NovelToon NovelToon
Metanoia; The Hybrid

Metanoia; The Hybrid

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Manusia Serigala / Mengubah Takdir / Epik Petualangan
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: cutdiann

Kelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia 7 tahun. Mendengar kabar itu, pemerintah INTI langsung turun tangan dan mengirimkan Pasukan 13 untuk membawanya ke Negeri Nitmedden. Namun Raja Charles menitahkan untuk tidak membawa Gara dan menjamin akan keselamatan bangsa Supernatural. Gara mengasingkan diri ke Akademi Negeri Danveurn di wilayah Astbourne untuk memulai pencarian jati dirinya.
Akankah Gara mendapatkan jati dirinya? Bagaimana kehidupan asramanya di Akademi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cutdiann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 3O: A WARM HUG.

...AUTHOR POV...

"Bukankah ini suatu kebetulan?"

Suara familiar itu membuat Allegro menoleh ke belakang, menemukan laki-laki yang ia pernah jumpai, "Kau rupanya. Kenapa kita bisa berjumpa lagi, Lucier?"

"Aku hanya ingin menghibur diriku dengan ikut bersama ayahku kemana saja ia pergi. Tapi aku tidak akan lama, sebentar lagi aku akan kembali" ucap Lucier sambil menghampiri Allegro. Mereka berdua secara tidak sengaja bertemu di lorong kerajaan Angkara.

"Baik, sekarang tinggalkan aku" perintah Allegro sambil melajukan langkah kakinya. Tapi Lucier juga melakukan hal yang sama dan membuntuti Allegro.

"Kau terlihat buru-buru, kak. Ada apa?" Tanyanya.

"Apa untungnya jika kuberi tau?" Tanya Allegro mengintimidasi Lucier.

"Ayolah, sepertinya itu akan menyenangkan! Beritau padaku, cepat beritau-"

"Kau ribut sekali, tutup mulutmu jika ingin ku beritau."

Lucier langsung membungkam mulutnya sendiri, demi untuk mengetahui apa yang sedang Allegro akan lakukan. Allegro dan Lucier sampai di suatu pintu. Itu adalah kamar Allegro dan Gara. Mereka masuk ke dalam, dan Lucier menemukan sebuah tas tidak terlalu besar di atas kasur. Banyak pakaian yang berserakan.

"Pakaian-pakaian ini... kenapa berserakan?" Tanya Lucier.

"Aku ingin menemui Gara di Akademinya" jawab Allegro sambil memasukkan beberapa barang lagi kedalam tasnya dan memakai sebuah jubah yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Kau tidak waras, kak? Ku dengar orang-orang INTI sedang mencari keberadaan adikmu" Lucier menahan tangan Allegro.

"Aku sudah dapat izin, kau tidak perlu memikirkannya. Oh ya, soal INTI, berjanjilah jangan katakan apa-apa tentang keberadaan Gara di Akademi." Pinta Allegro.

"Iya, aku tidak akan mengatakannya pada siapa-siapa, ayahku juga mengatakan hal itu. Kau pasti merindukan Gara, kak" Lucier menatap ke luar jendela. Melihat langit gelap yang menyelimuti Danveurn.

"Kau tidak merindukan Xavier?" Tanya Allegro menduduki ujung kasurnya.

"Aku mengatakan hal buruk padanya melalui surat yang kuberikan hari itu, sampai sekarang dia tidak membalasnya. Mungkin dia sudah membenciku sekarang, dan dia membunuh burung itu, lagipula aku tidak akan peduli."

"Aku pikir kau akan ikut denganku ke sana, yasudah, aku mau pergi" Allegro mengenakan tasnya dan berjalan menuju pintu hendak pergi.

"Ah! Kupikir... aku akan menemanimu. Bukannya aku ingin bertemu dengannya, aku hanya mau tau tentang pelatihan itu" Lucier menahan tangan Allegro.

"Minta izinlah pada ayahmu, siapkan barang-barangmu. Gunakan jubah sepertiku untuk, kita harus menyamar agar tidak ketahuan pasukan INTI. Aku akan menunggu di gerbang kerajaan."

