Dilarang Boom Like!!!
Tolong baca bab nya satu-persatu tanpa dilompat ya, mohon kerja sama nya 🙏
Cerita ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga yang terlihat sempurna ternyata menyimpan rahasia yang memilukan, merasa beruntung memiliki suami seperti Rafael seorang pengusaha sukses dan seorang anak perempuan, kini Stella harus menelan pil pahit atas perselingkuhan Rafael dengan sahabatnya.
Tapi bagaimanapun juga sepintar apapun kau menyimpan bangkai pasti akan tercium juga kebusukannya 'kan?
Akankah cinta segitiga itu berjalan dengan baik ataukah akan ada cinta lain setelahnya?
Temukan jawaban nya hanya di Noveltoon.
(Please yang gak suka cerita ini langsung Skipp aja! Jangan ninggalin komen yang menyakitkan. Jangan buka bab kalau nggak mau baca Krn itu bisa merusak retensi penulis. Terima kasih atas pengertian nya.)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENDUA 22
Tring ... tring ... tring ...
Bunyi dering telpon memecahkan keheningan di ruang makan, dimana ada sepasang suami istri yang tengah menikmati sarapan paginya. Sedangkan putrinya, Rafella sudah pergi ke sekolah 15 menit yang lalu.
Bunyi gawai di atas meja makan berhasil menarik perhatian Stella yang sedang menikmati sarapan pagi bersama suaminya, yang tak lain gawai itu milik Rafael. Entah kenapa pria itu menaruh gawainya di atas meja makan.
"Mas, kenapa tidak diangkat? Itu kan yang telpon toko perhiasan tempat kamu pesan cincin Sunrise Red impian aku." Tanya Stella setelah melihat ke layar pintar suaminya yang ada di atas meja makan.
"Tuh telpon lagi, angkat saja mas!" Seru Stella kembali melirik ke layar pintar Rafael.
'Aduh gawat Stella keburu lihat lagi.'
Rafael pun terus bergeming seolah perkataan Stella hanya sebuah angin saja. Melihat sang suami tak ada respon, buru-buru Stella meraih gawai Rafael yang ada di atas meja makan.
"Ya sudah biar aku saja yang angkat." Stella menghentikan sarapan nya kemudian menekan tombol hijau di layar pintar suaminya.
"Hallo, selamat pagi. Apa benar ini dengan Pak Rafael?"
"Selamat pagi, ini saya dengan istrinya."
"Selamat pagi Bu, maaf mengganggu. Boleh saya minta waktunya sebentar, saya mau minta review kepuasan pelanggan atas sepasang cincin Sunrise Red yang baru saja di beli oleh Pak Rafael."
Stella menoleh ke arah suaminya yang tampak menegang. "Maaf Pak, apa ini tidak salah. Jadi cincin pesanan suami saya sudah datang." Stella kembali bertanya perihal cincin impian nya seolah dia tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Manager tersebut.
'Aduh, mati aku! Cincin nya kan emang sudah ada. Tapi, aku berikan ke Angel.'
"Betul Bu, pembeliannya tanggal 2 kemarin bahkan Pak Rafael sendiri yang datang ke toko kami untuk mengambil pesanannya." Terang Manager Toko pada Stella perihal pesanan cincin Rafael.
"Oh ... jadi begitu, Pak. Tapi, maaf saya masih belum bisa untuk memberikan review perihal cincin itu karena saya belum menerima barangnya. Saya tanyakan dulu sama suami saya dan nanti akan saya kabari lagi."
"Baik Bu, terima kasih."
Sambungan telpon pun terputus, Stella menoleh menatap Rafael yang berada tepat di sampingnya sambil meletakkan kembali gawai Rafael di atas meja makan.
"Jadi ... cincin berliannya sudah datang, kamu beli, lalu Mas Rafael sudah ambil. Tapi, kenapa Mas tidak kasih tahu aku setelah beberapa hari yang lalu Mas ambil dari toko nya?"
Stella memberondong Rafael dengan berbagai macam pertanyaan yang tentunya berhasil membuat Rafael menegang, dan selain itu Stella menangkap wajah suaminya yang terlihat pias saat dia melontarkan pertanyaan.
'Aduh bagaimana ini, Stella sudah tahu kalau cincin itu sudah aku beli, lalu aku mau bilang apa?'
