Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Beberapa hari telah berlalu, dan selama beberapa hari ini juga penghuni mansion merasakan suasana yang berbeda, mungkin karna Tuan Muda mereka yang selalu sarapan pagi dan makan malam di mansion, karna sebelum sebelumnya Tuan Muda mereka sarapan dan makan malam di mansion hampir bisa di hitung dengan jari.
Begitu juga dengan William, semakin hari William semakin di buat merasa heran dengan sikap Roseline yang benar benar berbeda jauh dengan sebelum Roseline amnesia. Tapi William tidak bisa bohong, jika dirinya sedikit menyukai sifat Roseline yang sekarang.
Dan pagi ini Roseline dan William tengah sarapan bersama di meja makan, keduanya menikmati sarapan dengan suasana hening, dan hanya terdengar suara dentingan pisau dan garpu yang saling bersahutan.
'' Aku akan ke luar kota '' ujar William setelah menghabiskan sarapan paginya.
Roseline yang hendak menyuapkan potongan sandwich kedalam mulutnya terhenti, dan mendongakkan kepalanya menatap William.
'' Apa kamu mau meminta kartu hitam milikmu ?'' tanya Roseline membuat dahi William mengkerut.
'' Tidak, kamu pakai saja kartu itu '' sahut William.
'' Terus, kenapa kamu memberitahuku kalau mau ke luar kota ? '' tanya Roseline dengan tampang polosnya, lalu melahap kembali sandwich yang tingga satu potong.
Sedangkan William mendengus mendengar perkataan Roseline, dirinya memberitahu Roseline tentang kepergiannya ke luar kota, dengan maksud berpamitan pada Roseline, tapi Roseline malah bertanya kenapa, dan itu benar benar membuatnya kesal.
'' Tidak ada, aku hanya ingin memberitahumu saja '' ujar William ketus lalu bangkit dari duduknya, dan melenggang pergi menuju ke pintu utama tanpa menoleh ke arah Roseline lagi.
Sedangkan Roseline hanya mengdikkan bahunya acuh, lalu meneguk air putih hingga tandas, dan ikut bangkit dari duduknya meninggalkan meja makan.
'' Tuan '' sapa asisten Hans membungkukkan badannya saat melihat Tuan Mudanya keluar dari mansion.
'' Berapa jam kita sampai ketujuan ?'' tanya William yang hendak masuk ke dalam mobil.
'' Mungkin dua jam Tuan '' jawab asisten Hans, dan William menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam mobil.
Kini William dan asisten Hans sudah tiba di luar kota, setelah menempuh perjalanan dua jam lamanya. Kepergian William keluar kota, untuk mengunjungi cabang perusahaan yang sedang bermasalah, William ingin melihat sendiri siapa yang sudah berani bermain di belakangnya.
'' Tuan, apa kita langsung ke perusahaan ?'' tanya asisten Hans, melirik Tuannya melalui kaca sepion
'' Hem '' sahut William.
Sedangkan di anak cabang perusahaan, semua karyawan di buat heboh, saat mendengar jika CEO mereka akan berkunjung ke perusahaan mereka.
Meneger perusahaan segera menyuruh beberapa staf untuk bersiap di depan pintu lobi perusahaan, guna menyambut CEO mereka yang akan tiba beberapa menit lagi.
Semua orang yang berbaris di depan lobi perusahaan seketika jantung mereka di buat bergetar tidak karuan, ketika melihat mobil keluaran terbaru berhenti tepat di depan mereka. Dan mereka samakin menundukkan kepalanya, saat melihat seseorang yang keluar dari pintu mobil bagian belakang.
'' Selamat datang Tuan William '' ucap sang meneger sembari membungkuk sopan.
William hanya melirik sekilas, lalu melanjutkan langkahnya masuk ke dalam perusahaan, yang di ikuti oleh asisten Hans dan juga meneger perusahaan.William masuk ke dalam ruangan miliknya yang berada di perusahaan itu, yang memang sudah di sediakan khusus William jika tengah berkunjung ke cabang perusahaan itu.
Dan siang itu di perusahaan cabang William di buat geram, saat meneger perusahaan memberikan bukti bukti penggelapan dana, yang telah di lakukan oleh sekertaris perusahaan yang sudah ia percayai.
'' Hans, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan '' tukas William dengan aura dingin yang memancar dari tubuhnya, bahkan meneger perusahaan yang masih berada di ruangan itu merasa tercekik.
'' Baik Tuan '' sahut asisten Hans merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya, lalu mengirimkan pesan pada orang orang suruhannya, untuk membawa sekertaris perusahaan yang tengah berada di lokasi proyek.
'' Kamu keluarlah '' usir William pada meneger perushaan.
'' Baik Tuan, kalau begitu saya permisi '' tukas meneger perusahaan merasa lega.
Dan kini di dalam ruangan itu hanya tinggal William dan asisten Hans saja.
William melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, yang sudah menunjukkan pukul satu siang.
'' Hans, kita kembali '' ujar William bangkit dari duduknya.
Sedangkan asisten Hans yang sedang mengotak atik ponselnya di buat mengerutkan dahinya, karna biasanya Tuannya tidak akan mengajaknya pulang cepat saat berada di cabang perusahaan, apa lagi kini cabang perusahaan sedang masalah, di tambah pelakunya belum di bawa kehadapannya.
'' Hans, apa kau tuli '' sentak William dan seketika kesadaran asisten Hans kembali.
'' Ah, baik Tuan, mari '' tukas asisten Hans.
Kini William sudah dalam perjalanan kembali ke kota, dengan asisten Hanas yang selalu menjadi sopir pirbadinya.
'' Hans, tanyakan pada Paman Robert, apa yang sedang di lakukan Roseline '' ujar William dengan mimik wajah datarnya.
Asisten Hans menganggukkan kepalanya sembari melirik Tuannya dari kaca sepion, kini dirinya tahu kenapa Tuannya ingin segera kembali ke kota, dan alasannya karna Nona Mudanya.
'' Tuan, Paman Robert bilang jika Nona Muda sedang keluar '' ucap asisten Hans setelah menghubungi kepala pelayan Robert.
'' Ck, baru di nyatakan sembuh sudah keluyuran saja '' decak William yang masih di dengar oleh asisten Hans.
" Tuan, sepertinya sekarang anda sangat menghawatirkan Nona Muda, tidak seperti sebelum sebelumnya " batin Asisten Hans.
William yang duduk di jok belakang, semakin di buat kesal saat akan menghubungi Roseline, tapi teringat jika dirinya belum mempunyai nomor ponsel Roseline yang baru, dia hanya mempunyai nomor ponsel yang lama.
Ketika masih di selimuti rasa kesal, William semakin di bertambah kesal saat asisten Hans mengerem mendadak.
Ckittttt
'' Hans, kamu ingin ku bunuh '' sentak William geram.
'' Maafkan saya Tuan, tapi ada yang menghadang kita di depan '' ujar asisten Hans.
William mendongakkan kepalanya ke depan, dan benar saja ada beberapa orang pria dengan wajah di tutupi, tengah berdiri di depan mobilnya.
'' Ck, mereka cari mati '' decak William geram dan hendak keluar dari dalam mobil namun di cegah oleh asisten Hans.
'' Tuan, biar saya saja yang menangani mereka '' ucap asisten Hans yang di angguki oleh William, karna tahu jika asistennya bukan hanya cerdas tapi juga ahli bela diri, tapi entah bisa mengalahkan beberapa orang itu apa tidak, karna jumlah mereka lebih dari sepuluh dan juga tubuh mereka jauh lebih besar dari asisten Hans.
Asisten Hans yang baru keluar dari dalam mobil langsung di serang oleh pria pria itu, dan mau tak mau asisten Hans juga melwannya seorang diri.
Awalnya perkelahian itu di menangkan oleh asisten Hans, namun karna asisten Hans sempat lengah, jadi salah satu dari mereka berhasil memukul punggung asisten Hans dari belakang menggunakan balok.
William yang berada di dalam mobil segera keluar, saat melihat asisten Hans yang mulai kualahan, lalu dia ikut melawan para orang orang itu, dan kini William dan Asisten Hans tengah melawan pria pria itu bersama.
Asisten Hans berteriak saat melihat ada yang mengarahkan pisau pada William.
'' Tuan, hati hati !! '' teriak asisten Hans.
William langsung menoleh ke belakang, namun dia di buat terkejut saat seorang wanita berdiri membelakanginya, menghadang pisau yang di arahkan padanya dengan menendang perut pria itu.
'' Ck, beraninya keroyokan '' decak wanita itu, setelah menendang pria yang hendak menusuk William menggunakan pisau.
dibuat panas dingin kau skrng