Putra Kembarku

Brug, Brug. terdengar suara pintu terbuka secara paksa erik terkejut melihat anak buahnya terjatuh tepat di hadapannya. Dion berserta anak buahnya masuk dan menodong pistol ke arah erik dan anak buahnya, Edar masuk ke dalam dengan raut wajah yang datar tapi sangat jelas edar sedang marah besar.

" kau lagi, sebenarnya kau siapa sehingga ksu sangat ingin menyelematan bocah ini" kata erik, ada rasa takut dalam fikirannya melihat edar. erik mencengkam lengan Alfatih sampai kesakit.

" om sakit, hiks hiks om edar tolong. Al ingin mommy" kata Alfatih, menangis. " hei bocah tadi kau tidak takut, sekarang baru menangis, sialan kau bocah" kata erik, mendorong Alfatih hingga terkena meja dan pingsan.

" kau beranunya melukai dia" teriak edar. dalam sekejap mata edar menyerang erik habis-habisan, dion dan lainnya juga menyerang anak buah erik. edar membabi buta menyerang erik. dion menghentikan edar karena erik sudah hilang sadarnya.

" Dion, mengapa kau menghentikannya, ha. dia harus mati di tanganku karena melukai putraku, lihat keadaan luna sekarang " kata edar. " tuan saya tahu tapi kita harus membawa putra anda ke rumah sakit keadaannya gawat tuan" kata dion, mencoba menenangkan edar.

edar mencoba meredakan kemarahannya, dor dor. edar menembak erik sampai dia meninggal. dion hanya bisa menghela nafasnya tidak ada satu pun yang menghentikannya jika dia marah.

" sayang anak daddy, kamu harus selamat jika tidak mommy mu tidak akan memaafkan daddy sayang" kata edar, suara lirihnya dan menggendong Al dalam pelukannya.

" sayang kamu baik-baik saja, kita akan membawamu ke rumah sakit, Dion percepat jalannya" kata Edar, mengusap wajah Alfatih yang pucat membuat hatinya sakit. " baik tuan, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit" kata dion, menoleh kebelakang. tersenyum melihat edar sangat mencintai putranya.

" semoga saja tidak ada lagi membuat tuan edar marah, apalagi berhubungan dengan nona luna dan putra kembarnya " bisik Dion.

Farah Hospital terjadi keributan karena pemilik datang yang membuat mereka terkejut adalah nyonya prakasa menyuruh para dokter terbaik di rumah untuk bersiap dengan perawatan terbaik, tapi mereka belum mengetahui untuk siapa.

luna masih lemah duduk dikursi roda disampingnya ada Aidyen yang memegang tangannya. " dad dimana mereka kenapa lama sekali, cucu kita baik-baik saja kan" kata mommy farah, dengan sedih. " mom dion sudah beritahu kita mereka dalam perjalannya, jarak mereka jauh mom bersabarlah " kata daddy prabu, menenangkan istrinya.

cinta berusaha menenangkan luna dari tadi gelisah bahkan ayu dan gilang berusaha menghibur Aidyen.

" tuan itu mereka datang" kata bodygoard. " kalian bersiaplah dengan perawatan cucuku, mereka akan datang" kata daddy prabu, dengan tegasnya.membuat para dokter dan suster bertanya cucu bukankah tuan edar belu menikah.

menyadari kebingungan para dokter gilang segera memimpin para dokter untuk mengambil tindakan.

tibalah beberapa mobil datang anak buah edar turun, dion membukakan pintu keluarlah edar menggendong Alfatih yang tidak sadarkan diri.

" Al" ucap luna, suara yang gemetaran dengan bantuan cinta berjalan mendekati edar. tubuh luna bergetar melihat wajah putranya sudah penuh luka.

" Al" teriak luna, hingga luna diam membeku kemudian dia kehilangan keseimbangan. Edar segera meminta cinta membawa Alfatih. membawa luna dalam pelukannya jika tidak luna akan jatuh.

" sayang, hei" kata Edar, dengan lirihnya menepuk pipi luna. " mas, Alfatih" kata luna, menangis. " putra kita akan bauk-baik saja" kata edar menghapus airmata luna kemudian menggendong luna karena pingsan.

banyak para dokter dan suster berbisik mengenai hubungan Dr luna dengan putra pemilik rumah sakit.

Di UGD.

Edar dan keluarganya merasa khawatir keadaan Alfatih, sudah sejam tapi dokter belum keluar juga. " Dion obati dulu lukamu tadi kamu dihajar oleh edar, sekarang lukamu bertambah" kata gilang. dengan paksaan membawa dion ke ruangnya mendapatkan perawatan.

cinta dan ayu menemani luna yang belum sadar Aidyen tertidur dalam pelukan Ayu karena terus menangis.

" mmm, kepalaku sakit" kata luna, menahan kepalanya karena pusing. " luna kamu sudah bangun" kata cinta, berada disampingnya. " cinta mengapa aku berada di rumah sakit " kata luna, melihat sekitarnya. " mengapa Aidyen tidur sisana dan kemana Alfatih dia belum kembali dari bermainnya" kata luna, seakan lupa yang terjadi.

cinta tersenyum kecut mendengarnya tapi luna harus mengetahuinya." luna kamu harus tenang dan ingat kamu baru saja sadar" kata cinta. " cunta memangnya ada apa, Alfatih terjadi seduatu padanya" kata luna, kekhawatiran luna terlihat jelas.

" mommy sudah bangun, mommy jangan membuat Aidyen takut. mommy Al sakit hiks hiks" kata Aidyen memeluk luna. " cinta ada apa yang sebenarnya terjadi" kata luna, histeris. cinta dan ayu saling memandang, dan ayu menanggukan kepalanya.

" ayo luna ikut dengan kami kita akan ketempat Al" kata cinta. luna hanya menanggukan kepalanya dia hanya ingin menemui putranya Alfatih, ada apa dengan hatinya tiba-tiba tiba hatinya gelisah.