Shen Long yang awalnya tidak ingin menjadi seorang Dewa karena lebih memilih untuk membahagiakan istrinya, kini memilih jalan Dewa demi bersama Istri-istrinya lagi.
Akankah Shen Long bisa kembali berkumpul bersama Istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode ~ 25.
Sebenarnya Paviliun Bintang sudah banyak merekrut Kultivator dari kota lain, kecuali kota Chenliu, karena pihak Paviliun Bintang memiliki alasan tersendiri.
Zhao Beifang melirik Shen Long yang masih belum bereaksi. Zhao Beifang mengangkat alisnya seakan teringat akan Lencana yang pernah dititipkan oleh leluhur Sekte Menara Abadi secara turun-temurun.
" Shen Long... Aku tidak tau apakah Lencana Suci Sekte Dewa Abadi ini masih berfungsi atau tidak. Namun aku harap agar kamu menemukan jawabannya." Zhao Beifang mengeluarkan sebuah Lencana berbentuk bulat telur yang terukir sebilah pedang yang seakan tertancap di tanah.
Di atas ukiran pedang juga terdapat ukiran bintang segi lima dan di sisi lainnya bertuliskan Sekte Dewa Abadi.
Zhao Beifang memberikan Lencana tersebut kepada Shen Long dan menjelaskan bahwa itu adalah satu-satunya peninggalan Sekte Dewa Abadi pada masa lampau.
" Patriak... Kenapa kamu mempercayakan benda ini kepadaku? Bukankah ini adalah harta milik kalian?" Shen Long merasa heran, karena Zhao Beifang memberikan Lencana Suci Sekte Dewa Abadi, sementara masih banyak para Kultivator lain yang lebih berhak.
" Karena firasatku mengatakan bahwa kamu mampu memecahkan misteri di Lencana Suci ini." Jawab Zhao Beifang, meskipun sebenarnya dia juga tidak berhak memegang Lencana Suci Sekte Dewa Abadi karena itu adalah milik Klan Shen pada zaman kuno.
Hanya saja sudah turun-temurun Patriak Sekte Menara Abadi terus mencari pewaris Lencana Suci Sekte Dewa Abadi, namun tidak ada satupun yang bereaksi, sehingga mereka mengembalikannya kepada Patriak Sekte Menara Abadi, termasuk Shen Shangyun.
Tentu dari generasi ke generasi, anggota keluarga Klan Shen sama sekali tidak berminat untuk menyimpan Lencana Suci Sekte Dewa Abadi, karena terlihat biasa-biasa saja dan tidak meninggalkan petunjuk.
" Terimakasih Patriak... Aku akan mencari cara untuk memecahkan misteri Lencana Suci ini." Ucap Shen Long, lalu menyimpan Lencana tersebut di dunia jiwa miliknya.
Sementara Zhao Beifang bersikap biasa-biasa saja, karena dia sebenarnya masih ragu jika Shen Long bisa memecahkan misteri Lencana Suci, meskipun tebakannya tertuju pada Shen Long.
Alasannya sangat sederhana, karena dari semua anggota Klan Shen yang pernah diberikan Lencana Suci, semuanya tidak menemukan jawaban apapun.
Sementara untuk warisan Klan Zhao sendiri telah berhasil memecahkan misteri Lencana Suci Sekte Dewa Abadi milik mereka yaitu Menara yang berada di tangan Zhao Beifang sekarang.
Tentu Lencana Suci Sekte Dewa Abadi yang diwariskan kepada Klan Zhao memiliki ukiran menara yang diatasnya terdapat ukiran bintang segi lima dan di belakangnya terdapat tulisan Sekte Dewa Abadi.
Tidak ada yang mengetahui bagaimana Lencana Suci Sekte Dewa Abadi untuk Klan Shen berada di tangan Klan Zhao, sehingga sampai sekarang, Lencana tersebut tetap berada di tangan Klan Zhao dan sekarang berada di tangan Shen Long.
Di dunia dewa, para Kultivator dewa juga menggunakan berbagai macam senjata untuk bertarung, meskipun semuanya bisa menciptakan energi berbentuk berbagai macam senjata.
Hanya saja ketika menggunakan energi berbentuk senjata, disamping membutuhkan Qi dalam jumlah besar, penggunaannya juga kurang efektif, kurang tajam dan kuat.
Berbeda dengan dunia fana, senjata di dunia fana sudah tidak berfungsi lagi di dunia Shen Long sekarang, karena perbedaan gravitasi dan energi begitu besar.
Bahkan Pedang Seribu Bintang yang pernah Shen Long miliki tidak akan mampu memotong sebatang pohon yang ada di tempatnya sekarang, kecuali dilapisi Qi dalam jumlah besar.
" Sekarang pergilah... Aku harap kamu tidak mengecewakanku." Ucap Zhao Beifang, karena dia merasa percakapan mereka cukup lama.
" Baik Patriak... Kalau begitu, aku pergi dulu." Jawab Shen Long sambil membungkuk, lalu kembali ke kediamannya di Sekte Menara Abadi sebagai murid luar.
Meskipun jarak antara Klan Shen dan Sekte Menara Abadi masih satu kawasan dan memang cukup jauh, namun mereka memiliki gerbang teleportasi jika ingin cepat.
Terlebih perselisihan antara Klan Shen dan Klan Chen tidak bisa dihindarkan, sehingga Shen Shangyun memprioritaskan keselamatan putranya.
Jarak antara portal teleportasi ke kediaman Shen Long sebagai murid luar terbilang cukup jauh, sehingga dia harus berjalan kaki.
" Bukankah itu Shen Long?" Tanya salah satu murid luar yang berasal dari Klan Chen kepada rekannya, sambil menunjuk Shen Long yang sedang berjalan.
" Benar saudara... Sayang sekali kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena di Sekte Menara Abadi kita diawasi oleh para Tetua." Jawab salah satu murid yang berasal dari Klan Chen.
Semua murid dari Klan Chen diperintahkan oleh Chen Banlian secara langsung untuk membunuh Shen Long jika memiliki kesempatan.
Namun tidak boleh ketahuan, karena konsekuensinya bagi siapa yang membunuh di wilayah Sekte Menara Abadi, mereka akan dihukum seberat-beratnya.
" Tapi kita harus berhati-hati dan mencari tempat yang aman ketika bertindak. Aku dengan Shen Long tidak bisa dianggap remeh." Salah satu Kultivator mengingatkan rekannya, karena tugas mereka sangat rahasia.
Semua murid dari Klan Chen mengangguk kecil, lalu melakukan latihan seperti biasa, seorang tidak terganggu dengan keberadaan Shen Long.
Sementara Shen Long yang berjalan dari portal teleportasi ke kediamannya, kini sama sekali tidak menurunkan kewaspadaannya, karena dia sadar bahwa pertikaian sebelumnya tidaklah sederhana.
Ketika sudah berada di kediamannya, Shen Long beraktivitas seperti biasa, ketika dia belum menikah dengan Chen Zhengyue.
Di kamarnya, Shen Long duduk Berkultivasi untuk mengumpulkan energi alam di tempat itu, meskipun jumlahnya tidak seberapa.
" Sepertinya hidupku sudah kembali normal." Gumam Shen Long, sambil menghirup udara segar di kediamannya yang sudah lama tidak ditempati.
*******
Di sebuah tempat yang sangat rahasia, kini terlihat beberapa sosok yang sedang berkumpul di Istana yang menjulang tinggi dan megah.
Beberapa sosok tersebut tidak lain adalah para petinggi Paviliun Bintang yang sudah lama melakukan penyelidikan di seluruh benua timur.
" Jenderal Gu... Apa yang kamu temukan?" Tanya sosok yang duduk di sebuah kursi yang sangat mewah. Dia memakai jubah hitam dan menggunakan penutup kepala, sehingga wajahnya tidak terlihat jelas.
" Mohon maaf Raja Naga... Kami tidak berhasil menemukan keberadaan pemilik darah naga Zhiwu itu, karena dilindungi oleh putri Rubah itu. Hanya saja...." Sosok yang dipanggil Jenderal Gu menjelaskan tentang apa yang terjadi di wilayah kota Chenliu.
Jenderal Gu juga menjelaskan sesuatu yang tanpa sengaja dia temui di wilayah kota Chenliu, meskipun tempat itu dilindungi oleh sesuatu yang sangat kuat.
" Jadi.... Apa yang kita cari selama ini berada di kota terlemah itu?" Sosok yang dipanggil Raja Naga entah ingin menangis atau tertawa, karena sudah bertahun melakukan pencariannya justru tertuju pada wilayah yang menurutnya sama sekali tidak menarik.
" Benar Raja Naga. Apa kita akan binasakan kota itu?" Ucap Jenderal Gu, lalu kembali bertanya.
" Tidak perlu... Jika kita menyerang secara terang-terangan, maka pihak lain akan menuntut balas." Raja Naga melarang bawahannya bertindak gegabah, karena masih ada kekuatan-kekuatan lain yang menjaga kedamaian benua timur.
miauww..miauww.. wik..wik..wik..wik.. /Facepalm//Facepalm/
makan itu yg jln milih bagi kelompok.
mati aja semuanya