Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Arthur juga memperlihatkan rekaman cctv hotel beberapa tahun silam. Jadi mereka bisa menyimpulkan jika wanita yang Arthur bawa masuk kedalam kamar itu adalah ibu dari anak-anak itu.
"Apa kamu tidak curiga jika itu adalah anakmu?" tanya Ram to the point.
"Kami juga curiga, yang menjadi permasalahannya adalah data-data mereka sulit ditembus," jawab Arthur.
"Mengapa kalian semua jadi lemot?" tanya Ray.
Mereka semua saling pandang saat Ray bilang mereka lemot. Termasuk Lina juga.
"Coba kalian pikir, selama ini belum ada yang menyaingi kehebatan keluarga Henderson dalam hal meretas. Jika bukan keturunan keluarga Henderson itu sendiri," kata Ray lagi.
Mereka semua manggut-manggut, Darmendra berpikir. Ia juga bisa meretas, namun dikalahkan oleh anaknya.
Kemudian lahir lagi generasi baru, yaitu anak-anak si kembar tujuh, juga bisa menyaingi mereka.
"Masuk akal sih," jawab Darmendra.
"Jadi kesimpulannya adalah, hacker misterius yang kalian lawan itu adalah dua anak ini. Demi menyembunyikan identitasnya, mereka mengunci data pribadi mereka," kata Ray lagi.
"Mengapa aku tidak kepikiran kesitu?" gumam Arthur, namun masih didengar oleh mereka.
"Nah itu tadi, karena kalian lemot. Main serang langsung ke intinya. Tentu saja mereka melakukan serangan balik." Ray berkata lagi.
Mereka melihat kembali rekaman cctv di hotel tersebut, kemudian mencocokkan dengan rekaman cctv di mall.
"Ini wanita yang aku jumpa di toilet bandara," kata Diva yang baru ngeh.
Lalu Ram dan Ray mengambil alih komputer milik mereka. Ray dan Ram menelusuri setiap cctv jalan di kota ini.
Ram menelusuri cctv dari mall, sementara Ray menelusuri cctv jalan dari bandara. Ray menemukan bukti baru yaitu plat nomor mobil yang ditumpangi anak itu.
"Selidiki nomor mobil ini," pinta Ray.
Austin mengambil laptopnya dan mengetik keyboard laptop tersebut, Austin segera menyelidiki pemilik nomor plat mobil tersebut.
Hanya dalam hitungan menit, Austin sudah berhasil menemukan pemilik serta alamat mobil tersebut.
"Ini Om," ucap Austin memperlihatkan hasil penyelidikan nya.
"Tapi foto nya tidak sama dengan wanita di hotel tersebut," kata Ram.
"Bisa jadi saudaranya atau sahabatnya." Lina menyela.
Akhirnya mereka pun bergerak menuju alamat rumah tersebut. Lina dan Randy yang paling antusias.
Karena mereka sudah tidak sabar ingin memiliki cucu, dengan menggunakan 3 buah mobil, merekapun berangkat.
"Apa rencana kakak selanjutnya?" tanya Austin pada Arthur.
"Jika terbukti dia anakku, aku akan menikahi ibunya. Gak mungkin aku membiarkan mereka tanpa ayah," jawab Arthur.
Austin tersenyum. "Jika wanita itu menolak?"
"Kelemahan nya pasti anaknya, ibu mana yang tega berpisah dari anaknya."
Austin bangga pada kakaknya, meskipun dingin, namun sisi hangat nya juga ada. Akhirnya merekapun tiba di alamat yang dituju.
Mereka semua langsung keluar dari mobil, Lina menekan bel pintu. Yang membuka adalah Nina.
"Maaf ada keperluan apa ya?" tanya Nina.
Karena ia heran, keluarga Henderson datang membawa rombongan. Lina tersenyum sebelum menjawab.
"Kami ingin bertemu kedua anak kembar, apa mereka ada?" tanya Lina.
"Mereka sedang keluar bermain sepeda. Tapi ...."
"Siapa Nin?" tanya Carlina yang baru keluar dari dapur.
Carlina menghentikan langkahnya saat melihat seorang pria begitu mirip dengan putranya.
"Apa dia ayah dari anakku?" batin Carlina.
"Kamu?" Diva langsung maju dan memeluk Carlina.
Lina juga melakukan hal sama, tentu saja Carlina kaget di perlakukan seperti itu. Carlina memperhatikan wajah Diva.
"Oma yang di toilet itu, kan?"
Diva mengangguk. "Terima kasih sudah melahirkan penerus keluarga kami."
