Ji An Yi adalah seorang gadis biasa yang mendapati dirinya terjebak di dalam dunia kolosal sebagai seorang selir Raja Xiang Rong. Dunia yang penuh dengan intrik, kekuasaan, dan cinta ini memaksanya untuk menjalani misi tak terduga: mendapatkan Jantung Teratai, sebuah benda mistis yang dapat menyembuhkan penyakit mematikan sekaligus membuka jalan baginya kembali ke dunia nyata.
Namun, segalanya menjadi lebih rumit ketika Raja Xiang Rong-pria dingin yang membencinya-dan Xiang Wei, sang Putra Mahkota yang hangat dan penuh perhatian, mulai terlibat dalam perjalanan hidupnya. Di tengah strategi politik, pemberontakan di perbatasan, dan misteri kerajaan, Ji An terjebak di antara dua hati yang berseteru.
Akankah Ji An mampu mendapatkan Jantung Teratai tanpa terjebak lebih dalam dalam dunia penuh drama ini? Ataukah ia justru akan menemukan sesuatu yang lebih besar dari misi awalnya-cinta sejati yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
Di kediaman Putra Mahkota Xiang Wei, seorang pelayan melaporkan apa yang telah terjadi pada Selir Ji An Yi. Pelayan tersebut, yang diam-diam menyelidiki, menjelaskan bahwa Selir Ji An Yi terus-menerus menjadi target jebakan yang dirancang oleh Permaisuri Yang Xi. Selain itu, perlakuan dingin Raja Xiang Rong terhadap Ji An Yi semakin memperburuk situasi.
Mendengar hal itu, hati Xiang Wei dipenuhi rasa tidak tega. Ia merasa harus melakukan sesuatu untuk membantu Ji An Yi. Namun, salah satu prajurit setianya segera memberikan saran.
"Yang Mulia, hamba mengerti kekhawatiran Anda, tetapi jika Anda terlalu terlibat dalam masalah ini, itu hanya akan semakin menyulitkan Selir Ji An Yi. Permaisuri Yang Xi dan Raja Xiang Rong tidak akan tinggal diam, dan posisi Selir Ji An Yi akan semakin terancam."
Xiang Wei menghela napas panjang, matanya penuh kegelisahan. "Aku tahu kau benar, tapi aku tidak bisa hanya berdiam diri. Jika ini terus berlanjut, Ji An Yi tidak akan bertahan lama dalam tekanan seperti ini."
"Yang Mulia," prajurit setia Xiang Wei melanjutkan dengan hati-hati, "mungkin akan lebih bijaksana jika Anda membantu secara tidak langsung. Cari cara untuk menguatkan posisi Selir Ji An Yi di mata Raja atau ungkap kebenaran tanpa melibatkan nama Anda."
Xiang Wei mengangguk perlahan. Ia tahu prajuritnya benar. "Baiklah, aku akan mencari cara. Tapi pastikan kau tetap memantau keadaan Ji An Yi. Jangan biarkan dia sendirian dalam menghadapi ini."
Dengan tekad baru, Xiang Wei mulai merancang rencana untuk membantu Ji An Yi tanpa menarik perhatian berlebihan. Ia bersumpah, tidak peduli seberapa rumit situasinya, ia tidak akan membiarkan wanita yang dicintainya menderita sendirian.
Ke esokkan Paginya
Di dapur, Lin Li dan Xiao Mei mulai mengamati gerak-gerik pelayan lain. Mereka berpura-pura sibuk membantu mempersiapkan makanan untuk para penghuni istana.
"Lin Li," bisik Xiao Mei pelan, "lihat ke sana. Yan Fei membawa sesuatu dan menyembunyikannya di dalam laci itu."
Lin Li melirik ke arah yang dimaksud. Benar saja, Yan Fei tampak memasukkan sebuah kantong kecil ke dalam laci yang terkunci.
"Kita harus melaporkan ini pada Nona Ji An," ujar Lin Li tegas.
Di dapur, Lin Li berhasil mengambil kantong kecil dari laci tempat Yan Fei menyimpannya, menggunakan kunci duplikat yang ia temukan sebelumnya. Ia segera membawanya ke Ji An.
"Nona, ini bukti yang kita cari," kata Lin Li sambil menyerahkan kantong itu pada Ji An.
Ji An membuka kantong kecil itu dan mencium isinya. Bau khas herbal yang sama tercium kuat. Ji An mengepalkan tangannya.
"Ini cukup untuk menunjukkan siapa dalang di balik semua ini," ucap Ji An tegas.
Namun, sebelum Ji An sempat melangkah lebih jauh, seorang pelayan masuk terburu-buru. "Nona Ji An Yi, Yang Mulia Permaisuri memanggil Anda ke kediamannya sekarang juga."
Ji An menghela napas dalam. "Sepertinya dia sudah mulai curiga. Lin Li, simpan bukti ini baik-baik. Aku akan menghadapi Permaisuri."
___
Di kediaman Permaisuri Yang Xi, Ji An disambut dengan tatapan dingin.