Setelahnya, Lucier melakukan semua hal yang dikatakan Allegro. Ayahnya tentu tau wajah berbohong Lucier yang meminta izin untuk menemani Allegro, bahkan Raymond sejak awal tau kemana Allegro akan pergi. Damian juga meminta pada Raja Demon itu untuk tidak mengatakan pada siapa saja soal keberadaan Gara. Meski dia mendukung INTI, tapi dia juga punya hati untuk ayah dengan dua anak itu. Dengan alasan untuk kembali ke kerajaan Claverdon, bersama Lucier, Allegro mendapat kepercayaan dari Robert Guardo. Omega itu juga tidak suka, seorang Vampire berlama-lama di kerajaannya.

Mereka berdua pergi dengan kereta kuda, yang sudah dipercayai Damian untuk mengantar Allegro dan Lucier ke lembah Astbourne.

Butuh beberapa jam untuk sampai ke hutan menuju lembah itu. Kereta berhenti ditengah hutan, hal itu membuat Lucier kebingungan, "Kenapa kita berhenti?"

"Karna jalannya berakhir di sini. Ayo turun" Allegro turun dari kereta dan mengambil barang-barangnya. Sementara Lucier yang kebingungan hanya menuruti perintah dari laki-laki berdarah Vampire itu.

"Terimakasih" ucap Allegro pada sang kusir yang terlihat sudah menua.

"Apakah aku perlu mengantar Pangeran?" Tanyanya dengan sopan.

"Tidak perlu, kami akan berjalan ke sana. Kau dipercayai ayahku, bersumpah lah dengan nyawamu bahwa kau tidak akan mengatakan kepada siapa-siapa tentang ini" tegas Allegro menatap manik matanya.

"Aku bersumpah dengan nyawaku, Pangeran."

Lalu Allegro memasuki hutan bersama Lucier, meninggalkan kusir dan kereta kudanya yang lanjut pergi.

"Hei, kak. Dia menawarkan diri untuk mengantarkan kita, kenapa malah kau tolak? Aku bingung terhadapmu" protes Lucier.

"Ada orang lain yang ditugaskan untuk mengantarkan kita" jelas Allegro sambil melihat sekitar, memastikan tidak ada orang yang membuntuti mereka berdua.

"Benarkah?"

"Iya, ayahku telah berkomunikasi dengan paman Lion. Jadi, dia akan menemui kita dan mengantarkan kita. Ah, itu dia!" Allegro menunjuk ke sisi lain hutan. Disana ada Chairoz yang menghampiri mereka berdua.

"Paman, senang melihatmu" sapa Allegro.

"Kau semakin tinggi, Pangeran, padahal belum lama ini terakhir kali aku melihatmu. Dan kau... Eh, Xavier? Bukankah kau sedang ganti perban?" Tanya Chairoz pada Lucier.

"Dia bukan Xavier, dia adik kembarnya, paman. Rambut mereka juga berbeda warna" peringat Allegro di akhiri dengan tawa.

"Oh! Kau pasti Lucier. Kalian tidak ada bedanya, maafkan aku. Hahaha" ketawa Chairoz.

"Ayolah, aku lebih tampan dari dia. Tapi, apa maksud paman soal ganti perban? Apa terjadi sesuatu pada kak Xavier?" Tanya Lucier dengan wajah khawatir.

"Kau mengkhawatirkan kondisi kakakmu?" Ganggu Allegro dengan senyum jahilnya.

"Tidak!"

"Xavier hanya terluka dikit, dia tau, dia bukan anak kecil lagi yang harus menangisi luka itu" Chairoz menjelaskan.

Perkataan mantan Hunter didepannya membuat Lucier terdiam sesaat. Kemudian mereka mulai perjalanan. Dandelion mengambil rute tercepatnya, rute yang ia gunakan ketika ingin ke Pack, saat mengantar murid-muridnya menuju sungai. Perlu beberapa jam untuk mereka sampai ke sungai. Tidak ada yang berubah, hanya suasananya yang terlihat tidak mendukung.

"Aku lelah!" Lucier menghembuskan nafasnya kasar, dia merenggangkan otot kakinya sambil melihat sekeliling.

