NovelToon NovelToon
Senja Untuk Elang

Senja Untuk Elang

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Pernikahan Kilat
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

IG ☞ @embunpagi544


Elang dan Senja terpaksa harus menikah setelah mereka berdua merasakan patah hati.

Kala itu, lamaran Elang di tolak oleh wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasihnya untuk ketiga kalinya, bahkan saat itu juga kekasihnya memutuskan hubungan mereka. Dari situlah awal mula penyebab kecelakaan yang Elang alami sehingga mengakibatkan nyawa seorang kakek melayang.

Untuk menebus kesalahannya, Elang terpaksa menikahi cucu angkat kakek tersebut yang bernama Senja. Seorang gadis yang memiliki nasib yang serupa dengannya. Gadis tersebut di khianati oleh kekasih dan juga sahabatnya. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengkhianatinya selama bertahun-tahun!

Akankah pernikahan terpaksa ini akan membuat keduanya mampu untuk saling mengobati luka yang di torehkan oleh masa lalu mereka? Atau sebaliknya, hanya akan menambah luka satu sama lainnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6 (Permintaan terakhir kakek)

Dokter Rega langsung mendekati Elang begitu ia keluar dari ruang UGD.

Elang langsung berdiri dan mempertanyakan kondisi orang yang sudah ia tabrak tersebut.

"Bagiamana Ga?" tanya Elang sembari berdiri dari duduknya.

"Pasien sudah sadar, tapi..." ucapan dokter Rega terdengar menggantung.

"Tapi apa Ga?" tanya Elang tak sabar.

"Kondisinya sangat kritis. Sebaiknya kau segera menghubungi keluarganya. Takutnya..."

"Cukup!" seru Elang, ia tak ingin mendengar dokter Rega mengatakan hal yang tidak ingin ia dengar.

"Kend," Elang melihat ke arah Kendra. Kendra langsung mengangguk dan berbalik badan, ia mengerti apa yang di inginkan oleh bosnya tersebut.

"Ga, aku menyakiti orang. Apa aku akan menjadi seorang pembunuh?" ucap Elang lirih dan frustasi.

"Tenanglah El, kau tidak sengaja melakukannya. Semua akan baik-baik saja," dokter Rega menepuk pundak El, mencoba memberikan energi positif terhadap sahabat kecilnya tersebut.

🌼🌼🌼

Senja memasuki sebuah cafe yang sering ia dan Niko datangi. Ia tak memperdulikan para pengunjung cafe lainnya yang menatapnya aneh karena ia tak memakai alas kaki, rambutnya sedikit acak-acakan dan matanya terlihat habis menangis.

Senja hanya mencebik cuek ketika ada yang menertawakannya.

Ia duduk di kursi yang menghadap ke jalanan, lalu lalang Matanya menatap lekat pada salah satu sudut cafe, dimana tempat tersebut adalah tempat favoritnya bersama Niko. Terlintas kenangan bersama laki-laki yang kini berstatus mantannya tersebut. Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar dalam menjalin sebuah hubungan, apalagi keduanya sama-sama berkomitmen untuk serius.

Senja tak menyadari kedatangan pelayan cafe ke mejanya dan menanyakan apa yang akan ia pesan.

"Hah, pengkhianat," gumam Senja.

"Maaf nona?" ucap pelayan cafe bingung dengan ucapan Senja.

"Eh iya ada apa?" tanya Senja.

"Dari tadi saya bertanya nona mau pesan apa, tapi nona jawab pengkhianat. Di sini tidak menyediakan pengkhianat nona," sahut pelayan cafe dengan polosnya.

"Kalau begitu saya pesan yang setia saja," ucap Senja asal.

"Nona bercanda atau serius?" tanya pelayan cafe.

Ingin rasanya Senja merutuki pelayan cafe yang tidak peka dengan kondisi hatinya saat ini tersebut. Entah pelayan cafe itu bergurau atau serius, Senja tetap merasa kesal karenanya.