"Ji An Yi," Permaisuri memulai dengan nada tajam, "aku mendengar desas-desus bahwa kau sedang mencoba mencari dalang di balik insiden ini. Kau mencoba membuktikan bahwa kau tidak bersalah?"
Ji An membungkuk hormat. "Hamba hanya ingin membersihkan nama hamba, Yang Mulia."
Permaisuri tersenyum dingin. "Kau harus berhati-hati. Jika kau terus mencari masalah, kau mungkin akan menghadapi konsekuensi yang lebih berat."
Namun, Ji An tetap tenang. "Hamba hanya menjalankan tugas hamba, Yang Mulia. Jika hamba menemukan sesuatu, hamba akan langsung melapor pada Raja."
Tatapan Permaisuri berubah tajam. "Kau pikir kau bisa bermain dengan api dan tidak terbakar, Ji An Yi?"
Ji An menatap Permaisuri dengan penuh percaya diri. "Hamba tidak takut, Yang Mulia. Kebenaran akan selalu terungkap."
\*\*\*\*
Kembali ke paviliunnya, Ji An memutuskan untuk membawa bukti itu langsung ke Raja Xiang Rong. Namun, ia sadar bahwa langkah ini sangat berisiko. Jika rencananya gagal, ia tidak hanya akan kehilangan tempatnya di istana, tetapi juga keselamatannya terancam.
Namun, Ji An tahu, ini adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri semua ini.
Saat Ji An kembali ke paviliun, ia dikejutkan oleh kehadiran Putra Mahkota Xiang Wei yang berdiri menunggunya di dekat pintu masuk.
Lin Li segera mendekat, memberi tahu dengan suara pelan, "Nona, Yang Mulia Putra Mahkota sedang menunggu Anda. Sepertinya ada sesuatu yang penting ingin beliau sampaikan."
Ji An mengangguk dan segera melangkah mendekati Xiang Wei. Dengan tenang ia bertanya, "Yang Mulia, apakah ada sesuatu yang perlu saya lakukan atas kehadiran Anda di sini?"
Melihat Ji An Yi, Xiang Wei hanya tersenyum hangat. Wajahnya memancarkan kelembutan yang berbeda dari biasanya, membuat Ji An merasa sedikit canggung. Kenapa setiap kali bertemu, pria ini selalu terlihat penuh perhatian seperti itu? pikir Ji An dalam hatinya.
Ji An mencoba lagi, kali ini dengan nada lebih formal. "Yang Mulia, apa ada hal yang ingin Anda sampaikan?"
Akhirnya, Xiang Wei menjawab. Ia mengeluarkan sebuah gulungan kertas dari balik lengan jubahnya dan menyerahkannya kepada Ji An.
Gulungan itu memuat bukti tertulis bahwa bubuk herbal yang mencemari makanan Raja Xiang Rong memang dibeli oleh Yan Fei, pelayan kepercayaan Permaisuri Yang Xi.
"Saya pikir ini akan membantu Kamu Ji An Yi" ujar Xiang Wei dengan nada serius. "Saya tidak bisa membiarkan Kamu terus dijebak tanpa dasar yang jelas. Bukti ini cukup untuk menjernihkan nama Kamu di hadapan adikku Xiang Rong."
Ji An membuka gulungan kertas itu dan membaca isinya dengan seksama. Bukti itu jelas dan tak terbantahkan. Namun, ada keraguan di wajahnya. "Yang Mulia... ini bukti yang kuat, tetapi jika saya membawanya ke hadapan Raja, Permaisuri Yang Xi pasti akan membalas dengan lebih kejam."
Xiang Wei memegang pundak Ji An lalu menatapnya dengan lembut . "Jika Kamu tidak bertindak, mereka akan terus menekan Mu Ji An Yi. Tapi jangan khawatir, saya akan memastikan keselamatan Mu, Jika Xiang Rong tidak mau mendengarkan, maka saya sendiri yang akan bertindak."
Ji An terdiam. Ia merasakan konflik di dalam dirinya. Bukti ini adalah peluang besar untuk membersihkan namanya, tetapi ia tahu resikonya juga tidak kecil.
Lin Li, yang mendengarkan percakapan itu, akhirnya angkat bicara. "Nona, ini kesempatan yang langka. Jika tidak digunakan, Anda akan terus menjadi korban jebakan mereka."
Ji An menarik napas dalam-dalam. Ia tahu, cepat atau lambat, ia harus menghadapi Permaisuri Yang Xi secara langsung. Dengan tekad yang mulai tumbuh di hatinya, ia menatap Xiang Wei dan berkata, "Baiklah, Yang Mulia. Saya akan mencoba membawanya ke hadapan Raja Xiang Rong."
Xiang Wei tersenyum "Jika Anda butuh bantuan, saya ada di sini."
Namun, di balik kehangatan itu, Xiang Wei juga menyimpan kekhawatiran. Ia tahu bahwa langkah ini tidak akan mudah bagi Ji An, dan ia harus siap melindunginya dari ancaman apa pun.
jangan lupa mmpir balik ya🥰