" menikahlah nak, ini mungkin tak adil untuk kamu tapi hanya dengan ini kita bisa membalas Budi baik pak Handoyo " ucap bapaknya
" tapi Mel masih sekolah pak, dan Mel juga ga kenal sama anak nya majikan bapak itu, kalau dia jahat sama Mel gimana " ucap Melisa sambil menangis
" maafkan bapak nak, kalau kamu ga mau ya sudah bapak akan bilang pada majikan bapak " kata bapaknya
Melisa melihat raut kecewa di wajah sang ayah, Melisa merasa sangat bersalah, tapi haruskah ia mengorbankan masa muda nya dengan hidup bersama pria yang sama sekali tidak ia kenal?
akan kan Melisa menerima perjodohan itu????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Waktu berlalu dengan sangat cepat, jam sudah menunjukan pukul 6.00 sore, Melisa dan Febi baru saja selesai praktek
Melisa menghidupkan ponselnya karena selama jam kuliah ia selalu mematikan ponselnya agar bisa fokus
banyak sekali notifikasi yang masuk termasuk dari Zayn
" hubungi aku jika sudah selesai kuliah, aku jemput kamu " salah satu isi chat Zayn
Melisa tersenyum dan membalas chat dari Zayn
" aku baru aja selesai mas " kata Melisa
" oke aku otw " balas Zayn
Melisa tersenyum
" ih... Senyum sendiri, awas ngeri ah " ejek Febi
" apaan sih " Melisa memukul bahu sang sahabat
" mau bareng ga? " tanya Febi
" ga deh, aku di jemput mas Zayn " kata Melisa
" ciye... Makin lengket nih sama mas suami " kata Febi
" calon Feb " ujar Melisa
" iya... Calon suami, ya udah gue duluan ya " pamit Febi
Melisa mengangguk
Febi pergi meninggalkan kampus sedangkan Melisa duduk di kursi depan kampus menunggu Zayn
Cuaca hari ini sangat mendung, Melisa menunggu Zayn dengan gelisah takut hujan turun
Tintin ( suara klakson)
" mas Zayn " Melisa berlari masuk ke dama mobil
" lama nunggu ya? " tanya Zayn
" gak kok, cuma tadi agak takut aja liat awan mendung banget " kata Melisa
" kenapa takut? " tanya Zayn
" ga tau, dari kecil kalau lihat awan mendung rasanya serem banget " kata Melisa
" sama darah dan mayat ga takut tapi sama awan mendung takut " ucap Zayn menggelengkan kepala
Melisa hanya tersenyum
" gimana prakteknya? " tanya Zayn
" Alhamdulillah lancar mas " jawab Melisa
" syukur lah " ucap Zayn
tiba-tiba hujan turun begitu deras di iringi suara petir
Melisa terlihat gelisah
" Mel... " panggil Zayn
" hemm " jawab Melisa
" kamu kenapa? " tanya Zayn melihat Melisa tak tenang
" aku... aku takut petir mas " ucap Melisa
" astaga... " lalu Zayn menggenggam tangan Melisa
" ga usah takut, kan ada aku " kata Zayn menenangkan
Tiba-tiba kilat dan di iringi suara petir membuat Melisa semakin takut dan memeluk tangan Zayn
Zayn menepikan mobil nya di tempat yang cukup aman, kebetulan ada SPBU dan Zayn menepi di sana
" kamu takut banget ya " tanya Zayn
" kita tunggu disini dulu ya, sampai hujan nya sedikit reda " kata Zayn
Melisa masih memeluk lengan Zayn
Zayn merasa melisa unik, wanita yang satu ini takut dengan suara petir membuat Melisa semakin terlihat lucu di mata Zayn
Hujan mereda dan sudah tak ada suara petir
" udah reda kita lanjut pulang ya " kata Zayn
Melisa mengangguk dan melepaskan pelukan tangan nya
" kenapa bisa setakut itu sih? " tanya Zayn