"Aaah ... ketahuan deh jadinya." Celetuk Rafael sambil memasang wajah sedihnya yang sengaja dia buat di hadapan Stella karena istrinya yang mengetahui semuanya.
"Maksud kamu apa, Mas?" Stella mengerutkan keningnya, penasaran dengan sikap Rafael yang tidak terlihat syok saat dirinya melontarkan pertanyaan perihal cincin impiannya. Padahal Stella yakin kalau ada suatu hal yang di sembunyikan Rafael darinya, tetapi semua dugaannya melesat. Suaminya seperti sosok actor yang sangat pintar memainkan drama.
"Baiklah, aku akan jujur. Aku sudah membeli cincin Sunrise Red itu dari beberapa hari yang lalu, tapi aku berniat mau memberikan kejutan untuk kamu karena aku tahu itu cincin impian kamu, Sayang. Dan aku mau memberikannya di acara hari Anniversary kita. Tapi, sayang sudah ketahuan. Jadi gagal deh surprisenya."
Lagi dan lagi Rafael memasang wajah sedihnya di hadapan istrinya seolah Rafael begitu menyayangkan apa yang telah dia rencanakan untuk memberi kejutan pada istrinya, agar apa yang di sembunyikan dirinya tidak terendus oleh Stella.
'Semoga Stella percaya dan tidak banyak tanya lagi.'
"Ya ampun, Mas! Kamu itu romantis banget sih, aku tahu kamu itu tipe orang yang penuh kejutan."
"Tapi, Anniversary kita kan masih lama Mas." Sambungnya mengingatkan Rafael atas hari Anniversary mereka.
"Ya tidak apa-apa, Sayang. Mas kan ingin memberikan kamu kejutan di hari bahagia kita nanti."
"Makasih ya, Mas." Stella tersenyum kecut menatap wajah tampan Rafael yang terlihat lega setelah apa yang telah Rafael jelaskan pada istrinya.
'Ternyata kamu cukup pintar menutupi itu semua dari diriku, Mas. Tapi, aku bukanlah Stella yang dulu dengan gampangnya kamu berbohong di belakang punggungku sampai aku seperti orang bodoh yang tidak tahu penghianatan suamiku.'
"Sama-sama, Sayang." Rafael tersenyum lebar dan buru-buru menyelesaikan sarapan nya.
Beberapa saat kemudian mereka telah selesai sarapan, setelah itu Stella mengantar suaminya menuju pintu utama.
"Aku berangkat dulu ya, sayang. Kamu hati-hati di rumah." Rafael mengecup lembut kening Stella dan di balas anggukan oleh Stella.
*
Di tempat lain berdiri seorang wanita yang tampak menahan amarahnya. Saat ini kedua netra nya tengah menatap beberapa lembar foto yang ada di genggaman tangannya. Sorot matanya begitu tajam, terlihat jelas rahang nya begitu mengeras serta tangan satu nya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih.
Wanita itu merasakan sesak di dadanya setelah kedua netranya melihat gambar yang ada di dalam foto tersebut.
'Ku pastikan kamu akan menyesal atas semua perbuatanmu itu!'
🍁Kantor Rafael🍁
Disinilah Rafael berada di sebuah ruangan yang tampak luas, mewah, dan berbagai macam ornamen yang serba Lux menghias ruangan nya. Selain itu terdapat sebuah pigura besar yang terpajang di dinding tepat di belakang kursi kebesarannya, di dalam pigura tersebut ada sebuah foto keluarga kecilnya yang tak lain ada dirinya, Stella dan juga Rafella, sang buah hati.
Di dalam foto itu mereka bertiga tampak bahagia dengan sudut bibir yang terangkat ke belakang tercetak sebuah senyuman yang indah mewakili perasaan mereka.
"Maafkan aku, Sayang. Aku menyesal telah menghianati janji suci pernikahan yang telah ku ikrarkan di hari bahagia kita." Gumam Rafael sambil menatap lekat foto yang ada di hadapan nya kini.
"Aku tidak bermaksud mengkhianatimu, tapi entah kenapa aku tidak bisa mengendalikan perasaanku saat aku melihat sosok wanita lain di hadapanku." Rafael kembali mengingat pertemuannya dengan Angel kali pertama di sebuah Kafe.