"Sungai ini adalah tempat latihan para Mermaid clan, namun juga sebagai sumber air untuk beberapa hari ini. Setiap pagi para murid harus mengangkut air ke Akademi, karena ada masalah di saluran air yang saat ini sedang di perbaiki" Chairoz menunjuk pada jalan setapak di sisi lain.

"Setiap hari? Kau sudah tidak waras, paman" komentar Lucier.

"Ketidak warasan ku membuat mereka menjadi kuat. Ayo, dan berhati-hatilah, kalian bisa tersandung saat menuruni ini" ucap Chairoz memimpin. Mereka mulai berjalan, menuruni tanjakan yang tidak terlalu besar.

"Dan, murid-muridku melakukan perjalanan dari rumah ke sungai dua kali" ceritanya lagi.

"Astaga, apa mereka baik-baik saja?" Tanya Lucier.

"Yah mereka mengeluh dihari pertama, tapi selanjutnya mereka sudah terbiasa."

"Kau menganggap itu hal yang aneh, Lucier?" Allegro mulai mengganggunya lagi.

"Tidak, hanya saja aku tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini."

Mereka melanjutkan perjalanan. Namun sayangnya, tiba-tiba petir menyambar. Suaranya sangat besar, seakan di dekat mereka. Sedetik kemudian hujan turun dengan lebat. Membasahi tanah Astbourne.

"Hujan akhirnya turun" ucap Allegro, menyadari dirinya yang basah kuyup.

"Aku juga mencium bau api, tidak jauh dari sini" Chairoz mengendus udara sambil kembali berjalan.

"Itu di sana... sepertinya petir tadi yang kita dengar membuat sesuatu terbakar" Lucier menunjuk jauh ke depan mereka. Karena gelapnya langit, dan hutannya yang lebat, membuat cahaya merah kekuningan itu tidak terlihat dengan jelas.

Chairoz membelalakkan matanya, karna dia tau itu adalah lapangan latihan di hutan, milik Lycanthrope clan. "Ayo" ucapnya langsung berlari meninggalkan Allegro dan Lucier.

"Dia meninggalkan kita" kesal Lucier lalu kembali berjalan dengan langkah cepat.

"Ayo, cepat. Namun tetap berhati-hati" tuntun Allegro.

Di area latihan, semua orang yang sedang latihan, basah karena hujan. Mereka menghiraukan tubuh mereka yang kedinginan, semua orang lebih memilih memperhatikan pohon besar yang menjadi tempat mereka berkumpul, terbakar karna tersambar petir. Suara batangnya yang hancur membuat sebagian dari mereka merinding. Batangnya patah, dengan gerakan lamban pohon itu mulai jatuh tepat di atas area latihan.

"Semuanya, menyingkir dari area latihan!!!" Suara lantang itu berasal dari Declan yang saat itu juga tengah berlatih bersama teman-temannya.

Lalu kemudian, semua orang berlarian, melaksanakan perintah Declan. Mereka berlari menjauh dari area latihan. Sementara Gara masih berdiri tepat di bawah pohon besar itu akan jatuh. Dia menyaksikan pohon itu terbakar.

"Gara!" Teriak Chairoz yang sudah sampai di tempat. Seketika saja, Gara berbalik dan lari dengan sekuat tenaga. Dia tau, dirinya tidak akan berhasil. Gara bertransformasi menjadi wujud serigalanya. Semua orang yang berbeda tingkatan di tempat itu hanya bisa diam seribu bahasa saat melihat wujud serigala Gara. Dengan cepat, Gara keluar dari area latihan dan mendekati kumpulan teman-temannya.

Pohon itu jatuh, membuat gempa kecil yang mengguncang tanah itu. Pemandangan yang tidak diinginkan. Semuanya bersyukur, yang tersambar bukanlah pohon raksasa yang ada di ujung lapangan latihan. Jika saja pohon raksasa itu yang jatuh, mungkin akan terjadi gempa besar yang menimpa wilayah Astbourne.

Karna apinya yang tak kunjung padam, meski hujan tengah turun, Harold yang mendengar laporan langsung datang ke tempat itu dan mengendalikan air-air di dilangit lembah Astbourne untuk memadamkan api yang mulai menyebar, bersama guru-guru dan murid-murid lain yang ingin menyaksikan apa yang terjadi.

