Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sisi gelap Tian
Pagi hari pun kembali menyapa keduanya yang tengah berpelukan di bawah balutan selimut tebal.
Thia terbangun karna cahaya matahari yang sudah masuk ke dalam kamar itu dan membuat tidur nya terganggu.
"Kamu udah bangun" ucap Tian yang masih menutup matanya, namun bisa merasakan pergerakan dari Thia.
"Emmmm, sayang ini udah jam 7, ayo siap-siap ke kantor" ajak Thia yang langsung bangun dan berlari ke arah kamar mandi, tak lama dia keluar dengan balutan handuk, untungnya semalam Tian tak lupa menyuruh asistennya menyiapkan pakaian untuk Thia pagi ini.
Melihat Thia sudah siap-siap, Tian pun memilih untuk ikut bersiap-siap dia mandi dan mengenakan setelan jas yang berwarna Dongker.
Setelah keduanya selesai, mereka pun keluar dan menuju ke meja makan, mereka menemui sudah banyak sekali menu makanan yang di siapkan oleh asisten rumah tangga Tian. Dengan semangat keduanya memakan sarapan itu. lalu berangkat ke kantor dengan kendaraan yang terpisah pula.
Tak lama perjalanan mereka membawa mereka sampai di kantor, kedatangan keduanya tak mencurigakan karna Tian melewati arah jalan yang berbeda dengan Thia.
Baru saja Tian sampai di kantor dan masuk ke lobby, seorang wanita paruh baya yang tampaknya seumuran dengan mami nya Thia mendekatinya dan kemudian memeluk nya erat.
Tian yang sadar kalau itu itu adalah Mama nya tak membalas pelukan itu, dia bahkan menatap tajam kearah mama nya dan tak ada rindu sedikit pun yang tersirat di wajah Tian.
"Kenapa mama kesini?" tanya Tian dengan nada ketus
"Mama rindu sama kamu nak, papa kamu juga ikut tapi masih istirahat di hotel" ucap mama nya memberi tahu
"Mending mama pulang aja sekarang, nanti kita ketemu setelah Tian selesai kerja'' kata Tian pada mama nya
"Okelah nak, kamu harus semangat yah kerja nya" kata mama nya
Sungguh pagi hari yang membuat mood Tian hancur, dia tak suka saat tiba-tiba orang tak dia butuhkan dalam hidup nya harus muncul di depannya lagi.
Thia yang menyaksikan pertemuan mereka tadi memutuskan untuk bertanya.
"Itu tadi siapa?" tanya Thia dengan nada kepo nya, namun Tian hanya mantap nya saja tak memberikan jawaban.
"Aku lagi nanya loh sama kamu, itu tadi siapa yang meluk meluk kamu pas baru masuk?" tanya Thia sekali lagi, namun belum ada jawaban, dan Tian hanya bisa menahan emosi nya saat kekasihnya itu bertanya begitu. .
"Heiiii, aku nanya loh, kok kamu malah cuekin aku sih, kan wajar dong aku nanya itu siapa, kok main peluk-peluk segala sihh" kesal Thia yang tak jelas melihat wajah wanita tadi, akibatnya dia berasumsi yang tidak-tidak.
"Kamu bisa diam gak?, kamu pikir kamu nanya gitu atau ngerasa cemburu gitu buat aku senang?" kata Tian dengan nada membentak
"Kenapa kamu malah bentak aku?" ucap Thia tak terima.
"Oke-oke aku diam dan gak akan nanya apapun lagi sama kamu" ucap nya dengan ketus dan langsung menuju meja kerjanya.
Setelah percakapan mereka itu, masuklah seorang pria yang pernah dia bentak di depan Thia sebelumnya mengantarkan sebuah berkas.
"Tunggu dulu, saya periksa baru anda keluar kalau ini sudah sesuai" Ketus Tian dengan suara tegasnya pada pria itu.
"Baik pak, baik" ucap pria itu
Baru saja membaca sebentar, tak main main Tian langsung merobek kertas itu di depan mata pria itu.
"Kamu pikir saya main-main, saya bilang format nya sesuai kan dengan format yang baru, siapa yang memberikan format ini pada anda!!!!" Ucap Tian penuh amarah dan tak memperdulikan Thia yang juga ada di ruangan itu.