Setelah termenung dengan segala pikiran yang bergelayut memenuhi kepalanya, Rafael segera membereskan pekerjaan nya yang memang saat ini sudah waktunya untuk dirinya pulang. Dan hari ini dia akan mengajak Stella dan juga Rafella pergi ke mall, mengingat Rafael yang selama ini sibuk bekerja hingga dia tidak ada waktu quality time bersama keluarga kecilnya.
Namun, Rafael berjanji pada dirinya sendiri kalau malam ini dia akan menyempatkan quality time untuk dua wanita yang dia cintai, dan kali ini Rafael tidak akan mengingkari nya lagi.
Tok ... tok ... tok ...
"Iya, masuk."
Ceklek
Terdengar suara derap langkah kaki yang melangkah masuk ke dalam ruangan itu, berjalan mendekat ke arah pria yang tengah duduk di kursi kebesarannya dengan setumpuk berkas yang ada di atas meja nya.
"Permisi Tuan, ini Proposal dari PT. MEGANTARA salah satu client kita yang mengajukan kerja sama dengan perusahaan anda."
"Hem, taruh disitu." Ucap Rafael yang tengah sibuk membereskan beberapa berkas di mejanya tanpa menatap Roni.
"Baik, Tuan. Kalau begitu saya tunggu anda di lobby." Roni membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat nya pada Rafael selaku bos nya, kemudian dia melangkah keluar meninggalkan Rafael yang masih sibuk dengan aktifitasnya.
🍁Mansion Rafael🍁
Sebuah mobil sport tengah memasuki gerbang mansion yang di kelilingi oleh tembok menjulang tinggi. Kini mobil itu terparkir tepat di depan lobby mansion, seorang pria yang berpawakan tinggi dan bertubuh atletis tengah keluar dari mobil dan berjalan masuk menuju pintu utama. Pria itu tak lain adalah Rafael yang baru saja pulang dari kantornya, dan kedatangannya tentu saja di sambut ceria oleh putri kesayangannya.
"Daddy ...." Rafella berlari menghampiri Rafael yang baru saja masuk ke dalam mansion.
"Iya, Princess." Rafael merentangkan kedua tangannya untuk menyambut Rafaella ke dalam pelukannya.
"Tumben, Dad sudah pulang?" Rafella masih memeluk erat Daddy nya. Seolah Rafella tidak ingin melepaskan Daddy nya untuk siapa pun.
Rafael mengurai pelukannya, kemudian menatap wajah mungil putrinya. "Pekerjaan Daddy sudah selesai, Sayang. Dan hari ini Daddy akan mengajak kamu sama Mommy jalan-jalan ke mall."
"Yeah, asik! Makasih ya, Dad" Rafella tersenyum girang sambil melompat setelah mendengar perkataan Daddy nya yang akan mengajak dirinya pergi ke mall.
"Kalau begitu Daddy mau mandi dulu ya, Sayang. Setelah itu kita berangkat."
"Ok, Dad."
"Sayang, hari ini aku ingin mengajak kamu dan Rafella jalan-jalan ke mall. Sudah lama kita tidak pernah quality time, dan kali ini aku akan menyempatkan waktu ku untuk kamu dan Rafella." Rafael berjalan menaiki anak tangga berukir dengan Stella yang berjalan di sampingnya sambil membawakan tas kerja milik Rafael.
"Iya, Mas. Makasih atas waktunya. Tapi, bagaimana dengan pekerjaan kamu?" Stella menatap heran suaminya yang tiba-tiba sudah pulang.
"Kamu tenang saja, Sayang. Pekerjaanku sudah selesai, kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Dan 2 hari lagi aku akan pergi keluar kota, ada pertemuan dengan client untuk membahas bisnis baruku." Rafael meyakinkan Stella sembari memberitahu akan keberangkatan nya keluar kota untuk urusan bisnisnya, dan di jawab anggukan oleh Stella.
*
🍁Mega Mall🍁
"Angel ...."
"Stella ...."
"Mas ... ini Angel, sahabatku!"
.
.
.
🍁Bersambung🍁
apa yg sedang direncanakan Angel sebenarnya? jangan2 dia memang sengaja mau merebut suami sahabatnya???
Semoga segera terbongkar. Ingin melihat wajah penyesalan Rafa....