Money Is Not A Problem

Namun, pada akhirnya, Demian mendengar tiga kata dingin, “Tidak memenuhi syarat!”

Setelah wanita cantik itu pergi, Demian, mengabaikan tatapan penasaran orang-orang di sekitarnya, memikirkan tawaran murah hati yang diberikannya yang telah membuat banyak wanita berdebar-debar. Gaji lima puluh ribu sebulan, belum termasuk biaya sandang dan makan gratis, tempat tinggal gratis, Itu tujuh ratus ribu setahun! Beberapa anjing tua yang licik tidak akan mampu memberi simpanan mereka uang sebanyak itu dalam setahun!

Mengabaikan sekelilingnya, Demian tidak peduli lagi. Dengan nada berbisik dan frustrasi, ia bergumam, “Katakan padaku, di mana dia tidak memenuhi syarat? Astaga! Dia bahkan terlihat lebih cantik daripada yang sebelumnya!”

“Kau ingin tahu?” jawab Zero langsung.

“Benar sekali! Kau harus memberiku alasan!” Demian langsung menjawab.

“Dia bahkan kalah dari yang pertama; Karen mendapat skor 72, sementara dia hanya mendapat skor 60. Payudaranya, pantatnya dibuat-buat, dia melakukan sedot lemak dan operasi hidung, dan tulang pipinya juga sedikit diperbaiki. Jika Anda membutuhkan, saya dapat mengirimkan foto-foto sebelumnya.” Zero berbicara langsung.

Demian tertegun, “Tidak… tidak perlu.” Demian hampir menangis, sial, dia bahkan bisa mendeteksi operasi plastik. Namun, Demian juga diam-diam merasa lega. Para wanita itu tidak murni hatinya, dan Demian tentu saja tidak akan murni sampai sejauh itu. Jika mereka tidak keberatan, maka Demian juga tidak keberatan. Namun, hanya memikirkan kemungkinan tidur dengan seorang wanita yang telah menjalani operasi plastik seperti mereka membuat Demian menggigil hebat.

“Waktu habis, misimu gagal,” kata Zero tiba-tiba setelah Demian menyelesaikan pertanyaannya.

Baru saat itulah Demian menyadari bahwa ia telah membuang-buang waktu dua setengah jam, “Mengingat pikiranmu dipenuhi hormon dalam proses perekrutan, sebagai hukuman atas kegagalan tugas, kemampuan seksualmu akan diblokir. Waktu untuk membuka segel tidak diketahui.” Zero segera mengumumkan hukuman Demian atas kegagalan tugas.

“Apa!” Demian tidak peduli bahwa dia berada di tempat perekrutan, dia melompat berdiri. Namun begitu dia berdiri, dia merasakan sensasi dingin di dalam dirinya. Sensasi itu segera menghilang, tetapi hawa dingin menjalar di tulang belakang Demian. Astaga, jangan bilang ini serius?

Ini terkait dengan kebahagiaan hidupnya! Demian membuang semuanya, termasuk kardus tempat ia menulis, dan berlari menuju pasar kerja. Ia tidak pergi ke kampus tetapi langsung berlari ke hotel. Sambil mengunci diri di dalam kamar, Demian tidak dapat menahan diri untuk berteriak, “Zero, kemarilah, apa kau gila? Jika aku tidak bisa ereksi lagi, maka lebih baik aku mati saja.”

Demian tidak ingin berakhir menjadi kasim terakhir di Flame Nation, “Karena kau sendiri yang menerima misi ini, kau harus menanggung hukuman karena gagal dalam misi ini.”

“Tapi kau tidak mengatakan bahwa gagal dalam misi akan seberat ini!” teriak Demian dengan mata terbelalak.

“Jangan khawatir, tubuhmu benar-benar sehat, hanya saja kamu tidak bisa masturbasi untuk sementara waktu. Setelah dibuka, semuanya akan kembali normal,” jawab Zero.

“Maksudmu, aku bukan impoten?” Demian menghela napas lega.

“Tidak, tapi setidaknya selama masa penyegelan, kamu tidak boleh melakukan aktivitas seksual apa pun.” Nada bicara Zero tidak goyah.

“Kapan aku bisa membukanya?” Demian langsung bertanya. Jika hanya satu atau dua hari, itu bisa diterima, tetapi jika selama beberapa dekade, mereka mungkin juga membunuhnya. “Itu tergantung pada kemajuan tugasmu.”

Demian gelisah, tetapi saat ini dia tidak punya cara lain. Dia sudah mengalami misteri Zero. Demian menyalakan komputer di kamar hotel dan mulai mencari beberapa film laga romantis, tetapi sayangnya, tidak peduli berapa banyak yang dia tonton, seperti yang dikatakan Zero, dia tidak bereaksi apa pun di sana.

Demian hampir menangis, bahkan para pendeta pasti lebih santai darinya, bukan? “Kapan aku bisa membuka tugas ini!” Setelah pasrah pada takdirnya, Demian tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

“Saat tugas itu tersedia, aku akan menemuimu. Tapi besok, aku akan memberimu tugas. Namun, itu bukan tugas membuka kunci.” Jawab Zero langsung.

“Baiklah, baiklah.” Meskipun ini bukan tugas membuka kunci, setidaknya ada poin yang bisa diperoleh. Demian menerimanya! Berpikir tentang poin, Demian tidak dapat menahan diri untuk bertanya lagi “Ngomong-ngomong, jika aku mendapatkan poin, tukarkan dengan ramuan kemampuan seksual +1, jika aku meminumnya, apakah itu bisa membuka kunci?”

“Tidak, meskipun kemampuan seksual mu akan meningkat, kamu akan tetap berada dalam kondisi saat ini sebelum membukanya.” Suara Zero tidak memberikan ruang untuk tawar-menawar.

Dia membuat beberapa rencana cepat untuk masuk kampus nanti, tetapi mengingat situasinya saat ini, Demian tidak berminat untuk masuk kelas dan menelepon untuk meminta izin langsung ke Tn. Wood dengan wajah muram. Untungnya Tn. Wood tahu tentang keadaan Demian, jadi dia dengan lancar mengizinkannya untuk izin. Saat malam tiba, suasana hati Demian sedikit membaik. Bagaimanapun, itu bukan segel permanen dan mendapatkan tugas adalah berita bagus! Ini menunjukkan bahwa barang-barang fantastis di dalam Zero sudah terbuka untuknya.

Keesokan paginya, begitu Demian bangun, dia bertanya dengan cemas, “Bukankah kamu bilang kamu punya tugas untukku hari ini? Tugas apa?”

“Sekarang setelah kau bangun, pergilah ke kota Saturday” Perintah Zero.

Kota Saturday? Demian tertegun sejenak, apa yang seharusnya dia lakukan di sana? Itu pusat bisnis yang besar. Karena Zero berkata demikian, Demian tidak mempertanyakannya dan segera bangun dari tempat tidur. Setelah menyegarkan diri, dia menuju taksi menuju tujuannya. Sekitar satu jam kemudian, Demian akhirnya tiba. Tidak ada jalan keluar. Saat itu adalah jam sibuk dan lalu lintasnya padat. Dalam kondisi seperti itu, sampai di sana dalam waktu satu jam memang patut dipuji.

“Untuk apa aku ke sini? Apakah tugas ini ada hubungannya dengan tempat ini?” Setelah keluar dari taksi, sambil melihat-lihat bangunan yang mewah, Demian bertanya.

“Tentu saja, ini ada hubungannya dengan tempat ini.” Jawab Zero.

“Tapi apakah kau yakin ingin menerima misi ini? Jika kau gagal, keadaan bisa menjadi lebih buruk.” Nada bicara Zero berubah tiba-tiba saat ia bertanya.

Demian terkejut, harus menerimanya atau tidak? Misi kemarin membuat Demian lebih berhati-hati dengan tugas Zero, ekspektasinya menurun drastis. Tugas-tugas itu tidak mudah diselesaikan, jadi bagaimana kalau dia gagal lagi? Kemarin, mereka menyegel kemampuan seksualnya, apa yang akan mereka segel kali ini? Tapi yang terpenting, mengapa dia tidak memberi peringatan seperti itu kemarin?!

Namun jika dia tidak menerimanya, haruskah dia menolak semua tugas di masa mendatang juga? Dan jika dia tidak mengerjakan tugas tersebut, bagaimana dia bisa menyelesaikan status kasimnya saat ini? Mempertimbangkan hal ini Demian memutar matanya dan dengan enggan menjawab, “Terima! Tugas apa?!”