Padahal mereka sendiri belum bertemu dengan kedua bocah tersebut. Carlina tidak bisa berkata apa-apa.
Hal yang paling ia takutkan adalah, keluarga ini akan merebut anak-anak nya. Bagaimana bisa Carlina merelakan anak-anak nya direbut?
Ia yang mengandung dan melahirkan dengan susah payah, setelah anaknya besar tiba-tiba ingin direbut.
Belum sempat Carlina berkata apa-apa, Arthur sudah mendekatinya. "Bisa kita bicara?" tanya Arthur.
Carlina menoleh, ia memperhatikan wajah Arthur dengan seksama, karena postur tubuh Arthur lebih tinggi, jadi Carlina sedikit mendongak.
"Kami sudah menyelidiki semuanya, dan ternyata kamu adalah wanita malam itu," kata Arthur to the point. Saat ini mereka sedikit menjauh dari yang lain.
"Apa kamu ingin merebut mereka? Mereka anak-anakku, aku mengandung dan melahirkan nya membesarkan nya."
Arthur terdiam, jujur ia belum punya perasaan apa-apa pada Carlina. Namun demi anak, tidak ada salahnya menikahi ibu dari anak-anaknya.
"Bagaimana jika kita menikah? Menikah kontrak juga tidak apa-apa, jika dalam waktu setahun kita tidak ada kecocokan, kita bisa bercerai."
"Aku kembali agar anakku bisa bertemu ayah kandungnya, aku tidak boleh egois," batin Carlina.
"Bagaimana?" tanya Arthur.
"Apakah pernikahan bisa di permainkan?"
"Sebenarnya dalam keluarga kami tidak ada istilah seperti itu. Namun ini berbeda, kita bertemu karena kesalahan satu malam. Dan ...."
"Cukup! Tidak perlu di teruskan, disini aku yang dirugikan. Gara-gara malam itu aku harus kehilangan kesucian ku."
"Aku juga di jebak."
"Demi anak-anak, lebih baik aku terima saja. Masalah kedepannya biarlah takdir yang menentukan," batin Carlina.
"Kita bicarakan nanti saja, masalah pernikahan bagiku adalah masalah yang serius."
Arthur juga mengerti dan sependapat dengan Carlina. Jadi ia harus membicarakan masalah ini pada keluarga besarnya.
Sementara yang lain sedang mengobrol bersama Nina dan bertanya kehidupan mereka dahulu.
Nina menceritakan dengan gamblang, tanpa harus di tutup-tutupi. Toh menurutnya percuma jika harus di rahasiakan.
"Jadi selama ini kalian di negara A?" tanya Lina.
Nina mengangguk. "Sejak kejadian itu, Carlina diusir dari rumah. Dan aku meminta dia menyusul ku ke negara A."
Lina tidak menyangka kejadian seperti ini akan menimpa putranya. Sehingga membuat seorang gadis harus hamil diluar nikah.
Sementara Darmendra merasa dejavu dengan kejadian yang cucunya alami. Karena ia juga mengalami hal yang hampir sama.
Carlina dan Arthur kembali bergabung dengan mereka. Lina mendekati Carlina dan memeluknya.
"Kamu sangat cantik, Nak. Menikah lah dengan putraku, agar anak-anak bisa memiliki orang tua lengkap."
"Tapi kami tidak saling mencintai Tante, bahkan belum saling mengenal kepribadian masing-masing."
"Cinta bisa tumbuh juga sering bersama, mau ya?"
Carlina tidak menjawab, ia belum bisa memastikan. Namun anaknya juga memerlukan keluarga lengkap.
Meskipun mereka terlihat bahagia, pasti mereka masih membutuhkan kasih sayang dari seorang ayah.
Mereka tidak kekurangan kasih sayang dari Opanya, tapi tetap saja berbeda. Anak-anak lain memiliki ayah, sementara mereka tidak.
Selama ini juga, kedua anak itu harus menumpang kartu keluarga dengan Harley. Karena saat kelahiran mereka, keluarganya tetap dipertanyakan.
Carla dan Carlos baru saja tiba, keduanya heran melihat mobil terparkir di halaman. Lalu keduanya saling pandang.
.....
Saking hebatnya mereka, para senior ikut turun tangan.
Hidup itu selalu seimbang kiri dan kanan 😂😂
Apa jobdesk recesionis yaa? Satpam perusahaan? Ini perusahaan recehan ato gedean?
Kalo perusahaan gede, karyawan jiasa aja ga bisa asal masuk ke ruangan pimpinan..
Aahhgg ini kan dunia unreal, anything can happend right? 😂😂😂
🙏🏼🙏🏼
Semangay bosque 👌🏻
.