Alexa Beverly sangat terkenal dengan julukan Aktris Figuran. Dia memerankan karakter tambahan hampir di setiap serial televisi, bahkan sudah tidak terhitung berapa kali Alexa hanya muncul di layar sebagai orang yang ditanyai arah jalan.
Peran figurannya membawa wanita itu bertemu aktor papan atas, Raymond Devano yang baru saja meraih gelar sebagai Pria Terseksi di Dunia menurut sebuah majalah terkenal. Alexa tidak menyukai aktor tampan yang terkenal dengan sikap ramah dan baik hati itu dengan alasan Raymond merebut gelar milik idolanya.
Sayangnya, Alexa tidak sengaja mengetahui rahasia paling gelap seorang pewaris perusahaan raksasa Apistle Group yang bersembunyi dibalik nama Raymond Devano sambil mengenakan topeng dan sayap malaikat. Lebih gilanya lagi, pemuda dengan tatapan kejam dan dingin itu mengklaim bahwa Alexa adalah miliknya.
Bagaimana Alexa bisa lepas dari kungkungan iblis berkedok malaikat yang terobsesi padanya?
Gambar cover : made by AI (Bing)
Desain : Canva Pro
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taman Bermain Sang Putri
Ugh, Alexa melupakan fakta paling penting! Terlalu terpesona pada ketampanan tetangga barunya membuat wanita itu lupa bahwa Edgar adalah ayah dari aktor sok tampan yang tidak disukainya.
Tapi, lihat, setelah saling berdiri berdampingan, Edgar dan Raymond memang tidak terlihat mirip sama sekali. Agak aneh menyebut mereka sebagai ayah dan anak.
"Kalian saling mengenal?" Edgar bertanya setelah melihat Alexa menunjuk terang-terangan pada pria yang baru saja keluar.
Netra sewarna langit itu tampak berbinar, senyumnya mengembang melihat sosok yang baru kemarin mencuri kesucian bibirnya.
"Tentu saja kenal. Baru kemarin kami menghabiskan waktu di kamar paling mewah sebuah hotel bintang lima. Kuharap kau tidak melupakan malam panas yang sudah kita lewati, Nona Alexa."
Dasar gila! Alexa ingin mengumpat mendengar kalimat frontal dan ambigu pemuda di hadapannya.
"Kebetulan saya menjadi salah satu wanita yang menghabiskan satu malam bersama Damian," ucap Alexa seraya tersenyum lebar, meski begitu netranya tampak berapi. Dendamnya semakin besar saat mengingat tentang Raymond yang membuat bibirnya ternodai dan mengkhianati kesepakatan mereka.
Edgar terhenyak, menatap bergantian antara Alexa yang terlihat kesal dan pemuda di sisinya yang tatapannya menajam.
"Nama karakter yang sedang kumainkan adalah Damian," jelas Raymond setelah mengatur ekspresi wajahnya, kembali menampilkan senyum ramah yang biasa. "Nona Alexa menjadi salah satu karakter yang pernah memiliki hubungan satu malam dengan Damian."
Alexa mengerutkan kening, rasanya beberapa saat lalu ia kembali merasakan keanehan dari aura yang dipancarkan Raymond. Mirip seperti kemarin. Meski hanya sesaat, tapi jelas wanita itu merasakan tubuhnya gemetar dan kedinginan.
'Apa hanya perasaanku saja?' Alexa membatin heran karena pemuda di hadapannya terlihat normal dengan senyum ramah seperti biasanya.
"Aku tidak pernah berpikir kalau Nona Alexa seorang aktris. Tolong maafkan ketidakpedulianku."
"Tidak apa-apa, Paman!" Alexa segera melambai. "Saya memang hanya memainkan peran-peran kecil dan tidak penting, jadi wajar saja kalau Paman Edgar tidak tahu. Ngomong-ngomong, panggil Alexa saja, tidak perlu pakai 'Nona'."
Edgar tersenyum simpul. "Tempatmu bermain cukup berbahaya, Alexa, tapi Vincent mengizinkan?"
"Tempat bermain?"
"Selamat siang, Tuan Raymond, senang bertemu Anda lagi." Alena segera menengahi, sebelah tangannya mengusap pelan punggung Alexa, berusaha menenangkan.
"Nona Manajer, selamat siang." Raymond membalas sembari tersenyum meski alisnya saling bertaut, penasaran dengan perubahan ekspresi Alexa.
"Maaf mengganggu waktunya, Paman dan Tuan Raymond. Selamat datang di lingkungan baru, semoga betah." Alena tersenyum sopan, membungkuk pada pria paruh baya yang terlihat ingin mengatakan sesuatu. "Kalau begitu kami masuk dulu," ucapnya sembari menarik pelan tangan Alexa.
"Sampai jumpa lagi, Paman!" Alexa tersadar dari lamunan, menyempatkan diri melambaikan tangan sebelum seluruh tubuhnya terdorong sempurna ke dalam apartement, disusul Alena yang segera menutup pintu setelah sekali lagi mengangguk pada Edgar dan Raymond.
"Apa maksudmu dengan taman bermain? Dia sama sepertiku?" Pria beriris biru bertanya setelah dua wanita yang baru ditemuinya beberapa kali memasuki unit mereka dengan langkah tergesa.