"Sa sa sa sayyyyyyaaa mintanya dari Bu Nita pak" jawab pria itu gelapan dan sudah ketakutan.
"Panggil Nita sekarang!!!!!!" ucap Tian dengan tegas
Pria itu keluar dan menuju keruangan Nita, dan memanggil nya kesana. Nita sudah tau pasti bahwa akan ada masalah besar yang muncul lagi.
"Iya pak, ada apa anda memanggil saya?" tanya Nita saat baru sampai di dalam ruangan itu.
"Lo udah berapa lama sih kerja sama gue? Lo pikir surat ini mau dijadiin main mainan? format macam apa itu?" tanya Tian dengan suara tegas nya.
"Maaf pak akan saya periksa terlebih dahulu" Nita pun mengambil surat yang sudah di robek oleh Tian dan melihatnya.
"Tapi pak ini memang format yang sudah sesuai dengan yang dikirimkan oleh Thia ke email manager, dan itu juga yang saya teruskan kepada setiap bidang" Kata Nita menjelaskan setelah membaca surat itu.
Tian berdiri dengan amarah yang masih terpendam, dia memukul keras meja nya hingga membuat yang ada di ruangan itu terkejut. Thia yang mendengar namanya di sebut pun langsung mengotak-atik komputernya dan men cek kembali format surat yang dia kirim kan dan yang seharusnya dia kirim.
Setelah itu dia berjalan dan meminta surat itu pada Nita, dan kembali ke komputernya, dan benar saja format surat itu berbeda dengan yang diharapkan oleh Tian.
Thia berjalan lagi ke arah mereka, dan menunjukkan kepalanya.
"Maaf pak Tian, saya benar-benar ceroboh dan tidak memperhatikan apa yang saya kirimkan ke email HRd kemarin" Ucap nya dengan penuh rasa takut.
"Lo pikir dengan minta maaf bakal ngebalikin ini semua?" Tian menatap dengan penuh murka ke arah kekasihnya itu, dan pasti saja itu membuat Thia sangat ketakutan, bahkan isi mata Tian tampaknya hanya menunjukan kebencian pada Thia.
"Begini saja pak, saya akan memberikan format terbaru kesemua bidang dan memerintah mereka agar segera menyelesaikan surat-surat dari tiap bidang sebelum jam makan siang, dan untuk Thia tolong segera kirimkan format terbaru nya" Ucap Nita memberikan solusi.
"Segerakan!!!" ucap Tian dengan suara kasar dan beratnya.
Setelah dia menyelesaikan perkara sepele yang menjadi masalah besar karna kekasihnya itu, dia tak dapat menahan diri di dalam ruangan dia memutuskan untuk memeriksa beberapa bagian dari pabrik dan tempat produksi lainnya di perusahaan itu.
Dan nyata sekali setelah lama tak berkeliling, sangat banyak hal yang tak diharapkan oleh Tian terjadi.
"Lo tau ini jam kerja kan? Ngapain Lo asik main sosmed? Lo pikir ini rumah Lo?" tanya Tian pada seorang wanita yang sedari tadi dia perhatikan hanya asik dengan handphone nya.
"Maaf pak Tian, saya gak lihat bapak tadi, maaf pak" Kata wanita itu
"Artinya kalau tadi Lo lihat gue, Lo bakal pura-pura kerja dan serius?" tanya Tian lagi dengan tegas
"Ti TI tidakk pakk, bukan itu maksud saya pak" jawab wanita itu dengan penuh takut.
"Urus ini!!!!" Pintah nya pada kepala bidangnya, dan betul saja setelah itu wanita yang tak bertanggungjawab atas pekerjaan nya itu langsung di pecat pada hari itu juga.
Begitulah keluh kesah menjadi karyawan di perusahaan Tian, ada saja gebrakan yang membuat nya akan terlihat gila dan dibenci semua orang.
"Gue takut banget sama dia, lihat dia jalan di sini aja tadi kayak ngelihat monster yang lagi lapar" ucap salah seorang pemerhati di bidang produksi
"Iyaaa sama, makanya gue juga udah nebak kalau si bunga bakal di pecat detik itu juga" sambung yang lainnya.
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."