" waktu kecil aku dan bagas senang sekali main hujan-hujanan, terus aku lihat tetangga ku tersambar petir sampai gosong, makanya sampai sekarang aku takut sama petir " kata Melisa
" oh... Seram juga ya " kata Zayn
" heemm " Melisa mengangguk
" kamu laper ga? " tanya Zayn Karen jam sudah masuk jam makan malam
" makan dulu yuk " ajak Zayn
" boleh " kata Melisa ia juga sudah sangat lapar karena seharian jadwal kuliahnya padat
Zayn membelokan mobilnya ke dalam sebuah restoran mewah
Zayn dan Melisa makan dengan lahap karena seharian ini mereka sama-sama sibuk dan hanya makan siang serta sempatnya
baru saja selesai makan, tiba-tiba wajah Melisa di siram air sirup oleh seseorang
" dasar perempuan murahan, pasti kamu kan yang mau di jodohkan dengan pacarku, aku tau kamu cuma mau harta Zayn aja, kamu pengen hidup enak numpang sama pacarku iya kan? " omel seorang wanita yang tak lain adalah Vero
Keadaan di resto langsung ramai, semua orang melihat ke arah Mereka
" Vero... Keterlaluan kamu, apa-apaan sih " marah Zayn
" aku ga terima sayang, kamu putusin aku karena dia " kata Vero
" ga ngaca ya kamu? kita putus bukan karena siapapun tapi karena kamu ! " kata Zayn lagi dengan nada tinggi
" ga... Aku yakin kalau ga ada dia kamu pasti mau maafin aku " kata Vero lagi
Zayn menarik tangan Vero yang hendak menjambak rambut melisa
" kamu ga sadar sama kesalahan kamu sendiri malah menyalahkan orang lain, siapa yang nginap di villa berdua sama cowok? Kamu ver, dan kamu suruh aku buat maafin kamu, jangan gila Vero " ucap Zayn
" mulai sekarang jangan pernah sentuh apapun yang ada di dekat aku, termasuk Melisa dia calon istriku " ucap Zayn
" dasar perempuan kampungan, awas kamu ! " ancam Vero
" sssttt, berisik... Norak kamu " kata Zayn langsung menusuk hati Vero
Zayn meraih tangan Melisa dan membawa nya keluar dari resto
" maafin aku ya, gara-gara Vero cemburu kamu jadi basah kuyup gini " kata Zayn
" ga apa-apa tapi aku ke toilet dulu ya, lengket mas " ucap Melisa
" iya... hati-hati ya aku tunggu disini " kata Zayn
Selang 15 menit Melisa sudah kembali dari toilet, wajahnya terlihat lebih segar setelah di basuh, dan rambut yang awalnya terurai kini ia Cepol ke atas
Entah mengapa Zayn sangat suka jika Melisa mengikat rambutnya begitu, terlihat lebih cantik dan sexy
Melisa masuk ke dalam mobil zayn
" ayo mas " ajak Melisa
zayn mengangguk dan mulai menginjak pedal gas
" oh iya mas, lusa aku ada studi ke luar daerah kemungkinan selama 5/6hari " kata Melisa
" lama amat sih sampe seminggu " protes Zayn
" iya mas, karena perjalanan aja 24jam belum pelaksanaan nya disana " jelas Melisa
" aki izin pakai uang kamu ya mas, kata kamu kan aku ga boleh minta sama bapak " kata Melisa
" iya, ga masalah kamu pakai aja tapi awas ya disana jangan macam-macam " kata Zayn
" oke bos " jawan Melisa yang merasa Zayn mulai positif
" bapak dan ibu sudah tau? " tanya Zayn
" belum, kan baru tadi di umumin jadi belum sempat bilang " ujar Melisa
" hmmm " Zayn mengangguk
mobil terus melaju membelah jalanan ibu kota menuju rumah Melisa
Sebenarnya Zayn sedikit keberatan karena ia tak bisa memantau Melisa, tapi ini adalah tugas kuliah ia tak bisa protes dan sesuai janji nya ia harus tetap mendukung pendidikan Melisa