Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Rion menunggu hingga malam, harusnya Aily pulang dari sore. "Mana ada kuliah sampe malam begini!" Rion kesal bercampur khawatir padahal waktu baru menunjukan jam 7 malam. Rion sangat ingin memarahi Aily karena sudah membuatnya menunggu kabar dari gadis itu melalui ponselnya, namun sekarang ia malah di buat menunggu lagi.
Walau dia duduk dengan santai pikiran nya sangat ingin segera mengambil kunci mobil di atas meja untuk mencari Aily, namun rasa gengsinya menolak untuk khawatir pada gadis itu.
Rion pun menghembuskan nafasnya kasar lalu mengambil kuci mobil, bergegas keluar dari apartemenya. "Aily?" panggil Rion saat membuka pintu dan terdapat Aily di depanya yang sedang berdiri sambil melamun.
Aily lalu mengangkat kepalanya dan menatap wajah hawatir Rion. "Apa kamu baik-baik saja?" pertanyaan itu yang pertama kali keluar dari mulut Rion, padahal dari awal dirinya berniat langsung memarahi gadis ini. Namun karena wajah Aily terlihat kusut dan sedih, ahirnya Rion mengurungkan niatnya.
"Harusnya seperti ini," gumam Aily lalu memeluk Rion dan menenggelamkan wajhanya di dada bidang pria itu, Rion pun ikut memeluk gadis itu walau dalam keadaan bingung.
'Harusnya orang tuaku sendiri yang bertanya kabar anaknya, kenapa harus kamu or**ang yang menghawatirkanku?' tanyanya dalam hati. Aily tidak menangis sedikitpun namun rasa sedihnya terlihat jelas di wajahnya.
"Tenanglah ada aku disini," ucap Rion berusaha menenangkan Aily dengan cara mengelus punggung gadis mungil itu.
Suara lembut Rion terdengar sangat sopan di telinga Aily, tipe suara seperti ini sudah jelas dapat menggambarkan jika pria yang mempunyai suara itu adalah pria yang lembut dan sangat bertanggung jawab.
Hati Aily menghangat, dia sangat nyaman berada di pelukan pria ini. Matanya perlahan mulai terpejam, walau tanpa tangisan di matanya gadis itu terlihat sangat menderita.
Entah mengapa Rion merasa nyaman saat memeluk gadis ini, dia mengeratkan pelukanya dan mencium aroma tubuh gadis itu.
Lama-kelamaan beban tubuh Aily semakin berat, karena gadis itu sudah tidak menopang bobot tubuhnya dengan kedua kakinya sendiri. Rion pun menggendong Aily masuk ke dalam kamar gadis itu dan membaringkanya di sana.
Pria itu melepaskan tas ransel dari punggung Aily dan membuka sepatu yang di kenakanya. Rion manatap Aily sebentar lalu menyelimuti gadis itu dan pergi mrninggalkanya, karena Rion tidak bisa berlama-lama di ruangan yang sama denganya. Dia lebih memilih kembali ke kamarnya.
Malam semakin larut, Rion sudah terlelap di dalam kamarnya namun tubuh bagian bawahnya terasa sangat berat. Akhirnya dengan sedikit kesadaranya dia membuka selimut yang di kenakan nya untuk melihat apa yang sedang merangkak di bawah sana.
Aily muncul dari dalam selimut dengan mata yang berkaca-kaca, walau setengah sadar Rion sudah bisa menebak jika orang yang merangkak di dalam selimut itu tidak lain dan tidak bukan pasti kelakuan gadis kecil yang sudah mulai ia terima kehadiranya itu.
"Aku terbangun kak, tapi aku tidak bisa tidur lagi."
Rion melihat ada kesedihan di dalam mata Aily, gadis itu belum selesai bersedih. Rion pun mengangkat tubuh gadis yang ada di perutnya dan membiarkan gadis itu berada di atas tubuhnya dengan wajah yang sejajar.
"Ceritakan padaku, apa yang membuat gadis mungil ini bersedih?" tanya Rion sambil mencolek hidung mungil Aily dengan satu tangan lainya yang merangkul pinggal ramping itu.
Walau Rion sangat mengantuk, dia bisa melihat bibir ranum Aily yang mengerucut karena sedih. Dan itu terlihat sangat menggemaskan di mata pria yang ada di bawahnya, Rion pun menarik tengkuk Aily untuk menayatukan kedua bibir mereka.
Perasaan ini muncul kembali, perasaan panas dengan jantung yang berdebar tidak karuan, pikiran yang kosong Rion sangat menyukainya. Rion ********** dengan sangat lembut begitu pun dengan Aily yang juga membalas ciuman pria yang selalu membuatnya merasa hangat.
.
.
to be continued...