Aditya.
"Baju kalian sudah nenek minta mereka menyiapkannya, sekarang kalian pergilah, pesawat sudah menunggu"
"Dadah mamah, papah, pulangnya bawa Dede bayi yang lucu ya" Kata Zahra sambil melambaikan tangan dibalik kaca mobil mereka.