"Orange juice!" ucap Senja kemudian, tak ingin berlama-lama bermain dengan pelayan cafe atau moodnya akan semakin buruk.

"Baiklah, itu saja? Ngomong-ngomong pacar nona kemana? Nona yang biasanya duduk di sana dengan pacar nona kan?" ucap pelayan cafe sambil menunjuk yang di maksud. Sepertinya ia sangat familiar dengan Senja.

"Ni orang lama-lama bikin darah mendidih," batin Senja kesal, ia ingin menenangkan diri malah di buat kesal oleh pelayan tersebut.

"Mas, di sini ada sedia lakban enggak?"

"Buat apa nona?" tanya pelayan bingung.

"Buat nutup mulut orang yang suka kepo sama urusan orang seperti mas!" cibir Senja menatap tajam kepada pelayan cafe. Hatinya benar-benar ingin menjerit meraung-raung menumpahkan kekesalannya. Pelayan cafe itu benar-benar menyebalkan tidak mengetahui kondisi hatinya saat ini, malah membahas pacar segala.

Pelayan cafe langsung menutup mulutnya menggunakan tangannya sendiri.

"Jus jeruk ya nona, segera datang," ucap pelayan cafe lalu cepat-cepat berbalik. Bahunya menggedik ngeri dengan tatapan Senja.

"Baru putus ternyata," gumam pelayan cafe sok tahu sambil berjalan.

"Nanti yang antar sini jusnya jangan kamu atau aku ajak ngopi cantik mau!" seru Senja.

"Cowok kok lemes mulutnya," gumam Senja lirih, seperti kehabisan tenaga. Ia menjatuhkan kepalanya di atas meja beralaskan kedua tangannya, lalu menghela napasnya panjang sambil menunggu pesanannya datang.

🌼🌼🌼

Lima belas menit sudah berlalu, Senja masih duduk di cafe sambil mengaduk-aduk orange juice yang kini tinggal setengah gelas itu menggunakan sedotan.

Perasaannya sudah sedari tadi tidak enak, tapi senja pikir itu karena ia baru patah hati.

Senja mengambil ponsel dari tas lalu menyalakannya. Baru saja menyala, ada begitu banyak panggilan tak terjawab dari nomor telepon kakeknya.

"Kakek?" gumamnya sedikit heran. Tidak biasanya beliau menelepon sampai begitu banyak.

Perasaan senja semakin tidak enak, ia segera menelepon balik nomor sang kakek. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya di angkat.

"Halo, assalamualaikum kek. Ada apa kakek menelepon Senja banyak kali?" ucap Senja ketika panggilannya terhubung.

"Wa'alaikumsalam, maaf nona dari tadi saya mencoba menghubungi nomor ini namun tidak aktif," ucap Kendra yang kini membawa ponsel kakek Senja.

Senja melihat layar ponselnya, kaget karena yang bicara bukanlah kakeknya.

"Maaf, ini siapa? Dan dimana kakek saya?" tanya Senja.

"Maaf nona, kakek Anda mengalami kecelakaan tadi, dan sekarang berada di rumah sakit Harapan Bunda, nomor Anda ada di list panggilan terakhir beliau jadi saya..."

Deg! Senja shock mendengar kalau kakeknya kecelakaan. Ponselnya hampir jatuh dari tangannya. Air matanya kembali jatuh tak tertahankan lagi.

Tak menunggu Kendra bicara lagi, Senja langsung mematikan panggilannya dan menyambar tas yang ada di kursi sebelahnya duduk lalu meninggalkan cafe. Tak lupa ia mengeluarkan uang dan menaruh di atas meja sebelum ia berlari keluar dari cafe.

"Kakek," gumamnya lirih sambil mencari taksi di depan cafe.

🌼🌼🌼

Di rumah sakit....

Kendra melihat layar ponsel yang ia pegang, sudah terputus panggilan dari Senja sebelum ia selesai bicara.