"Gara, kau tidak apa-apa?" Tanya Piers yang tiba bersama teman-teman lain menatap Gara, sekaligus kagum melihat wujud serigalanya.

Gara tidak menjawab, dia bahkan tidak bergerak sama sekali. Tubuhnya menegang sejak tadi, ia masih memperhatikan kobaran api yang mulai menghilang ditelan air itu. Kemudian, Gara menyadari sesuatu. Ia menoleh, dengan wajahnya yang tidak menampilkan ekspresi apa-apa. Dirinya menemukan sosok yang tidak asing, jauh darinya.

"Gara..." gumam Allegro yang kaget melihat wujud serigala Gara. Dia yakin, itu adalah adiknya yang sedang ia tunggu-tunggu. Semua orang menoleh ke arah yang sama, begitu juga dengan Xavier. Iblis itu juga menemukan adik kembarnya di samping Allegro.

Gara merilekskan tubuhnya, kemudian ia bertransformasi ke wujud manusia. Tubuhnya ditutupi bulu-bulu yang basah, namun ia merasa hangat seperti biasanya. Terlebih, dia menemukan kakaknya yang sangat ia rindukan.

"Kak Allegro..." gumamnya sambil berjalan pelan menghampiri Allegro. Begitu juga dengan Vampire berambut pirang sebahu itu. Allegro berlari menghampiri Gara. Mereka berdua berpelukan. Saling membisikkan kalimat rindu. Tidak ada yang akan menyadari, bagaimana Gara bergetar dipelukan hangat Allegro.

Allegro menyadari kehadiran Dylan, dia pun mengisyaratkan untuk Dylan menghampiri mereka. Dylan tersenyum, lalu berlari menghampiri dan ikut bergabung dalam pelukan saudara itu

Sementara Xavier, bertingkah seakan tidak melihat apa-apa di sana. Dia malah menanggapi beberapa teman satu clan nya yang berbicara masalah petir.

1
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
neptuneee
wadduuhhh bahayaaa
neptuneee
lightt lucuuu bangettttt
CupcakeHugs
Rasanya kaya terombang ambing bacanya! Aku bener-bener merasa seperti nyata!
cutdiann: terimakasih telah membaca Metanoia; The Hybrid! terus dukung karya ini ya!!!
total 1 replies
CandycaneMissy
semangat thor,ceritanya bagus,..crazy up dong😄👍💪
cutdiann: terus dukung karya ini ya!! support!
total 1 replies
Respati Wijaya
Malesnya aku jadi senyum-senyum sendiri baca ceritanya thor.. daku tunggu nextnya
cutdiann: hahaha! terus dukung karya ini ya!!
total 1 replies
floufrouu
semangat selalu Thor aku suka ceritanya ❤️❤️
cutdiann: terimakasih! terus dukung karya ini ya!!
total 1 replies
Cinta Misnaming
Thor! Ada banyak pertanyaan di kepala saya nih.. tapi untuk sekarang saya cuma bisa bilang “hayo buruan di update thooooor!!!!!!”
cutdiann: pertanyaan apa tuh di kepala kamu?! btw, terus dukung karya ini ya!!
total 1 replies
coastbycoast
Kalau lagi patah hati, paling tepat emang baca-baca karya author. Bisa melupakan semua kesedihan~
cutdiann: terus dukung karya ini ya! biar cepet sembuh patah hatinya
total 1 replies
SecretFruity
waaah... makin seru aja nih... like for u...
cutdiann: terus dukung karya ini ya!
total 1 replies
neptuneee
jahat bener Nicholasnyaa
neptuneee
waduhh makin penasaran
neptuneee
Bagus, ceritanya bikin degdegan, berasa lagi ikut ke Akademi trus ikut ujian sama makhluk itu!
MouthofMexico
lanjut semngat menulis karya karya mu thorr sehat sll😍😘
cutdiann: makasih cuy, terus dukung karya ini ya👍🏼
total 1 replies
rowiethelabel
Ya ampun thor, kok tega sih digantung gini
Nulamal
lanjut thorr!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!