Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasi Uduk
Saat saing, Arga sedang mengejar wanita misterius yang sudah mencoba memotret dirinya dan Zumairah.
"Ngumpet di mana dia, aku kehilangan jejak! Aku yakin dia ingin merusak hubunganku dengan Zumairah."
Arga geram karena tidak bisa menemukan wanita misterius itu. Wanita itu bisa bersembunyi di tempat yang tidak bisa dijangkau oleh Arga.
'Yeah, aku berhasil kabur dan Arga tidak bisa menemukanku. Hampir saja aku ketangkap basah olehnya,' batin wanita misterius itu yang masih bersembunyi di tempat persembunyiannya.
Karena Arga tidak menemukan wanita itu, ia kembali ke warung bakso.
Beberapa menit, Arga sudah bersama Zuma di warung bakso kembali. "Aku tidak berhasil menemukan wanita itu Zuma. Dia cerdik sekali!" kata Arga dengan wajah lesu.
"Terus gimana dong? Kalau dia tidak ditemukan, apakah kita akan baik-baik saja?" tanya Zuma dengan panik. Ia khawatir jika terjadi suatu masalah yang buruk.
Arga diam merenung. "Biarkan saja. Nanti saya yang urus. Yang penting, besok kita urusi masalah perceraian kamu dengan Zaki. Nanti aku bilang sama pengacara handal itu. Sekarang, saya antar ke kontrakan yuk? Kamu harus banyak istirahat."
Arga kemudian mengajak Zuma untuk segera pulang. Zuma mengangguk dan langsung berdiri untuk pulang ke kontrakan bersama Arga Dinata. Waktu juga sudah menginjak sore hari. Sesampainya di rumah, Zuma merasa netranya sangat mengantuk. Akhirnya ia tertidur.
***
Dua bulan kemudian
Julia sudah berhasil mendapatkan surat perceraian dari pemerintah setempat berkat bantuan dari pengacara handal pilihan Arga Dinata. Kini Zuma dan Zaki sudah sah bercerai.
Sempat terjadi penolakan yang keras dari Zaki. Membujuknya untuk mau ikut ke persidangan membutuhkan waktu berhari-hari.
Saat sidang perceraian dimulai, Zaki menolak berpisah dengan Zumairah dengan alasan dia ingin memperbaiki rumah tangga dan sangat mencintai Zumairah.
Namun, Zumairah sudah tidak mau rujuk dengan Zaki dengan alasan sudah sakit hati dan ingin mencari ketenangan.
Pengacara memberikan bukti rekaman kedzoliman yang dilakukan Zaki kepada Zumairah. Karena rekaman tersebut, hakim mengesahkan bahwa Zaki dan Zumairah resmi bercerai.
Saat itu, Zaki menangis dan geram dengan keputusan Zumairah. Dalam hati, ia ingin membuktikan, bahwa ia bisa bersama Zuma kembali.
Apakah mungkin Zaki bisa memelukmu Zuma kembali? Zuma saja sudah tidak mencintai Zaki.
***
Zuma sekarang sedang membuka usaha kecil-kecilan. Ia berjualan nasi uduk di depan kontrakan di pagi hari. Saat itu ia sedang melayani banyak pelanggan.
"Zuma kamu tinggal di sini? Aku beli lima bungkus nasi uduknya."
Tiba-tiba ada seorang pria tampan yang membeli nasi uduk Zumairah. Pria itu menatap tajam ke arah Zuma yang sedang membungkus nasi uduk.
Zuma terkejut. "Jonson? Itu kamu?" tanya Zumairah. Ia tak menyangka akan suka beli nasi uduk di tempatnya. Padahal Jonson anak orang kaya.
Jonson tersenyum. "Iya, aku Jonson. Ingin beli nasi uduk di sini. Mamaku suka nasi uduk, Apa salah? Aku baru tahu kalau kamu tinggal di sini! Kamu kok nggak ngasih tahu aku!" tanya Jonson penasaran.
Zuma langsung mengambil bungkusan kertas dan melayani Jonson yang membeli lima bungkus. Banyak pelanggan datang namun, Jonson memberikan banyak pertanyaan kepadanya.
"Iya ini sedang dibungkus kan. Tidak salah kok. Terima kasih, kamu sudah membeli nasi uduk buatan saya. Sudah ya, aku mau fokus jualan dulu," kata Zuma yang tidak mau diganggu oleh Jonson. Tidak lama pesanan Jonson sudah selesai.
Jonson menatap tajam Zuma. "Ini uangnya, kembaliannya buat kamu."
Jonson memberikan uang satu lembaran merah dan kembaliannya diberikan kepada Zuma.
Zuma merasa tidak enak. "Jonson, ini kembaliannya. Saya tidak bisa menerima uang ini!"
Zuma berlari ke arah Jonson dan memberikan sisa uang kembaliannya kepada Jonson.
Jonson tersenyum tipis. "Sudah kubilang, itu buat kamu. Saya juga tidak mau nerima uang kembalian dari mu," kata Jonson datar. Kini sikap Jonson sedikit jutek kepada Zuma. Namun, dia semakin dewasa dan baik. Tidak seperti beberapa bulan yang lalu.