"Bos, saya sudah menghubungi cucu dari tuan ini dan mungkin dia sedang dalam perjalanan kesini," ucap Kendra kepada Elang yang duduk di sebelah ranjang, tempat kakek itu di rawat.

"Senja, cucuku," terdengar suara kakek terebut menyebut nama Senja.

"Tuan, Anda sudah bangun?" tanya Elang. Karena sejak tadi kakek itu memejamkan matanya.

"Di mana Senja, cucuku?" tanya kakek dengan suara berat.

"Maafkan saya Tuan, saya sudah menyebabkan Tuan seperti ini, saya benar-benar minta maaf," ucap Elang menyesali apa yang sudah tanpa sengaja ia lakukan. Ia terus meminta maaf, takutnya tidak ada waktu lagi untuk meminta maaf setelah mendengar ucapan dokter Rega tadi.

Kakek tersebut malah tersenyum ramah kepada Elang. Ia melepas selang oksigen yang menempel di hidungnya.

"Saya tidak menyalahkan kamu anak muda, semua terjadi karena ketidaksengajaan. Kamu orang yang bertanggung jawab, terima kasih sudah membawa saya ke sini," ucap sang kakek. Hal yang tak di duga oleh Elang, begitu baik dan murah hati kakek tersebut.

"Elang, panggil saya Elang, ini semua salah saya Tuan, mohon maafkan saya," Elang terus meminta maaf.

Lagi-lagi sang kakek tersenyum.

"Kakek ada permintaan terhadap nak Elang, apa nak Elang bisa mengabulkannya?"

"Apa Tuan? Sebisa mungkin saya akan memenuhi permintaan Tuan," sahut Elang. Ia berjanji akan mengabulkan permintaan kakek tersebut sebagai pertanggung jawabannya.

"Sebelumnya kakek mau tanya apa nak Elang sudah menikah?" tanya kakek deng suara lemah.

"Belum kek, saya mash sendiri," jawab Elang.

"Syukurlah kalau belum," kakek tersenyum lagi.

"Maksud kakek?" Elang tak mengerti.

"Menikahlah dengan cucu kakek," ucap kakek kemudian.

Deg! Elang tak menyangka jika permintaan kakek tersebut adalah untuk menikahi cucunya. Bagaimana mungkin kakek yang jelas-jelas korban dari Elang malah mempercayakan cucunya untuk di nikahi oleh Elang.

"Saya tahu, kamu laki-laki bertanggung jawab. Saya akan pergi dengan tenang jika cucu saya ada yang menjaga dan melindungi dan saya percaya kamu adalah orangnya," ucap kakek yang mengerti kebingungan di wajah Elang.

Kendra yang berdiri tak jauh dari Elang juga cukup terkejut mendengar ucapan kakek tersebut.

"Tapi Tuan..."

"Tolong kabulkan permintaan kakek, Senja tidak punya siapa-siapa lagi yang akan melindungi dan menjaganya jika kakek tiada, tolong bantu dia untuk mengambil kembali apa yang menjadi haknya, kalung yang ia pakai adalah petunjuknya," ujar kakek.

Elang menghela napasnya panjang, ia terdiam sejenak. Mungkin ini jalan yang di berikan oleh Tuhan kenapa hubungannya dengan Bianca kandas, karena memang dia bukan jodohnya.

"Baiklah, jika cucu kakek setuju saya akan menikahinya," ucap Elang mantap. Padahal rupa cucu kakek seperti apa ia belum tahu sama sekali.

"Terima kasih, kakek akan tenang jika cucu kakek sudah ada suami yang akan menjaganya,"

"Tapi bos...?" Kendra khawatir Elang mengambil keputusan tergesa-gesa tanpa memikirkan ke depannya. Apalagi keadaan hatinya yang sedang tidak baik-baik saja karena baru saja putus dari Bianca.

"Kau tak usah khawatir, aku sudah memikirkannya baik-baik," ucap Elang kepada Kendra.

"Kakek!" tiba-tiba seorang gadis berparas cantik masuk ke dalam ruangan dan langsung memeluk sang kakek. Tak henti-hentinya gadis itu menangisi kondisi kakeknya yang terlihat sangat lemah tak berdaya.

