Selamat membaca, ini karya baru Mommy ya.
Aisha dan Dani adalah sahabat sejak dulu, bahkan mereka bersama sama hijrah ke ibu kota mengais rezeki disana. kebersamaan yang ternyata Dani menyembunyikan cintanya atas nama persahabatan.
Sementara Aisha yang jatuh cinta pertama kalinya dengan Atya, lelaki yang baru ditemuinya yang mempunyai masa lalu yang misterius.
Apakah hubungannya dengan Arya akan menjadi pasangan terwujud? Bagaimana dengan rasa cinta Dani untuk Aisha? Apa pilihan Aisha diantara Dani dan Arya?
Baca karya ini sampai selesai ya, happy reading!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Pernyataan Cinta
Setelah Aisha pulih sepenuhnya, ia kembali ke rutinitasnya di kantor. Namun, kini ada perhatian khusus dari Arya yang selalu memastikan Aisha tidak terlalu lelah. Sintia, yang menjadi rekan setia Aisha, turut membantu mengawasi kesehatannya, sesekali mengingatkan Aisha untuk istirahat atau membatasi pekerjaannya sesuai pesan dari Arya. Sementara itu, Arya tengah merancang sesuatu yang besar—momen lamaran yang akan membuat Aisha merasakan cintanya yang tulus dan mendalam.
Arya, dengan bantuan asistennya, Robi, menyusun rencana untuk membuat sebuah acara lamaran yang istimewa. Ia memilih atap gedung milik salah satu temannya, yang memiliki pemandangan indah dengan gemerlap lampu kota sebagai latar belakang. Robi bahkan membantu Arya mendesain cincin khusus dari perancang perhiasan mewah, yang dipastikan akan memikat hati Aisha.
Sebelum malam lamaran, Arya menyiapkan segala sesuatunya dengan cermat, termasuk gaun yang akan dikenakan Aisha. Arya meminta Robi untuk memesan gaun yang khusus dirancang oleh perancang busana ternama. Gaun itu dipilih untuk membuat Aisha terlihat menawan dan istimewa, seolah ia adalah satu-satunya bintang yang bersinar di malam itu.
Gaun tersebut berwarna biru navy dengan sentuhan gemerlap di bagian bahu dan pinggang, menjadikannya terlihat glamor namun tetap elegan. Potongan gaun yang pas di tubuh Aisha membuatnya tampak anggun, memancarkan kecantikan alaminya. Malam itu, gaun tersebut diantar langsung oleh kurir dengan kotak cantik berhias pita perak, bersama sepucuk kartu dari Arya yang ditulis dengan tangan:
"Aisha, untuk wanita yang paling berarti dalam hidupku. Malam ini adalah tentang kita. Kenakan gaun ini, dan jadilah bintang malam ini. Dengan cinta, Arya."
Aisha yang menerima paket itu tertegun, merasa hatinya dipenuhi kehangatan. Dia tidak menyangka Arya menyiapkan hal seromantis ini hanya untuknya. Dengan hati-hati, ia membuka kotak itu dan mengenakan gaun tersebut, tersenyum saat melihat pantulannya di cermin. Gaun itu sangat cocok, memeluk tubuhnya dengan sempurna dan membuatnya terlihat begitu anggun dan berkelas.
Saat malam tiba, Arya menjemput Aisha di lobi gedung tempat tinggalnya. Melihat Aisha mengenakan gaun tersebut, Arya tak bisa menahan kekagumannya.
Arya: "Kamu... kamu luar biasa, Aisha. Gaun ini benar-benar dirancang untukmu."
Aisha tersenyum malu, wajahnya memerah mendengar pujian dari Arya. Malam itu, Arya menggenggam tangan Aisha dan membawanya menuju atap gedung yang telah disulap menjadi tempat makan malam pribadi. Begitu pintu lift terbuka, Aisha terkejut melihat suasana romantis yang sudah tertata indah. Lampu-lampu berkilauan, meja makan berbalut kain putih yang elegan, bunga mawar merah, serta lilin-lilin kecil yang mempermanis suasana.
Aisha: (terpana) "Arya... apa ini? Kamu benar-benar menyiapkan semua ini hanya untuk kita?"
Arya: (tersenyum lembut) "Iya, untuk kamu. Aku ingin kamu merasa spesial malam ini."
Saat mereka duduk, Arya terus menunjukkan perhatiannya. Ia menuangkan minuman untuk Aisha, bahkan memastikan makanannya adalah favoritnya. Selama makan malam, percakapan mereka penuh tawa dan cerita, seolah dunia hanya milik mereka berdua.
Aisha: "Arya, kamu tidak perlu repot-repot seperti ini. Aku... aku bahkan tidak tahu harus berkata apa."
Arya: "Aisha, aku melakukan ini karena aku mencintaimu. Kamu adalah orang yang sangat berarti dalam hidupku."
