Niat melamar sang kekasih malah dijebak, membuat Raymond seolah-olah menjadi seorang pembunuh. Rupanya dia telah dijadikan kambing hitam oleh sang kekasih dan selingkuhan kekasihnya.
Disaat Raymond akan segera mendapatkan hukuman mati, tiba-tiba sebuah sistem datang menyelamatkan hidupnya. Sehingga Raymond terpaksa harus mengganti identitasnya agar terlepas dari kejaran para polisi.
Raymond bertekad ingin membalaskan dendamnya kepada orang-orang yang sudah menghancurkan hidupnya. Sehingga dia harus menjalankan misi dari sistem untuk menolong wanita-wanita cantik dengan membuka sebuah usaha jasa sebagai pria bayaran. Membuatnya menjadi pria yang tampan, kuat, kaya raya, dan dikelilingi oleh banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Karena Rebecca seorang artis, mereka berinisiatif untuk berkencan di rumah Raymond saja. Untuk menghindari gosip miring diantara mereka. Yang penting Rebecca telah memenuhi janjinya untuk berkencan dengan Raymond pada malam ini.
Tapi walaupun begitu, tentu saja Raymond harus berpenampilan rapi dan wangi, karena itulah dia harus mandi dulu, menggosok seluruh tubuhnya dengan bersih. Kemudian dia mengenakan kemeja berwarna putih dan celana panjang berwarna hitam, tak lupa dia menyemprotkan parfum pada seluruh pakaiannya.
Hampir saja Rebecca dibuat terpesona dengan penampilan Raymond. Sampai dia tidak habis pikir mengapa ada pria setampan itu. Dia mata Rebecca, Raymond hampir terlihat nyaris sempurna. Perawakannya yang tinggi, berparas tampan, berkulit kuning langsat, hidung mancung, rahang tegas, dan memiliki bentuk tubuh yang proposional.
Sistem sama sekali tidak mengganti tubuh Raymond dengan orang lain. Penampilan Raymond yang versi sekarang adalah memang dirinya sendiri. Sistem hanya perlu mempermaknya saja dengan sedemikian rupa, sehingga Raymond versi yang dulu telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan rupawan.
"Emm... Sekarang kita harus melakukan apa?" Tanya Raymond dengan gugup. Bagaimana dia tidak gugup, seorang penggemar akhirnya bisa berkencan dengan idolanya.
"Bagaimana kalau kita menonton film saja?" Rebecca memberikan pendapatnya.
Raymond langsung menganggukan kepala. "Boleh."
Namun, mereka nampak kebingungan harus menonton film yang mana. Keduanya masih merasakan canggung.
"Kita nonton film apa saja, asalkan jangan film yang aku bintangi." Pinta Rebecca.
"Lho memangnya kenapa? Padahal film yang kamu bintangi pada seru." Tanya Raymond dengan kebingungan.
Rebecca membulatkan kedua matanya ketika mendengar perkataan Raymond. " Kamu sering menonton film ku?"
"Tentu saja. Sebenarnya aku ini adalah salah satu dari penggemar kamu. Bahkan disaat kamu dalam keadaan terpuruk pun aku tetap menjadi penggemar kamu."
Rebecca nampak tertegun ketika mendengarkan pengakuan dari Raymond. Rasanya sungguh tidak percaya, rupanya pria yang memiliki paras yang sangat tampan itu adalah salah satu dari penggemarnya. Disaat semua penggemarnya berubah menjadi haters gara-gara berita miring yang tersebar pada waktu itu. Justru hanya Raymond satu-satunya orang yang peduli kepadanya, dia yang sudah membuat namanya menjadi baik kembali.
[Ding!]
[Sepertinya Tuan sangat pandai ngegombal. Sistem akan memberikan bonus 100.000.000.]