Elang yang melihatnya merasakan sakit di dalam dadanya.

"Senja sayang, jangan menangis," ucap kakek.

Elang dan Kendra yang sedari tadi diam menyaksikan gadis itu terus menangis sambil memeluk kakek, mulai paham jika gadis itu adalah Senja, cucu yang kakek maksud tadi.

Senja mengusap kasar air matanya dan menatap tajam ke arah Kendra.

"Kamu! Pasti kamu yang sudah menyebabkan kakek saya seperti ini! Iya kan!" seru Senja penuh amarah kepada Kendra.

"Saya yang menabrak kakek kamu, bukan dia, saya minta maaf," ucap Elang tanpa ingin mengelak.

"Maaf? Hah, setelah menabrak kakek saya lalu minta maaf? Semudah itu?" kesal Senja.

"Senja, jangan menyalahkan dia. Kakek yang salah menyebrang jalan tidak hati-hati. Dia sudah berbaik hati tidak meninggalkan kakek di jalanan tadi. Dia yang menolong dan membawa kakek kemari,"

Elang semakin merasa bersalah, kakek tersebut begitu baik menutupi kesalahannya di depan cucunya. Dalam hati, Elang terus menerus merutuki kebodohannya.

"Senja, kakek sudah menitipkan kamu kepada Nak Elang. Menikahlah dengannya agar kakek bisa tenang menyusul nenek jika kamu sudah ada yang menjaga dan melindungi," ucap kakek melihat ke arah Elang.

"Tidak kek, Senja tidak mau. Senja hanya ingin kakek sembuh, sehat seperti sedia kala. Senja mohon, kakek jangan bicara apa-apa lagi," sahut Senja terus memegangi tangan sang kakek.

"Anggap ini permintaan terakhir kakek, kakek mohon menikahlah dengannya. Dia laki-laki baik yang akan menjaga mu,"

"Kakek," suara Senja lirih.

"Kakek mohon, kakek sudah tidak sabar untuk menyusul nenek, berjanjilah nak," ucap kakek memohon.

"Baiklah kalau itu permintaan kakek, akan Senja lakukan," ucap Senja meski dengan nada berat sambil menatap Elang tajam. Lagian, cita-citanya untuk menikah dengan Niko juga tak mungkin terjadi, pikir Senja.

🌼🌼🌼

💠 Jangan lupa like, komen dan vote seikhlasnya setelah membaca...terima kasih 🙏🙏

Salam hangat author 🤗❤️❤️💠

1
MARWAN ERMADI
ini ngapain si ervan yg sibuk sedangkan disana ada ke2mertuanya senja
Soraya
hadiah buat pernikahan mereka
Soraya
mampir thor
khaerani suherman
aku udah baca cerita ini berkali kali seneng ceritanya
mimi
Kecewa
mimi
Buruk
vanilla althea smith
kecelakaan tuan Bailey dan nyonya Bailey ada unsur kesengajaan
vanilla althea smith
tebakan ku senja anak dari pemilik perusahan tersebut sebelum diambil oleh dady nya ervan dan diganti simbol nya
vanilla althea smith
Kendra mutung el
vanilla althea smith
bambang suaminya mama megaa ayah nya ritsuki natsuki
vanilla althea smith
typo nya menyeramkann
vanilla althea smith
jadi bego dongg
vanilla althea smith
makanan yang dibawa sekalian lempar ke wajah niko biar gregett
Ruby Vee
kenapa nggak ditunjkin aja fotonya nona senja gimana to
Ruby Vee
oalah elang
Elistiani
gak ngerti aku Thor,masa budak corporate ga tau black card,bodoh kali lah,masuk perusahaan pake jalur org dalem kali ye
Suwardiono
Luar biasa
Ruby Vee
kayaknya sarah jodohnya kendra ini
Can Can Takarai
Luar biasa
Can Can Takarai
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!