Aisha hanya bisa tersenyum sambil menundukkan kepala, wajahnya memerah. Hatinya berdebar begitu cepat, tak menyangka bahwa perasaan Arya begitu tulus dan mendalam.
Di atas meja, terdapat hiasan bunga-bunga mawar yang indah, dan makanan yang disajikan adalah favorit Aisha. Selama makan malam, Arya menunjukkan perhatian penuh pada setiap kebutuhan Aisha, sesekali menyuapi Aisha dengan tatapan penuh cinta. Aisha merasa diperlakukan bak seorang ratu malam itu.
Setelah selesai makan malam, Arya berdiri, mengulurkan tangannya kepada Aisha.
Arya: "Maukah kamu berdansa denganku, Aisha?"
Dengan malu-malu, Aisha menerima tangan Arya. Mereka berdansa di bawah langit malam yang dipenuhi bintang, ditemani musik lembut yang menambah romantisme suasana. Arya memandang Aisha dengan penuh cinta, merasakan kehangatan yang menyelimuti hati mereka berdua. Setelah beberapa saat, Arya berhenti dan menatap Aisha dengan serius.
Arya: "Aisha, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan."
Aisha: (penasaran) "Apa itu, Arya?"
Arya perlahan-lahan berlutut di depan Aisha sambil mengeluarkan kotak cincin dari sakunya. Aisha terkejut dan menutup mulutnya dengan tangan, matanya berkaca-kaca.
Arya: "Aisha, sejak aku mengenalmu, hidupku berubah. Kamu membawa kebahagiaan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku ingin kamu menjadi bagian dari hidupku selamanya. Aisha, maukah kamu menikah denganku?"
Aisha terdiam, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Ia tak menyangka bahwa Arya akan melakukan hal sebesar ini untuknya.
Aisha: (dengan suara bergetar) "Arya... aku tidak tahu harus berkata apa. Ini... ini sangat indah."
Arya: "Kamu hanya perlu menjawab satu pertanyaan, Aisha. Apakah kamu bersedia menjadi istriku dan menghabiskan sisa hidup kita bersama?"
Aisha mengangguk dengan penuh kebahagiaan, lalu menjawab, "Ya, Arya. Aku mau."
Arya langsung memasangkan cincin tersebut di jari manis Aisha, kemudian berdiri dan memeluknya dengan erat. Mereka berdua larut dalam kebahagiaan yang tak terlukiskan. Mereka kembali berdansa di bawah langit malam, tenggelam dalam kebahagiaan mereka sendiri. Aisha merasa seperti dalam mimpi yang indah, ditemani oleh pria yang begitu mencintainya.
Di sela-sela dansa, Arya membelai rambut Aisha yang tertiup angin, menyingkapnya dari wajahnya dengan lembut.
Arya: "Kamu adalah cahaya dalam hidupku, Aisha. Aku berjanji akan selalu mencintaimu dan menjagamu."
Aisha tersenyum, menitikkan air mata bahagia, merasa bahwa malam itu adalah malam yang takkan pernah ia lupakan seumur hidup.
Bolehkah aku merasa hidupku saat ini sangat bahagia Tuhan, telah memberikan lelaki setia dan penyayang sepertinya hadir dalam hidupku? Hidupku yang awalnya gelap dan tidak pernah percaya akan cinta. Kini, dia hadir memberikan harapan dan cinta yang tulus.
Tuhan, izinkan aku untuk terus bersama dengannya. Jangan sampai engkau pisahkan lagi aku dengannya. Aku aka menjaga cinta tulusnya itu, sepanjang hidupku.
Terima kasih, Arya. Aku bisa berharap dan menaruh kepercayaan padamu saat ini, memberikan sisa hidupku, memberikan segalanya untukmu dan kita bersama untuk melewati badai dan kebahagiaan nanti di dlaam rumah tangga kita. Aku sangat beruntung telah mendapatkanmu, dalam hidupku ini.
Andai, Mama dan Papa ada, mereka pasti bahagia sama sepertiku. Bahagia melihatku yang akhirnya bisa jatuh cinta dan mempertahankan cinta ini untuk satu nama "Arya". Restui kami Mama dan Papa yang telah tenang di sana, doakan kami agar bisa melewati semua ujian hidup di depan yang akan memberikan kami pengalaman. Batin Aisha.
Aisha di antar kembali ke rumahnya oleh Arya, tapi ternyata di jalan ada hambatan.
Aisha: "Ada apa Mas?"
Aisha mengganti panggilan untuk Arya jadi Mas Arya.
Arya: "Seperti kecelakaan, Sayang."
Begitupun dengan Arya menggunakan kata Sayang untuk panggilan Aisha.
Aisha: "Coba Mas liat."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung.