follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
Sementara itu di tempat yang berbeda lebih tepatnya di sebuah mansion yang ada di Jakarta. Miranda berjalan bolak-balik di ruangannya dengan cemas karena sejak pagi putri bungsunya itu sulit dihubungi, sekalinya terhubung panggilan tersebut justru dimatikan.
"Mom duduklah! Aku pusing melihatnya." Ucap Lily dengan kesal. Karena sejak tadi Mom Miranda seperti setrikaan yang berjalan mondar-mandir didepannya. Di tambah dengan dirinya yang ditahan tidak boleh keluar dari mansion dengan alasan yang konyol.
...Mom tidak ingin pusing sendirian, jadi kau harus temani Mommy....
Itulah yang dikatakan Mom Miranda yang membuat Lily kesal setengah mati.
"Mom itu khawatir pada adikmu, takut Lara tidak berhasil dan ketahuan anak sialan itu." Umpat Miranda dengan emosi. Entahlah setiap kali membahas anak dari istri kedua suaminya selalu membuat darah tingginya kumat.
"Mom tenang saja, Lara itu anak yang pemberani. Kalau pun ketahuan paling diusir Edgar. Ujung-ujungnya anak itu malah liburan di sana." Jelas Lily berusaha menenangkan Mom Miranda, tapi yang terjadi Mommy nya justru semakin cemas.
"Kalau Lara di usir artinya putri ku sendirian di sana. Bagaimana ini Lily? Mom takut dia tersesat. Jangankan di Singapore, di sini saja dia sering tersesat pergi ke sekolah tapi sampainya di Citayam."
"Mom itu namanya bukan tersesat, tapi dia memang sengaja nongkrong disana." Sahut Lily dengan tertawa karena Mom Miranda masih saja bisa ditipu adiknya.
"Lily!" Miranda menepuk bahu putri keduanya.
"Mom sakit." Dengan kesal Lily mengusap bahunya.
"Habis kau membuat Mommy kesal, Mom ini sedang khawatir pada Adikmu." Miranda yang lelah mondar-mandir memilih duduk di samping putri keduanya.
Lily menatap Mom Miranda sambil berpikir keras bagaimana caranya agar terbebas dari Mommy nya, karena sebentar lagi ia ada janji bertemu dengan Tuan Bastian.
"Mom kemarin aku lihat di store Gucci sedang mengadakan sale besar-besaran." Ucap Lily dengan berbohong.
"Benarkah?" tanya Miranda dengan antusias.
"Ya Mom, jadi lebih baik cepat pergi kesana sebelum kehabisan."
"Kau benar Lily, kebetulan ada tas yang ingin Mom beli." Miranda segera beranjak dari ruangan tersebut.
Lily pun tersenyum penuh kemenangan, karena akhirnya Mom Miranda bisa melupakan masalah Lara hanya dengan iming-iming kata sale besar-besaran.
"Eh tunggu! Kau tidak sedang membohongi Mommy kan?" Miranda menghentikan langkahnya, menatap tajam pada Lily.
"Tentu saja tidak, mana berani aku membohongi Mommy. Kalau aku berbohong saat ini juga petir akan menyambarku."
Dher...
Suara petir yang mengelegar begitu keras, membuat Lily langsung berlari dan berlindung pada Mom Miranda.
"Lily..." Miranda semakin menatap tajam pada putrinya.
"Sumpah Mom, aku tidak berbohong."
Dher...
Untuk kedua kalinya suara petir kembali menggelegar, membuat Lily ketakutan sampai berlari menuju kamarnya.
"Dasar pembohong." Miranda menghela napasnya dengan panjang karena kelakuan Lily. Sejak dulu putri keduanya itu tidak pernah berubah selalu saja berbohong dalam segala hal, kalau saja cerita Pinokio itu benar adanya pasti hidung putrinya itu sudah sepanjang jembatan Suramadu. "Ck, bagaimana ini? Apa aku harus menghubungi Robert untuk mencari tahu keadaan Lara, sekaligus membicarakan acara pertunangan Rose."
Ya, hari Minggu ini rencananya Miranda akan mengadakan acara pertunangan putri tertuanya dengan seorang pengusaha muda anak dari teman baiknya. Itu sebabnya Miranda menghubungi Lara karena selain ingin mengetahui hasil dari rencana mereka, ia juga ingin menyuruh putri bungsunya untuk pulang agar bisa hadir di acara pertunangan kakaknya.