Salah satu ibu-ibu melihat Zuma mengejar Jonson. "Mbak, emangnya kamu kenal Jonson? Kok kamu bisa tahu namanya? Apa kamu pacarnya? Kali aja pacarnya," ledek ibu-ibu yang juga membeli nasi uduk.
Zuma tertunduk. "Bukan pacar, Bu. cuma kenal tidak sengaja aja," kata Zuma dengan singkat. Ia tidak mau menjelaskan secara detail mengenai Jonson yang ternyata sudah saling kenal.
Ibu tersebut menyanggah. "Ah, masak. Dari wajah Jonson, dia itu seperti suka sama kamu lho? Ibu itu sudah tua dan berpengalaman. Nggak papa juga kalau dia pacar kamu, Neng. Dia itu anak orang kaya raya dan Jonson belum punya pacar. Mau saja kalau dia naksir kamu!"
Ibu itu terus meledek dan menginterogasi Zuma.
Zuma terkekeh. "Ibu bisa saja. Saya itu sedang fokus jualan. Masih nggak mikirin tentang nikah. Maaf, nama Ibu siapa ya?" kata Zuma dengan tegas.
Ibu itu berdiri sambil memilih gorengan buatan Zuma yang sengaja dijual. "Aku Ibu Fitri. Bu RT di sini. Jadi kalau kamu ada masalah, atau lagi galau, curhatnya sama Bu RT. Tuh, rumah Ibu," kata ibu tersebut yang ternyata adalah Bu RT.
Zuma tersenyum. "Oke Bu Fitri. Ini pesanannya. Terima kasih sudah melarisi dagangan saya."
Zuma sangat senang karena hari pertama ia dagang, lumayan banyak pengunjungnya.
Sama-sama Neng. Ini uangnya. Pas ya? Yasudah Ibu pulang dulu."
Zuma mengangguk kepada Bu RT. Ibu itu langsung kembali ke rumahnya setelah ia membeli nasi uduk.
Setelah Bu RT datang, ada beberapa ibu juga datang ke tempat jualan Zuma.
"Hai pedagang baru! Niat kamu jualan apa? Kok para suami kami pada beli di tempat kamu! Kami susah-susah memasak untuk sarapan suami saya, tapi malah membeli nasi uduk di tempat kamu! Kamu punya pelet?"
Ibu-ibu berperawakan tinggi dan berwajah bulat datang ke tempat Zuma jualan dan memarahi Zuma. Tidak lupa ia mendobrak meja dagangan Zuma yang sudah terisi oleh beberapa makanan. Dobrakan ibu-ibu tersebut membuat beberapa gorengan milik Zuma terjatuh.
Netra Zuma berkaca-kaca karena dagangannya terjatuh. "Ibu kalau bicara dijaga ya? Saya ini jualan agar saya bisa hidup! Saya tidak tahu menahu jika suami Ibu membeli di sini. Saya hanya sebatas berjualan dan melayani para pelanggan. Dan tidak lebih. Dan saya tidak punya pelet apa pun," jelas Zuma dengan nada nyaring.
Zumairah menahan air matanya yang hampir saja tumpah. Ia berusaha tetap tegar menghadapi resiko.
Ibu-ibu itu semakin marah. "Pinter juga kamu ngeles. Bilang aja mau menggaet para suami kami. Jamunya janda murahan 'kan? Saya kadang lihat kamu bersama pria tampan naik mobil. Itu namanya apa kalau nggak genit? Kamu wanita penjual diri 'kan? Suaminya aja nggak jelas!"
Hinaan bertubi-tubi muncul dari tetangganya. Padahal Zuma sudah berusaha menjadi yang terbaik di kontrakannya dan tidak berbuat macam-macam.
Ibu-ibu berperawakan gendut ikut mendekati Zuma. "Benarkah Bu dia bersama pria kaya di dalam mobil?" tanyanya penasaran.
"Benar, saya lihat sendiri. Malah mereka mesra banget. Saling curhat dan tertawa ria. Pasti pria itu simpanan wanita itu! Wanita murahan dia. Lebih baik kita usir saja dari kontrakan ini!"
Ibu-ibu berwajah bundar berencana untuk mengusir Zuma dari kontrakan tersebut.
"Ya, kita usir saja. Mengotori warga penduduk sini. Ayo, kita sama-sama usir dia!" timpal ibu-ibu berbadan gemuk.
Mereka saling mensupport agar Zumairah ditendang dari komplek perumahan ibu-ibu julid tersebut.
"Wanita murahan! Cepat kemasi barangmu. Dan pergi dari sini! Kami beri waktu dua jam, jika kamu tidak segera pergi, dengan cara paksa akan kami lakukan. Karena kita adalah Ibu-Ibu anti selingkuh! Ibu-ibu anti Pelakor!" katanya dengan nada pongah. Tidak ada belas kasihan jika itu menyangkut tentang Pelakor walau Zuma bukan Pelakor.
Lanjut gak?