"Bukan urusanmu," ucap Edgar seraya mengendikkan bahu. "Cepat bawa barang-barang ini ke dalam," lanjutnya sembari menunjuk kardus berisi buku-buku tebal, namun matanya melirik pada dua penjaga di depan lift.
Raymond yang segera mengerti bahwa mereka tidak bisa melanjutkan obrolan tentang Alexa di tempat itu segera mengangkat salah satu kardus.
***
"Kenapa Paman Edgar langsung bilang bahwa dunia entertain adalah taman bermain?" Alexa mengeluh, tubuhnya terbaring di sofa, kepalanya terkulai, membiarkan rambut panjangnya jatuh hingga menyentuh lantai.
"Gunakan logikamu. Putri seorang Presdir perusahaan besar bekerja di dunia entertain, mencari uang sebagai aktris di saat uang jajan yang Papa berikan jauh lebih banyak dari penghasilan seorang aktris dunia sekali pun. Apalagi yang dilakukan putri salah seorang triliuner di dunia entertain selain bermain?"
Perkataan Alena tepat sasaran. Tidak mungkin ada yang berpikir bahwa akting adalah sesuatu yang benar-benar disukai Alexa. Semua orang yang mengetahui identitasnya sebagai bagian dari Waxton Group akan berpikir bahwa wanita itu hanya sedang bermain, mencari pengalaman, menghabiskan waktu.
"Tapi, aku bukan putri Paman Vincent? Statusku adalah keponakan, sedikit jauh hubungannya dengan Waxton Group. Tuan Putri sesungguhnya adalah kau, Alena."
Alena memutar bola mata jengah. "Jadi, menurutmu, aku bukan bagian dari Zhei Construction meski nama itu melekat padaku? Hubunganku dengan Presdir perusahaan konstruksi terbesar di dunia ternyata sedikit jauh karena aku hanyalah keponakannya. Kalau begitu, bukankah harusnya kata Zhei dihapus saja dari namaku?"
Alexa merengut mendengar sindiran pedas yang dilontar Alena. Kalau pemimpin Zhei Construction mendengar kalimat Alena barusan, sudah bisa dipastikan akan terjadi perang dunia ke empat karena seluruh keluarga tahu betapa kakak kandung Serra itu menyayangi Alena. Sama seperti Vincent yang menyayangi Alexa.
"Kau juga tidak boleh lupa pada Magnofy," ucap Alena lagi, suaranya terdengar lebih lembut dari sebelumnya. "Brand fashion yang dikelola Tante Valisha itu bukan sesuatu yang kecil juga, Alexa. Siapa di dunia ini, khususnya orang-orang yang terlibat di dunia entertain atau berkecimpung di dunia fashion yang tidak tahu Magnofy?"
Alexa menghela napas, kembali dihantam kenyataan. Wanita itu tidak akan pernah bisa melarikan diri dari fakta bahwa ia terlahir sebagai bagian dari Waxton Group dan putri Direktur Utama Magnofy, brand fashion yang namanya tidak asing lagi di dunia.
"Itu sebabnya aku hanya memperkenalkan diri sebagai Alexa. Pasti repot kalau orang-orang tahu identitasku yang sebenarnya. Akan lebih repot kalau aku harus melihat berita di televisi tentang Tuan Putri dari Waxton Group dan Magnofy sedang singgah dan bermain di dunia entertain."
"Kita sudah cukup berhati-hati, tapi Raymond pasti akhirnya tahu identitas kita, kan? Kuharap dia bukan orang dengan mulut seperti ember bocor." Alena yang tengah berbaring di sofa panjang lain, menghela napas seraya menatap langit-langit ruangan.
"Hm ... aku cukup heran kenapa orang itu membiarkan identitasnya sebagai putra tunggal Grissham terungkap. Pasti banyak komentar pedas yang mengatakan dia hanya menggunakan nama keluarga untuk mendapat ketenaran, kan? Bagaimana dia menghadapi itu, ya?"
Alena menoleh, keningnya berkerut cukup dalam. "Tapi, kau bahkan tidak tahu siapa Grissham. Kau baru tahu hari ini kalau Raymond adalah putra dari Direktur Utama brand fashion Wistern. Di dunia ini pasti ada juga yang tidak peduli pada latar belakang seseorang."
"Aku kan, bukannya sengaja tidak kenal Paman Edgar, tapi kau pasti tahu Mama hanya mengizinkanku untuk menggunakan pakaian dan kosmetik dari Magnofy. Tentu saja aku tahu brand Wistern, aku hanya tidak tahu siapa pemiliknya."
Mungkin dulu Alexa bertanya-tanya kenapa hanya ia yang tidak memiliki satu pun koleksi dari brand Wistern, tapi sekarang wanita itu paham. Kalau Magnofy dan Wistern bersaing ketat, maka sudah pasti Alexa akan memihak brand milik ibunya.
"Oh ya, tadi Mama mengingatkan bahwa kita harus datang ke acara ulang tahun perusahaan. Masih dua bulan lagi, tapi katanya jangan sampai lupa untuk menyiapkan gaun."
Informasi mendadak yang disampaikan Alena membuat Alexa menghela napas berat. Tidak hanya Alexa, Alena pun merengut hanya dengan membayangkan harus tersenyum selama beberapa jam, menyapa para tamu dengan hangat. Sudah pasti Vincent tidak akan menyiakan kesempatan untuk memperkenalkan Alena dan Alexa ke seluruh rekan bisnisnya.
Haah ...!