[Nama Asli: Raymond Sanjaya
Nama Samaran: Bara
Usia: 27 tahun
Tinggi Badan: 185 cm
Berat Badan: 70 kg
Ketampanan: 100
Pesona: 100
Kekuatan: 50
Kemampuan: 0
Senjata: 0
Keperkasaan: 100
Dana: 500.000.000
Pemasukan Usaha Jasa: 109.000.000
Level: 1]
Raymond nampak menganga, rupanya sedari tadi sistem sedang mendengarkan pembicaraan mereka. Walaupun dia sama sekali tidak menduga akan mendapatkan hadiah dari sistem. Tapi semoga sistem tidak mengganggu acara kencannya dengan Rebecca. Apalagi kalau sampai mengintip.
Rebecca pun segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tidak sanggup memandangi Raymond lebih lama lagi, pria itu seakan memiliki magnet yang luar biasa membuatnya terpana. "Bagaimana kalau kita nonton film hollywood saja?"
Raymond menganggukkan kepalanya. "Oke."
Mereka pun segera menonton film hollywood, awalnya mereka dibuat tertawa karena film tersebut memang genre romance komedi. Akan tetapi lama-lama mereka telah dibuat salah tingkah ketika di dalam film tersebut telah menunjukan adegan ranjang tanpa sensor.
Wajah mereka nampak merah merona, apalagi suara desa-han di dalam film tersebut sangat terdengar jelas Membuat tubuh mereka merasakan panas dingin.
Setelah menonton film, mereka memutuskan untuk masak bersama, agar mereka bisa makan malam. Sehingga kini mereka sedang berada di dapur.
Rasa canggung pun perlahan mulai hilang, yang ada kini di dalam dapur tersebut telah dipenuhi dengan gelak tawa mereka. Sedari tadi mereka berdua saling bercanda.
Tiba-tiba Rebecca tertawa ketika melihat ada adonan terigu menempel pada wajah Raymond.
"Hahaha... Bara, wajahmu kotor."
Raymond segera membersihkan wajahnya dengan tisu, tapi tidak tepat sasaran. Sehingga Rebecca segera membantu Raymond untuk membersihkannya.
"Biar aku bantu membersihkannya." Ucap Rebecca sambil membersihkan adonan terigu yang menempel pada wajahnya Raymond.
Seketika Raymond nampak menegang ketika merasakan tangan Rebecca seakan-akan sedang mengelus-elus wajahnya.
Sehingga tanpa mereka sadari, mereka kini saling menatap satu sama lain. Pandangan mereka terkunci dengan penuh arti.
Entah siapa yang memulai, bibir mereka saling menempel satu sama lain. Yang awalnya hanya kecupan lembut berganti dengan lum-atan panas.
Bibir mereka saling mengecap. Kemudian saling berbelit lidah dan bertukar saliva. Ciuman mereka semakin ganas, seakan-akan ingin saling melepaskan rindu yang telah mereka pendam selama ini.
Raymond segera mematikan kompor yang sedari tadi menyala, tanpa melepaskan ciumannya dengan Rebecca. Kemudian dia mengangkat tubuh Rebecca, agar wanita itu duduk di atas meja dapur yang bersih.
Rebecca mengalungkan kedua tangannya memeluk leher Raymond, dia mendongakkan kepala Raymond menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Rebecca. Pria itu menciumi leher Rebecca dengan ganas.
"Emmhhh..." Rebecca merasakan geli ketika lehernya dijilati oleh Raymond, sesekali Raymond menghisapnya seperti vampir.
Kemudian ciuman Raymond turun ke bawah sambil membuka satu persatu kancing pada gaun yang Rebecca kenakan.
Jakun Raymond nampak naik turun ketika melihat bra Rebecca yang masih membungkus buah semangka nya. Sangat menggoda.
Raymond menarik bra ke atas sehingga menyembul kedua bulatan indah pada dada Rebecca. Tanpa menunggu lama lagi, Raymond segera melahap salah satunya. Bibirnya menarik put-ing Rebecca untuk masuk ke dalam mulutnya, lalu dia hisap dengan kuat.
"Ahhh..." Rebecca mendes-ah sambil memeluk kepala Raymond.
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